Connect with us

Kriminal

Ikuti Rekonstruksi Kasus Sate Beracun di Polres Bantul, Nani Aprilliani Menangis

Diterbitkan

pada

Tersangka Nani Aprilliani Nurjaman memperagakan adegan saat rekonstruksi kasus sate beracun yang menewaskan anak driver ojol di Mapolres Bantul, Senin (7/6/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

KANALKALIMANTAN.COM – Nani Apriliani Nurjaman tak kuasa menahan air matanya saat Polres Bantul dan Kejaksaan Negeri Bantul menggelar rekonstruksi tewasnya Naba Faiz Prasetya yang mengonsumsi sate beracun.

Wanita 25 tahun ini, sesekali mengusap matanya untuk tetap melanjutkan jalannya rekonstruksi yang dijadwalkan di Halaman Mapolres Bantul, Senin (7/6/2021).

Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi tak menampik jika tersangka pembunuhan ini tak terbiasa dengan keadaan di Mapolres.

“Ya mungkin dia tidak biasa di situasi seperti ini, kami maklumi tidak biasa di tempat seperti ini, sehingga terlihat tidak nyaman,” ujar Ngadi usai rekonstruksi di Mapolres Bantul, Senin.

Ia melanjutkan, meski Nani terlihat tidak nyaman rekonstruksi tetap berjalan. Pasalnya Nani masih terlihat sehat untuk menyelesaikan rekonstruksi itu.

Ngadi mengatakan ada sekitar 35 adegan yang ditunjukkan dalam rekonstruksi tersebut. Awalnya direncanakan hanya 27 adegan.

“Ada tambahan adegan yang belum tercover. Namun sudah kami lakukan. Sehingga totalnya 35 adegan. Tambahan adegan itu mulai dari tersangka membeli racun secara online, mencampurkan racun (Kalium Sianida) ke bumbu sate lalu tersangka membuang sisa racun dan juga membuang baju gamis yang dikenakan saat kejadian,” terang Ngadi.

Terdapat 22 adegan yang diperagakan oleh wanita asal Majalengka, Jawa Barat itu. Sisanya dilakukan oleh para saksi yakni Bandiman ayah Naba Faiz Prasetya.

“Sebelumnya kami sudah mengundang saksi T dan istrinya. Sudah kami beri undangan dan tidak datang, mungkin lagi ada keperluan sehingga pakai pengganti,” kata dia.

Terpisah, Bandiman yang hadir saat rekonstruksi menjelaskan bahwa pihaknya sudah memaafkan Nani. Meski begitu untuk proses hukum ia serahkan kepada polisi.

“Saya sendiri sudah memaafkan Nani yang menyebabkan anak saya meninggal karena salah sasaran. Tapi kami tetap menuntut proses hukum tidak mengurangi atau meringankan tuntutan kami sehingga mendapat hukuman yang setimpal,” kata Bandiman.(Suara.com)

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->