Connect with us

HEADLINE

Kalsel dan Kalteng Pasar Empuk Jaringan Narkoba Malaysia

Diterbitkan

pada

Peredaran narkoba di Kalsel dan Kalteeng sudah memasuki tahap serius Foto: dok

BANJARMASIN, Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi pasar potensial peredaran narkoba trans nasional. Sejak 2017 lalu, sudah beberapa kasus penyelundupan dengan barang bukti mencapai puluhan kilogram berhasil digagalkan. Bahkan, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalteng memperkirakan peredaran narkoba di tempatnya mencapai 20 kg tiap bulan.

Kepala BNNP Kalteng Brigjen Lilik Heri Setiadi mengatakan, peredaran narkoba juga sudah lintas negara. Berbeda dengan dulu yang hanya masuk melalui provinsi tetangga, kini pemasok besarnya berasal dari jaringan Malaysia.

“Kami memang mendapat informasi jumlah narkoba yang masuk dan ingin dierdarkan di Kalteng dalam sebulannya mencapai 20 kilogram,” kata Brigjen Lilik, Minggu (19/8).

Dia mengatakan, jumlah pengguna narkoba di Kalteng saat ini diperkirakan mencapai 8.000 orang. Jumlah ini menyebabkan BNN kewalahan dalam melakukan rehabilitasi jumlah. “Memang ada tempat rehabilitasi, tetapi itu sangat terbatas. Sehingga bagi pecandu berat akan diarahkan rehabilitasi ke pusat rehabilitasi Lido, Jawa Barat,” ujarnya.

Sementara itu, petugas tetap memburu dan mencari lokasi yang menjadi tempat peredaran obat-obatan terlarang dan narkoba , namun para pemainnya pun terus meluas hingga ke daerah pinggiran kota. “Saat ini pelajar pun juga ada yang menggunakan narkoba jenis sabu, ini sangat mengkhawatirkan sekali untuk generasi penerus kita,”ujarnya.

Sementara di Kalsel, pengungkapan sejumlah kasus besar narkoba–khususnya sabu, oleh jajaran Polda Kalsel maupun jajaran Polres, menunjukkan masifnya serbuan narkoba di Banua inu. Dalam kurun beberapa bulan terakhir, puluhan kilogram sabu dengan nilai lebih Rp 40 miliar berhasil digagalkan peredarannya.

Dir Resnarkoba Kalsel Kombes M Firman mengatakan, berbagai kasus narkoba yang terjadi di Kalsel dikendalikan dari dalam Lapas Karang Intan. Bermula dari napi dari dari dalam Lapas Karang Intan pesan ke salah satu teman kelompok jaringan lapas di LP Cipinang, Jakarta.

Untuk memenuhi pesanan tersebut, didatangkan narkoba dari Padang, lalu masuk ke Surabaya. Modus pengirimannya, sebagaimana terungkap di atas, bermacam-macam. Mulai dari menggunakan transportasi jalur udara, hingga pelabuhan.

Menurut Kombes Firman, sabu tidak sekaligus banyak dipesan dan diedarkan, tapi dibagi direcah jadi bagian kecil. “Tangkapan di Banjarbaru Ini ada kaitannya dengan salahsatu tersangka yang pernah Polda Kalsel ungkap. Jadi di Kalsel ini semua satu rangkaian satu jaringan,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Kasus narkoba di Kalsel memang terus meningkat dari tahun ke tahun. Status darurat narkoba pun harus disematkan di provinsi berpenduduk lebih dari 3,8 juta jiwa ini karena menjadi salah satu pintu masuk jaringan obat terlarang manca negara. Dari sejumlah kabupaten/kota di Kalsel, Kabupaten Banjar merupakan salah saru daerah dengan angka narkoba yang cukup signifikan!

Data yang diperoleh Kanalkalimantan.com peningkatan peredaran barang haram tersebut dibuktikan berdasarkan rekapitulasi data narkoba jajaran Polres Banjar periode tahun 2015-2017. Tercatat total ada sebanyak 562 temuan perkara narkoba hingga tiga tahun belakangan.

Jika jumlah rata-rata satu bulan 30 hari, dikali 12 bulan dan dikali lagi 3 tahun, dibagi 562 kasus, maka jika dikalkulasikan ada sebanyak 1,9 atau hampir terjadi 2 kali kasus penangkapan penyalahgunaan narkoba per harinya.(rico)

Reporter: Rico
Editor: Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->