Connect with us

Budaya

Haruki Murakami Calon Kuat Pemenang ‘Alternatif Nobel Sastra’

Diterbitkan

pada

Murakami menjadi salah satu calon penerima penghargaan sastra Foto : net

Haruki Murakami dan Neil Gaiman, dua pengarang yang karyanya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia termasuk dalam 4 nama unggulan calon penerima The New Academy Prize in Literature. Penghargaan ini adalah penghargaan alternatif setelah Akademi Swedia diguncang skandal sex yang membuat penghargaan Nobel Sastra tahun ini ditunda pada 2019 untuk diberikan pada 2 orang pemenang sekaligus.

Di masa ketika nilai-nilai manusia semakin dipertanyakan, sastra menjadi perlawanan dan kode keheningan. Sekarang menjadi lebih penting daripada sebelumnya, bahwa hadiah sastra terbesar di dunia harus diberikan, namun Akademi Swedia telah runtuh oleh skandal sex.

Sebagai gantinya, lebih dari 100 penulis, aktor, wartawan, dan tokoh budaya Swedia lainnya telah membentuk Akademi Baru, yang akan memberikan penghargaannya sendiri pada musim gugur tahun ini, mengikuti garis waktu yang sama dengan pemberian Nobel Sastra. Penghargaan itu bernama, The New Academy Prize in Literature.

“Kami telah mendirikan Akademi Baru untuk mengingatkan orang bahwa sastra dan budaya pada umumnya harus mempromosikan demokrasi, transparansi, empati dan rasa hormat, tanpa hak istimewa, bias arogansi, atau seksisme,” kata mereka dalam sebuah pernyataan seperti dikutip The Guardian yang dilansir Kumparan.com.

The New Academy adalah organisasi nirlaba yang terdiri dari individu-individu berpengatuhuan luas yang secara politik dan finansial, independen. Dalam menentukan pemenang, para pustakawan Swedia mengusulkan 47 nama pengarang yang menerbitkan setidaknya 2 buku dalam 10 tahun terakhir.

Dari 47 nama, 4 pengarang dengan suara terbanyak ditentukan melalui mekansime voting dari 10 Juli hingga pertengahan Agustus yang bisa diikuti oleh semua orang dari seluruh dunia.

Selanjutnya, dewan juri akan memilih siapa pemenang utamanya dan akan diumumkan pada 12 Oktober dan diberikan dalam acara formal pesta perayaan 9 Desember 2018 yang sekaligus pembubaran The New Academy. Dan pada akhir Agustus lalu, The New Academy telah mengumumkan 4 nama dengan perolehan suara terbanyak, yakni Haruki Murakami, Maryse Condé, Kim Thuu, dan Neil Gaiman.

Haruki Murakami dan Neil Gaiman, dua pengarang top dunia ini karyanya telah banyak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. IQ84, Norwegian Wood, Kafka on The Shore, dan Tsukuru Tazaki Tanpa Warna, 4 novel Murakami yang naik cetak berulang kali dalam bahasa Indonesia. Sedangkan novel Gaiman yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia di antaranya, American Gods, Mitologi Nordik, Stardust, dan Caroline.

Gaiman dalam aku Tweeter-nya menulis bahwa dia sudah sangat senang berada didaftar finalis. “Kemenangan tidak akan membuat saya lebih bahagia daripada seperti berada didaftar finalis. Jadi saya tidak menganggapnya sebagai pertandingan, karena ini seperti berada di perkumpulan yang mulia dan terhormat.”

Murakami, yang sering menjadi penantang terdepan untuk meraih hadiah Nobel Sastra, karya-karyanya disebut New Academy sebagai karya yang menggabungkan budaya pop dan realisme magis dengan sangat dahsyat.

Dua penulis unggulan lainnya, masih jarang dikenal oleh pembaca umum di Indonesia yakni Maryse Conde dan Kim Thuy. Tampaknya, belum satupun karya mereka yang pernah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

New Academy menyebut Maryse Condé, dengan karya-karyanya termasuk Desirada dan Segu, adalah, “salah satu penulis Karibia yang paling luar biasa. Ia menunjukkan bagaimana kolonialisme telah mengubah dunia dan bagaimana mereka yang terpengaruh mengambil kembali warisan mereka”. Kim Thúy, Academy menulis, “kisahnya melukis warna Vietnam dan aroma dan rasa juga, serta bahaya pengasingan dan pencarian identitas.”  (ana/kum/cel)

Reporter : Kum/cel/ana
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->