Connect with us

HEADLINE

Jadi Penyangga Ibu Kota Negara, Ini ‘PR’ Kepala Daerah di Kalsel

Diterbitkan

pada

Dialog mempersiapkan Kalsel sebagai daerah penyangga ibu kota negara. Foto : mario

BANJARMASIN, Terpilihnya Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi ibu kota negara (IKN) tentu mempunyai dampak yang besar. Apalagi bagi wilayah penyokong di sekitarnya, termasuk Kalimantan Selatan (Kalsel). Hal ini menjadi pembahasan utama dalam dialog kebangsaan bertajuk paradigma kepemimpinan bagi daerah penyangga Ibu Kota Negara, di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin, Kamis (31/10). Hadir sebagai pembicara Ir H Deddy Supriady BE Msc Phd (Bappenas RI), Dr H Hermansyah MSi (dosen Antroplogi UI), dan Dr (Cand) Ir H Subhan Syarief MT (pengamat pembangunan).

Hermansyah, mengatakan yang sangat diperlukan untuk ibu kota negara adalah masyarakat. Menurutnya masyarakat Banjar merupakan masyarakat yang egaliter, mudah berkomunikasi serta kompak. Sehingga potensi ini nanti dipergunakan untuk mempersiapkan daerah penyangga dengan baik. Selain itu sebagai wilayah penyangga, Kalsel juga harus siap menerima lebih banyak tamu dari luar seperti para imigran baik sebagai tenaga ahli dan tenaga lainnya.

Masyarakat Kalsel harus bisa mengambil kesempatan, peluang, dan tantangan yang harus disiapkan dengan baik seiring Kaltim menjadi ibu kota negara. Untuk menghadapi itu semua, Kalsel sangat memerlukan pemimpin berkarakter yang dapat mengayomi masyarakat. Contoh peluang untuk Kalsel bersaing adalah masyarakat Kalsel yang religus. Hal ini bisa diangkat, terang Hermansyah, sehingga Kalsel bisa menjadi wilayah percontohan daerah religius.

“Tentu harus disiapkan sama-sama seluruhnya. Tantangan ke depan lebih berat. Persiapan harus rapi terencana. Supaya generasi berikutnya bisa baik, sejahtera, aman, dan adil,” jelas Hermansyah,

Ia juga menuturkan bahwa 75 persen masyarakat Kalsel yang merupakan masyarkat asli harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan. Kalau tidak, maka masyarakat Kalsel akan tergilas oleh perubahan itu sendiri. Tantangan ke depan seperti teknologi dan modernisasi pasti akan hadir. Tantangan untuk masyarakat lokal tentulah harus bisa mempertahakan kearifan lokal yang ada, sehingga sisi tradisional masyarakat Kalsel tidak hilang. Melainkan sisi tradisional itu sendiri harus tetap dipertahankan, tapi disamping itu harus ada pula yang dimodifikasi dan diubah sehingga mampu menyanggupi posisi Kalsel sebagai daerah penyangga IKN.

“Bagaimana bekerja dengan teknologi modern, bertani dengan teknologi modern, itu harus dikerjakan kalau kita ingin menyanggupi pangan dan lain-lain untuk sebagai daerah penyangga,” ungkanya.

Sementar itu, Deddy Supriady berkata bahwa momentum Pemilu 2020 yang hampir diadakan oleh seluruh wilayah di Kalsel menjadi momentum yang sangat baik untuk mempersiapkan Kalsel dalam rangka menjadi daerah penyangga IKN. Harus ada manajemen perubahan yang dipersiapkan oleh calon pemimpin daerah dan kepala daerah yang bertarung di 2020 mendatang.

Tim sukses calon kepala daerah punya peranan penting. Timses harus bisa mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi baik dari sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan berbagai kebutuhan yang bisa diproyeksikan untuk mendukung IKN.

