Connect with us

Kota Banjarmasin

Hari Pahlawan, Ibnu Sina Tabur Bunga di Tugu Perjungan 9 November

Diterbitkan

pada

Ibnu Sina menggelar peringatan Hari Pahlawan 9 November Foto : kumparan

BANJARMASIN, Pemko Banjarmasin bersama Forum Komunikasi Pemerintah Daerah Kota Banjarmasin memperingati Hari Pahlawan 9 November di tiga lokasi. Yakni di Balaikota Banjarmasin, Tugu Perjuangan 9 November di Jalan DI Pandjaitan, dan Monumen 9 November di Pengambangan pada Jumat (9/10).

Peserta mengawali upacara peringatan Hari Pahlawan di halaman Balai Kota Banjarmasin. Kemudian dilanjutkan ziarah ke Monumen Perjuangan 9 November di kawasan Pengambangan, sebelum tabur bunga di Tugu 9 November di Jalan DI Panjaitan.

Bertindak sebagai inspektur upacara Komandan Distrik Militer 1007/Banjarmasin, Letkol Inf Teguh Wiratama. Upacara berlangsung dengan khidmat, diikuti oleh beberapa ormas, seperti PMK, BPK, Karang Taruna, dan perwakilan sekolah di Kota Banjarmasin.

Walikota Ibnu Sina mengatakan, peringatan Hari Pahlawan sebagai pengingat generasi muda agar tidak melupakan jasa-jasa para pahlawan. Menurut dia, sosok pahlawan lokal di daerah harus benar-benar dikenal generasi milenial.

“Mengapa kami lakukan hari ini 9 November? kami ingin masyarakat benar-benar mengetahui peristiwa Hari Pahlawan sehari sebelum peristiwa nasional, juga terjadi di Kalimantan, khususnya Banjarmasin. Ini peninggalannya berupa Tugu 9 November yang kita lihat ini,” katanya kepada awak media, Jumat (9/11) dilansir Kumparan.com.

Ibnu Sina mengajak seluruh masyarakat dari berbagai kalangan bisa menjadi sosok pahlawan untuk orang di sekitarnya dengan selalu berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain adalah contoh peneladanan nilai kepahlawanan era kekinian.

Sementara itu, rumah peninggalan almarhum pejuang Muhammad Amin Effendi ditawarkan senilai Rp12,5 miliar untuk tanah beserta bangunannya. Sosok Muhammad Amin Effendi merupakan salah satu pejuang yang tergabung dalam pergerakan Divisi IV ALRI ketika pecah peristiwa 9 November 1945 di Banjarmasin.

Bangunan yang mayoritas berdinding kayu ini berdiri di atas tanah seluas 1.300 meter persegi. Keluarga almarhum ingin melegonya ke Pemerintah Kota Banjarmasin agar isi dan nilai sejarah dari bangunan itu tetap utuh untuk dijadikan museum perjuangan.

Seorang anak dari Muhammad Amin Effendi, Zef Haniah, mengatakan kepada Kumparan.com, rencana penjualan rumah ini atas kesepakatan ahli waris. Menurut Zef, ahli waris ingin menawarkan dan menjual aset rumah ke pemerintah kota agar isi dan bentuk bangunan tetap utuh sebagai museum sejarah perjuangan di Kota Banjarmasin.

“Benar dari kakak saya dan saudara keseluruhan menginginkan menawarkan kepada pemerintah untuk selanjutnya dijadikan museum, misalnya, atau ada kebijakan lain dari pemerintah untuk membuat apa. Yang jelas kalau yang beli pemerintah, kami percaya nilai dan isi dari bangunan ini akan dipelihara,” ucap Zef Haniah kepada banjarhits.ID.

Pernyataan itu keluar saat Zef menerima kunjungan Komandan Distrik Militer 1007/Banjarmasin, Letkol Inf Teguh Wiratama. Teguh langsung melihat suasana dan keadaan bangunan, serta isi rumah peninggalan Muhammad Amin Effendi tersebut.(mario/kum)

Reporter : Mario/kum
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->