Connect with us

HEADLINE

Ketika Kedelai Impor Terus Naik: Pengrajin Tempe di Banjarbaru Kecilkan Ukuran, Harga per Potong Dinaikan

Diterbitkan

pada

Pabrik tempe ITJ di Jalan Mentaos Timur RT 001 RW 003, Kelurahan Mentaos Kota Banjarbaru, masih bertahan di tengah kenaikan harga kedelai. Foto: ibnu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Kenaikan harga kedelai dirasakan semua daerah di Indonesia, tanpa terkecuali di ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru

Bahan baku pembuatan tempe dan tahu tersebut dulunya berkisar antara 7 ribu sampai 10 ribu per kilogram, kini terus mengalami kenaikan hingga mencapai 11 ribu sampai 12 ribu per kilogram.

Kenaikan harga bahan baku itu dirasakan Purwanto, pemilik pabrik tempe ITJ di Jalan Mentaos Timur RT 001 RW 003, Kelurahan Mentaos Kota Banjarbaru.

Pabrik tempe ITJ di Jalan Mentaos Timur RT 001 RW 003, Kelurahan Mentaos Kota Banjarbaru, masih bertahan di tengah kenaikan harga kedelai. Foto: ibnu

 

 

Baca juga: Kantor Imigrasi Buka di Kotabaru, Warga Bikin Paspor Tak Lagi ke Tanbu  

Purwanto mengungkapkan, sudah beberapa waktu lalu harga kedelai di Banjarbaru naik, asalnya dengan patokan harga Rp 10.200 kini menjadi Rp 11.500 per kilogram, dan harga tersebut terus mengalami kenaikan.

“Hampir tiap hari berubah, kadang naik 100 rupiah, naik terus, ini yang kemarin itu naik turun,” ungkapnya, Kamis (3/3/2022)

Pabrik tempe ITJ di Jalan Mentaos Timur RT 001 RW 003, Kelurahan Mentaos Kota Banjarbaru, masih bertahan di tengah kenaikan harga kedelai. Foto: ibnu

Dijelaskan Purwanto, kedelai yang didapatkannya merupakan hasil impor dari luar, dari 100 persen kebutuhan kedelai Indonesia, petani hanya mampu menyediakan 10 persennya saja.

Kendati demikian, disebutkan Purwanto produksi tempe dipabriknya sendiri masih terbilang normal, walau dirinya harus menaikkan harga tempe buatannya yang harga tempe pada mulanya Rp 7.000 per potong, sekarang dijual 7.500 per potong.

“Yang perpengaruh itu malah waktu pandemi, sekolah libur banyak kantin tutup yang sangat berpengaruh terhadap produksi kami,” ucapnya.

Dalam sehari pabrik tempe ITJ yang pekerja hanya dua orang tersebut mampu mengolah kedelai menjadi tempe hanya mampu memproduksi 2 kwintal kedelai sehari, meski tidak banyak namun Purwanto masih mendapatkan untung.

Baca juga: Pertama di Luar Pengadilan Agama Banjarbaru, Tiga Pasangan Sidang Itsbat Nikah Terpadu

“Tempe potongan tidak naik, hanya dipendekan sedikit menyesuaikan,” ujarnya.

Dirinya tidak berharap banyak kepada pemerintah, yang terpenting kedelainya ada dan tidak langka. Langganan pun tidak masalah ketika dirinya menaikkan harga tempe produksinya yang terpenting laku dan masih banyak peminatnya.

“Harapannya kalau bisa kedelai bisa turun, yang terpenting masih ada dan tidak langka,” tandasnya.(kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->