Connect with us

HEADLINE

Enam Mahasiswa Asal Kalsel Turut Dikarantina di Natuna, Jalani Pemeriksaan 2 Kali Sehari

Diterbitkan

pada

Mahasiswa asal Kalsel ikut dikarantina di Natuna. foto: antara

KANALKALIMANTAN.COM, TANJUNG – Kondisi mahasiswa asal Kabupaten Tabalong yang mengikuti program beasiswa ke China hingga kini aman dan sehat. Tercatat enam mahasiswa sudah mengikuti karantina di Natuna bersama warga Indonesia lainnya.

“Kondisi mahasiswa Tabalong sehat dan saat ini berada di Natuna bersama warga Indonesia lainnya,” jelas Sekda Tabalong Abdul Muthalib Sangadji.

Sangadji, sebagaimana dikutip Antara, menjelaskan ada 44 orang warga Tabalong yang berada di China dan 31 diantaranya merupakan mahasiswa yang mendapatkan bea siswa.

Data di Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong tercatat 7 mahasiswa asal Tabalong ini menjalani program beasiswa ke Nanjing Polytechnic Institute China yang diinisiasi pabrik semen PT Conch South Kalimantan.

Selanjutnya 13 orang bukan berstatus mahasiswa dan tidak terpantau karena keberangkatan sendiri ataupun diberangkatkan oleh pihak lain.

Terpisah Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Akhmad Rivai mengatakan hingga kini belum ada warga Tabalong yang terjangkit virus Corona. “Kita juga melakukan pemantauan di pabrik semen Conch yang pekerjanya banyak dari China,” jelas Rivai.

Sebelumnya, sebanyak 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok menjalani pemeriksaan kesehatan sebanyak dua kali dalam sehari. Pemeriksaan kesehatan tersebut merupakan bagian dari proses karantina kesehatan sesuai standar kesehatan dunia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono di Kementerian Kesehatan Jakarta, Senin, mengatakan dari pemeriksaan sejak Ahad (2/2) malam dan Senin (3/2) pagi hari menunjukkan mereka dalam keadaan sehat. “Pemeriksaan pengukuran suhu setelah mereka melakukan olahraga dan sarapan,” kata Anung.

Para WNI tersebut tinggal di hangar dalam 10 tenda yang dimodifikasi khusus. Mereka tinggal terpisah antara laki-laki dan perempuan. Adapun 27 orang penjemput WNI dari Wuhan yang terdiri dari tim Kementerian Luar Negeri RI dan kru Batik Air ditempatkan terpisah tidak di dalam satu kompleks hanggar.

Mereka ditempatkan di dalam ring satu wilayah karantina yang aksesnya dibatasi dari lingkungan luar. Pemerintah memantau kesehatan 238 WNI tersebut di antaranya karena mereka berkontak dengan tiga orang WNI yang gagal pulang disebabkan tidak lolos skrining kesehatan di Tiongkok. “Pemerintah sudah melakukan pendataan terhadap tiga orang saudara kita yang tidak bisa ikut pulang. Karena dua batuk pilek, satu demam,” kata Anung.

Pemerintah juga sudah menyiapkan agenda kegiatan harian untuk WNI di Natuna mulai dari olahraga, beberapa kegiatan kesenian, dan juga dukungan pelayanan lain selama 14 hari masa observasi.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebelumhya menjelaskan transit observasi tersebut dilakukan sesuai dengan protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Protokol yang diberikan harus dijalankan dengan disiplin oleh semua pihak dan kami akan terus memantau,” katanya dalam konferensi pers di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Sabtu (1/2).

Meski demikian, menurut Terawan, WNI sebenarnya dalam kondisi sehat. Sebelum dipulangkan, pihaknya sudah memastikan kesehatan para WNI tersebut dengan melakukan pengecekan kesehatan. (antara)

Reporter : antara
Editor : Chell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->