Dampak hadirnya IKN tentu ada untuk Kalsel. Salah satu contoh yang Deddy beberkan adalah kepala daerah Kalsel mendatang harus bisa cegah atau kurangi dampak dari pemindahan ibukota baru. Salah satunya skill over, masyarakat yang tidak tertampung di IKN yang baru pasti akan lari ke Kalel. Hal ini dikarenakan infrastruktur yang paling mudah adalah akses ke Kalsel. Dampak seperti kondisi inilah yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan.

Kalsel menjadi bagian penting dari IKN sendiri adalah karena kemudahan atau interkoneksi yang ada. Jalan raya yang kini telah ramai walau belum memadai, ujar Deddy, adalah salah satu penyebabnya sehingga akan mengakibatkan mobilitas masyarakat lebih cepat dari Kalsel

Subhan Sarief pun juga menambahkan bahwa tidak hanya Kalsel, tapi setiap daerah penyangga IKN punya peran besar. Untuk Kalsel, pemprov harus menginventarisir kira-kira apa yang dibutuhkan di IKN untuk infrastruktur misalnya. Pun hal seperti menginvetarisi berapa nilai investasi, berapa sumber daya manusia diperlukan, hingga sumber daya material kontruksi yang dibutuhkan merupakan suatu hal penting.

“Kemudian berikutnya kita harus memetakan apa Kalsel memiliki kemampuan misalnya segi pemenuhan SDM dan dari segi pemasok material terkait pembangunan infrastruktur di sana,” ungkapnya

Pemetaan ini dibagi menjadi dua jangka waktu. Jangka pendek dan jangka menengah-panjang. Untuk jangka pendek dalam kurun waktu 2021-2025, Kalsel harus memperkirakan sampai mana kebutuhan yang ada di IKN. Misal, kebutuhan apa saja yang dibutuhkan IKN dalam jangka waktu tersebut, pun jumlah kebutuhan pun harus bisa diperkirakan. Dengan dasar itulah maka Kalsel harus berpikr dampaknya nanti bagi pemprov. Dampak dari hal ini, Pemprov Kalsel bisa mereposisi atau melakukan perubahan terhadap RPJP dan RPJM. Kemudian visi misi Kalsel bisa dilakukan penyesuaian.

Untuk jangka menengah panjang Kalsel harus melihat bagaimana pertumbuhan yang terjadi di IKN seperti pertambahan penduduk, proses pembangunan tahap berikutnya, dan yang paling penting adalah kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Di sisi inilah keunggulan yang harus dicetak Kalsel. Misal dari segi pangan, bagaimana caranya agar Kalsel bisa menjadi pemasok utama bagi kebutuhan masyarakat IKN yang nantinnya akan terjadi pertumbuhan tinggi di sisi demografi masyarakat. Konsep revolusi hijau milik Kalsel harusnya bisa dielaborasi dan diubah arahnya sehingga nantinya bisa mengarah kepada Kalsel yang secara berkesinambungn menjaid pemasok pangan IKN.

Pun SDM, pasti tidak akan berhenti di tahap pembangun infrastruktur tapi terus bertambah. Sehingga, Kalsel harus jeli untuk melihat karakteristik tenaga manusia berada di sektor apa. Konsep IKN sendiri adalah menjadi kota yang berbasis digital. Sehingga SDM yang dipersiapkan Kalsel harus menyesuaikan arah pembangunan IKN tersebut atau menjadi pabrik dari SDM yang dibutuhkan tersebut.

Untuk mewaspadai agar Kalsel tidak tertinggal sebagai negara penyokong adalah kunci strategi di awal. Kalsel harus jelas menentukan sasaran. Sehingga secara otomatis Kalsel pasti akan mampu bersing. Sebab persaingan kelak tidak hanya dalam tingkat regional atau nasional, tapi hingga tinggkat internasional. Kalsel harus bisa melihat celah apa yang paling dibutuhkan di Ibu Kota Negara.(mario)

Reporter : Mario
Editor : Bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->