Connect with us

Kota Banjarbaru

FAKTA. Ikan Gabus Atasi Kekeringan Lahan Gambut di Musim Kemarau!

Diterbitkan

pada

Budidaya ikan gabus sangat menjanjikan dalam membantu mengurangi kekeringan di rawa gambut Foto: net

BANJARBARU, Kepala BNPB Doni Monardo mengklaim langkah strategis untuk mengantisipasi kebakaran di lahan gambut. Dirinya menyebut, salah satu caranya dengan mengembalikan kodrat habitat gambut, yakni selalu basah atau berair.

Dalam hal ini, Ahmad Kurnain, dari Badan Restorasi Gambut (BRG), menjelaskan kebakaran di Kalsel masih sangat rawan karena sebagian besar lahan rawa gambut tidak pernah difungsikan.

Menurut hasil penelusuran BRG di sejumlah lokasi, mayoritas masyarakat hanya memanfaatkan rawa gambut untuk menangkap ikam di musim penghujan. “Jadi masyarakat disana tidak tertarik menggarap lahan. Kedepannya yang harus kita lakukan adalah fokus mengendalikan karhutla dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Budayakan kearifan lokal untuk mengoptimalkan potensi rawa,” katanya.

Salah satu kearifan lokal yang bisa dikembangkan di rawa gambut, ungkap Ahmad , adalah dengan membudidayakan ikan rawa.  “Ini bisa dilakukan sepenjang tahun. Jadi rawa kita berair sepanjang tahun. Disamping itu, kita juga memberdayakan masyarakat untuk mengelola lahan kering,” katanya

Adapun jenis ikan rawa yang diusulkan adalah Ikan Gabus (haruan). Usulan ini juga didukung oleh Dosen Fakultas Perikanan, Agus Syarif Hanafie, yang menjadi pembicara saat rapat koordinasi Karhutla 2019. “Kalsel memiliki banyak potensi untuk pengembangan ikan Gabus. Selain itu, luas lahan rawa gambut juga belum optimal,” katanya.

Lantaran di Kalsel memiliki banyak lahan Gambut, Kepala BNPB menyarankan kepada Pemerintah Provinsi Kalsel, untuk memberikan pengetahuan tentang apa itu lahan gambut kepada masyarakat juga anak-anak. Dari hasil penyelidikan di lapangan, BNPB menilai peristiwa Karhutla dikarenakan perilaku manusia.

“Saya melihat bahwa hampir semua lahan yang terbakar itu akhirnya jadi kebun. Itu artinya kebakaran lahan memang disengaja. Analisa saya di lapangan, penyebab Karhutla 99 persen ulah manusia dan 80 persen lahan yang terbakar menjadi kebun. Mereka yang membakar ini sebagian besar dibayar oleh pengusaha,” beber Doni.

Dari data BNPB, luasan lahan gambut di Provinsi Kalsel mencapai 103,556 hektare. Luasan itu belum terhitung dengan lahan gambut yang terindentifikasi.

Perlu diketahui sepanjang tahun 2019 sampai saat ini, luasan area yang terbakar di Kalsel telah mencapai 19,490 hektare. Dari jumlah tersebut, 1.949 hektare diantaranya merupakan lahan gambut. Total luasan ini membuat Provinsi Kalsel, menduduki posisi ke 5 dengan area yang paling luas terbakar setelah NTT, Riau, Kalteng, dan Kalbar. (rico)

Potensi Pembudidayaan Ikan Gabus (Haruan) di Kalsel:

  1. Luas lahan rawa/gambut belum optimal.
  2. Kearifan lokal (beje, tabukan, kanal).
  3. Peningkatan jumlah penduduk, sehingga berpengaruh terhadap konsumsi ikan di Kalsel.
  4. Ikan gabus sangat digemari masyarat Kalsel.
  5. Ikan gabus merupakan bahan baku obat dan kosmetik.
  6. Iklim di Kalsel, mendukung pertumbuhan ikan gabus.
  7. Tersedianya sarana dan prasara baik itu bandara, pelabuhan, dan jalur darat.
Reporter : Rico
Editor : Chell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->