Connect with us

Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Kickoff Webinar Literasi Digital HSS: Posting yang Penting, Bukan yang Penting Posting!

Diterbitkan

pada


KANALKALIMANTAN.COM, KANDANGAN – Bagaimana berinternet sehat, sampai sejauh mana kecanduan internet atau addiction internet.

Menghindari dampak negatif dari itu, dibahas dalam webinar literasi “Menjadi Orangtua yang Faham Literasi di Era Digital”, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kamis (8/7/2021), dengan moderator Rio Brama.

Menuju Indonesia Makin Cakap Digital, Kemenkominfo RI-Siberkreasi menggelar Literasi Digital Nasional 2021, dibuka Bupati HSS Drs H Achmad Fikry MAp Menjadi pembuka webinar, Windi Oktanaura, accountant PT Paragon Tecnology and Innovation mengupas tips dan pentingnya internet sehat.

“Cyber safety sama dengan internet sehat,” kata Winda. Kenapa perlu internet sehat? Karena bebasnya internet saat ini, yang tanpa aturan dan ada kejahatan-kejahatan bisa terjadi di dalamnya. “Konten pornografi, judi online, cyber bulliying dan lain-lain,” katanya. Kebiasaan-kebiasan buruk di dunia nyata jangan dibawa ke dunia maya atau internet.

 

 

Baca juga: Pedagang Protes! Sistem Parkir Elektronik Bikin Macet di Pasar Bauntung Banjarbaru

“Jangan over expose kehidupan pribadi kita di internet atau dunia maya,” kata Winda. “Jangan apa-apa kita share ke media sosial,” sambung Winda. Manfaatkan internet untuk belajar dan berkreasi. “Kontrol diri sendiri, batasi dengan konten-konten yang positif dan kratifitas kita, bisa semua kita akses mudah di internet,” ingatnya.

Dengan kita faham internet sehat, kita bisa sebagai pengguna menjadi waspada, sehingga lebih bijak dalam berinternet.

Nara sumber kedua, Siti Jamilah, penyiar radio Amandit Kandangan, membahas soal digital parenting. Menurut Mila, sekarang ini satu orang saat ini sudah memiliki lebih dari satu HP, gadget atau gawai.
“Lewat gawai anak-anak bisa terpapar pornografi lewat internet,” kata Mila -biasa disapa-. Untuk itu anak-anak butuh rambu dan pengawasan orangtua dalam mengakses internet.

Ibaratnya dunia internet saat ini sudah bagai ‘alam liar’, itu kenapa perlu rambu khusus bagi anak dalam menggunakan gawai atau handphone yang ada di tangannya. “Peran orangtua sangat menentukan,” kata jurnalis di Kabupaten HSS ini.


Etis bermedia digital. “Punya integritas dan tanggung jawab. Pertanggung jawaban di dunia digital atau maya itu sama dengan di dunia nyata, itu yang perlu disampaikan kepada anak-anak kita,” kata Mila.
Sekadar diketahui saja, Mark Zuckeberg dan Bill Gates haya memberikan gadget kepada anak pada usia 13 tahun.
“Orangtua bisa menyediakan atau menginstal Google Family Link untuk anak-anak,” kata Mila.

Nara sumber ketiga, Ni Putu Dwi Verayanti Utami, profesional MC, TV Host, presenter. Positif, kreatif dan aman di internet. Vera -biasa disapa- mengibaratkan, internet itu bagaikan dua mata pisau yang tajam, tepat atau tidak pengguna saja lagi dalam memakainya. “Karena jari yang salah bisa bikin musibah,” kata Vera. Kalau kita menggunakan internet secara sehat, semua edukasi bisa diperoleh.

“Mencari pengetahuaan, bisa jadi networking, mencari teman dan relasi,” kata Vera.
Di internet itu terutama media sosial, kata Vera, jangan mudah terprovokasi. “Cukup tahu sekadar informasi, jangan malah ikut menyebarkan,” kata dosen di salah satu perguruan tinggi di Bali ini. Bagi hal-hal yang positif dan kreatif di internet. “Posting itu permanen, gunakan jempol jari ini dengan bijak,” ingat Vera.
“Posting yang penting, bukan yang penting posting,” pungkas Vera.

Baca juga: Polisi Benarkan Penangkapan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie

Narasumber lainnya, Muhammad Mabdianoor, jurnalis radio Amandit Kandangan mengatakan, sekarang ini orangtua harus faham tentang kecanduan internet.

Perlu diketahui, remaja masih labil dan mencari jati diri di media sosial. Mereka lebih banyak hidup di dunia maya ketimbang dunia nyata.

“Setiap hari memikirkan apa yang mau di posting di medsos”. “Tangan kita tidak bisa lepas dari gadget,”
Rasa tidak nyaman ketika tidak menggunakan internet, berpikir terus menerus untuk menggunakan internet.
“Jika itu terjadi atau muncul, kamu kecanduan internet, artinya asik berlebihan dengan akses internet atau adiksi internet atau penggunaan internet yang berlebihan,” kata Mabdi.

Remaja paling banyak berpotensi kecanduan internet. “Cyber sexual addiction atau kecanduan situs porno,” kata. Cyber relational addicition, information overload (kencanduan kelebihan informasi), computer addiction (kecanduan komputer). Kiat mengurangi kecanduan internet? Batasi waktu penggunaan internet. Tinggalkan aplikasi-aplikasi yang tidak perlu. Jangan menotifikasi aplikasi atau website tertentu. (kanalkalimantan.com/al)

Reporter: al


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->