Connect with us

Pendidikan

KidZone di Kampung Purun, Psikologis Anak Jadi Perhatian Eno

Diterbitkan

pada

KidZone, wadah anak-anak di Kampung Purun untuk belajar dan bermain bersama. Foto: nurul

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Riuh tawa dan nyanyian anak-anak terpancar di sebuah pendopo di Kampung Purun, kegiatan itu berlangsung setiap Jumat sore.

Saat menginjak kaki di tempat belajar informal itu, senyum anak-anak mengembang menyambut siapapun relawan yang datang.

Kegiatan itu dinamakan KidZone, wadah anak-anak di Kampung Purun untuk belajar dan bermain bersama. Dimulai pukul 16.00 Wita, mereka sudah berkumpul, belajar membaca, berhitung, mengenal sejarah, dan membaca doa bersama.

Baca juga: Budidaya Magot ‘Lalat Tentara Hitam’, Solusi Bisnis untuk Reduksi Sampah Organik

 

 

Retno Sulisetiyani -akrab dipanggil Eno-, itu mengungkapkan, KidZone lahir dari kegelisahannya terhadap tumbuh kembang anak di daerah pinggiran Kota Banjarbaru.

Retno Sulisetiyani, penggagas KidZone di Kampung Purun. Foto: nurul

“Saya sudah di sini sejak tahun 2016, tapi 2017 baru menyadari bahwa saya juga harus melakukan perubahan terhadap karakter anak-anak di Kampung Purun. Sangat miris hati saya melihat kenyataannya,” ungkapnya saat berbincang dengan Kanalkalimantan.com, Jumat (23/7/2021) sore.

Eno mengatakan, banyak kasus kekerasan baik fisik dan verbal yang dilakukan orang dewasa kepada anak-anak di desa tersebut.

“Perkataan bungul (bodoh) dan tambuk (busuk) dari orang dewasa dan sesama anak itu seperti makanan telinga saya, setiap kali mendatangi warga Kampung Purun, bahkan sebagian anak menjadi agresif dan kasar saat bermain bersama teman-temannya. Perlakuan menyakiti secara fisik dianggap sudah biasa karena mendapat perlakuan serupa di rumah,” beber Eno dengan mata yang berkaca-kaca.

“Saya bukan psikolog, jadi tidak bisa secara profesional melakukan terapi terhadap mayoritas anak-anak dan melakukan penyuluhan langsung kepada orangtua yang ada di Kampung Purun ini, tapi saya yakin dengan mendekati mereka, merangkul keluh kesah mereka semua, saya bisa berbicara dari hati dan akan sampai ke hati mereka,” ujar Eno.

Baca juga: Banjarmasin Terapkan PPKM Level 4, Pembelajaran Tatap Muka Otomatis Kembali ke Online! 

Ia mengatakan telah menemukan cara untuk melakukan sesuatu dengan keterbatasan yang dia miliki.

“Caranya dengan mendirikan wadah mereka untuk belajar dan bersosialisasi dengan bimbingan saya serta teman-teman relawan. Saya juga sudah dekat dengan warga Kampung Purun, jadi lebih bisa ngobrol santai bahwa berkata kasar terhadap anak dapat melukai jiwa mereka,” aku pegiat sosial ini.

Baca juga: BREAKING NEWS. Banjarbaru dan Banjarmasin Masuk ‘Daftar Hitam’ Penerapan PPKM Level 4! 

Perempuan yang juga aktif sebagai relawan bencana ini mengatakan, pendidikan bagi anak-anak di Kampung Purun belum terlalu diperhatikan dengan baik oleh para orangtua.

“Banyak anak-anak yang putus sekolah dengan alasan terkendala ekonomi, perhatian orangtua juga kurang didapatkan karena masing-masing perannya keluarga sibuk untuk mencari uang untuk makan,” katanya.

“Alhamdulillah, kegiatan ini selalu berjalan lancar tiap minggunya. Banyak donatur yang mendukung, rezeki untuk anak-anak selalu ada,” ucap Eno tersenyum. (kanalkalimantan.com/nurul)

Reporter : nurul
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->