Connect with us

Bisnis

Kenaikan Harga Cabai ‘Gencet’ Pelaku Usaha Makanan di Banjarmasin

Diterbitkan

pada

Pelaku usaha di Banjarmasin terimbas kenaikan harga cabai dan bahan lainnya Foto: tius

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Melonjaknya harga bahan pokok terutama cabai di pasaran, berimbas sektor ekonomi masyarakat, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Banyak pelaku UMKM di kota Banjarmasin mengeluhkan lonjakan harga bahan pokok terutama cabai.

Yuliani, salah satu pengusaha rumah makan di Kayu Tangi, di Jl Cendana, Kecamatan Banjarmasin Utara, mengatakan, cukup kewalahan menyikapi semakin pedasnya harga cabai.

“Ya kita kan usaha makanan, lombok sudah pasti jadi salah satu bahan utama dari usaha ini. Kalau harga belinya saja sudah mahal, yang ada malah minus penghasilan dari usaha ini,” ujar Yuli, saat diwawancara Kanalkalimantan.com, Minggu (7/3/2021).

Mengantisipasi hal tersebut, Yuli terpaksa mengurangi jatah pembelian cabai dari biasanya. Dampaknya porsi sambal untuk pembeli pun dikurangi. Ditambah lagi bukan hanya cabai yang naik harganya, tetapi bahan pokok yang lain, seperti sayur juga mengalami kenaikan harganya.

Di samping itu, ia juga tidak berani membeli cabai dan bahan pokok lainnya dengan jumlah yang banyak. Dikarenakan masih dalam kondisi pandemi covid-19, sehingga omzet penjualan sedikit menurun.

“Kalau sebelumnya kan, untuk pembeli lebih banyak dari kalangan mahasiswa. Tapi sekarang mahasiswa tidak aktif kuliahnya jadi dagangan agak sepi, ditambah lagi harga bahan pokok di pasaran naik, ya tambah susah kita buat cari keuntungannya,” ucap Yuli.

Hal serupa juga dialami oleh Abah Amat dan istri, yang berprofesi sebagai penjual gorengan di jalan Cemara Raya. Ia mengungkapkan, kalau terkadang mereka tidak menyediakan cabai untuk para pembelinya, dikarenakan harganya yang cukup meroket.

“Ya kalau untuk kue gorengan kan, memang tidak wajib adanya cabai, tapi kan terkadang ada pelanggan yang meminta cabai, jadi mau tidak mau kita juga menyediakan cabai,” ungkapnya

Selanjutnya dari keterangan Abah Amat, kalau untuk penyediaan cabai itu sendiri, melihat dari hasil dagangan. “Kalau kondisi dagangan lagi ramai pembelinya, bisa kita belikan cabainya, tapi kalau lagi sepi, lebih kita fokuskan untuk membeli bahan pokok yang lainnya,” tuturnya.

“Ya misalkan lagi kosong cabainya dan ada pelanggan yang minta cabai, ya mau tidak mau kita minta maaf saja kepada pelanggan dan bilang kalau cabainya lagi kosong, karena harganya yang mahal, modal tidak cukup untuk beli cabainya,” tambah istrinya. (Kanalkalimantan/Tius)

 

Reporter : Tius
Editor : Cell

 

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->