Connect with us

Kanal

Di Balik Belum Maksimalnya Pengelolaan Irigasi Riam Kanan (3-Habis)


Saluran DI Riam Kanan akan Disambung


Diterbitkan

pada

Master Plan pembangunan irigasi di Riam Kanan. Foto: Rudiyanto

Di tengah masih karut marutnya pengelolaan Daerah Irigasi (DI) Riam Kanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Ditjen Sumber Daya Air merencanakan pembagunan lanjutan saluran primer yang saat ini terhenti di Desa Cindai Alus, Martapura.

“Tahun ini sedang tahap penyusunan Anasis Dampak Lingkungan (Amdal) jadi belum dapat diketahui berapa panjan saluran yang akan dibangun. Tapi terkait rencana tersebut silakan konfirmasi ke pihak BWS Wilayah II sebagai yang berwenang,” kata Hery Ade Permana, Kepala Satker Tugas Pembantuan Operasi Pemeliharaan (TPOP) DI Riam Kanan.

Namun sedikit disampaikan Hery, saluran irigasi primer yang akan dibangun akan menyambung saluran yang saat ini hanya sampai di Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura.

“Dari Desa Cindai Alus, pembangunan saluran irigasi baru nantinya akan dapat mengairi sawah hingga di Kecamatan Aluh-Aluh,” kata Hery.

Dengan begitu, lanjutnya, luasan lahan yang dapat terairi saluran irigasi dapat bertambah hingga 10 ribu hektare. Menurut saat ini, luasan lahan persawahan yang terairi saluran irigasi hanya di angka 6 ribu hektare.

Diakuinya pula, luasan sawah yang terairi saluran irigasi saat ini masih jauh di bawah target dibangunnya DI Riam Kanan di awal pembangunan puluhan tahun silam. Karena dari 24 KM saluran primer DI Riam Kanan mestinya dapat mengairi hingga 25.900 hektare sawah.

Belum optimalnya pengelolaan saluran DI Riam Kanan, termasuk didalamnya penggunaan air untuk sektor perikanan yang justru lebih diuntungkan, menurut Hery menjadi salah satu penyebab target luasan lahan persawahan yang harusnya terairi.

Kendati diakuinya, penggunaan air untuk sektor di luar pertanian, diharamkan.

“Kecuali PDAM Intan Banjar yang memang memiliki MoU dengan kementerian untuk memanfaatkan air dari saluran irigasi sebanyak 200 liter per detik,” kata Hery.

Untuk itu, lanjutnya, sejumlah instansi terkait perlu duduk bersama mencari solusi mengatasi karut marut pengelolaan saluran irigasi ini.

“Kalaupun atas pertimbangan berdampak baik bagi ekonomi masyarakat dari sektor perikanan, tapi tentunya tetap harus dikelola dengan baik, termasuk pengelolaan saluran buangan air kolam agar tak merendam lahan persawahan,” Pungkas Hery.(rudiyanto)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->