Connect with us

HEADLINE

IDI Kalsel: Hasil Swab PCR Covid-19 Berbeda Itu Sering Terjadi!

Diterbitkan

pada

Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kalsel dr. M Rudiansyah, SP-PD-KGH, FINASIM Foto: Fikri

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Pemeriksaan swab PCR (polymerase chain reaction) menjadi salah satu syarat untuk dapat mengikuti pemeriksaan kesehatan bagi bakal pasangan calon (bapaslon) Pilkada di Kalsel. Pelaksanaannya sendiri dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin.

Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kalsel dr. M Rudiansyah, SP-PD-KGH, FINASIM, kepada Kanalkalimantan.com mengatakan, pemeriksaan swab PCR bukanlah untuk meramalkan kondisi ke depan. Karena, jika seseorang -misalnya balon kepala daerah- dinyatakan negatif Covid-19, bukan berarti keesokan harinya tetap negatif Covid-19.

“Tetapi beberapa hari ke belakangnya negatif, sampai hari pemeriksaan pun negatif. Setelah itu ada kemungkinan positif Covid-19 ataupun tetap negatif Covid-19,” kata Rudiansyah saat ditemui di RSUD Ulin Banjarmasin, Rabu (9/9/2020) siang.

Rudiansyah tidak menampik ada hasil swab yang mengalami perbedaan. Malah, kasus seperti ini kerap kali terjadi, karena PCR merupakan alat bantu pemeriksaan.

“Bisa, (dan) banyak terjadi. Karena, itu tidak menjadi satu-satunya alat bantu pemeriksaan. Tidak menyatakan bahwa (pasien) itu pasti positif atau pasti negatif,” ujar Rudiansyah.

Ia menjelaskan, pemeriksaan Swab yang dijalani bapaslon Pilkada 2020 merupakan pemeriksaan yang dilakukan para petugas medis dengan sangat teliti. Pemeriksaan sendiri, tidak bisa terdeteksi di tempat lain, tetapi di tempat yang menggunakan peralatan yang lebih sensitif dan peka.

“Hal tersebut bisa terdeteksi dengan sempurna walaupun hanya sedikit yang terlihat. Karena yang diperiksa ini adalah bagian dari virus yang sangat spesifik khusus untuk Covid-19,” jelas Rudiansyah.

Selain itu, Rudiansyah yang juga oleh Ketua Tim Dokter Pemeriksaan Kesehatan Bapaslon Pilkada Kalsel itu menuturkan, pemeriksaan swab yang dilakukan oleh tim medis RSUD Ulin Banjarmasin merupakan salah satu upaya meminimalisir terjadinya penularan Covid-19 kepada tim medis yang bekerja.

“Sudah lebih dari 105 dokter yang meninggal dunia dalam menangani pandemi ini. Jadi syarat swab yang dilakukan setiap paslon tersebut juga memberikan jaminan bahwa anggota kami (tim dokter tes kesehatan) aman dari paparan Covid-19,” terang dokter spesialis penyakit dalam ini.

Kemudian, ia menegaskan, bahwa paslon yang diagnosa positif masih bisa melakukan pemeriksaan. Ini dilakukan setelah dinyatakan negatif dari paparan Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab.

“Kalau sudah positif, ya kita akan menunggu sampai hasilnya negatif, karena ini merupakan penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya seperti flu. Tapi ketika memasuki tahap yang berat, maka harus dengan penanganan dokter untuk menyembuhkannya,” tukas Rudiansyah.

“Tidak harus diperiksa sampai negatif, karena bisa saja sampai 3 bulan positif terus . Jadi kita hanya menunggu 10-14 hari tanpa gejala, maka diprediksi kuman mati sendiri dalam tubuh,” tukas Rudiansyah.

Sebelumnya disebutkan, delapan bakal calon (balon) kepala daerah di Pilkada Kalimantan Selatan terpapar Covid-19. Empat balon diantaranya dinyatakan positif Covid-19 saat menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Ulin Banjarmasin pada Minggu (6/9/2020) lalu.

“Saat paginya (Minggu) diperiksa swab, pada malam hari keluar hasilnya kami dikomunikasikan oleh tim dokter. Bahwa ada satu bakal pasangan calon yang positif Covid-19 dan ada calon wakil bupati Tanah Bumbu,” kata Ketua KPU Provinsi Kalsel Sarmuji sata ditemui di kantornya di Banjarmasin, Selasa (8/9/2020) pagi.(Kanalkalimantan.com/fikri)

Reporter: Fikri
Editor: Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->