Connect with us

Kota Banjarbaru

Debut Layanan Pendidikan ABK di Banjarbaru, Ada Pojok Inklusi 181 Sekolah

Diterbitkan

pada

Pemerintah Kota Banjarbaru memulai debut pelayanan pendidikan inklusi bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Foto: medcenbjb

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pemerintah Kota Banjarbaru memulai debut pelayanan pendidikan inklusi bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Program ini menjadi yang pertama berhasil terlaksana di Provinsi Kalimantan Selatan.

Sekadar diketahui, ABK adalah anak yang mengalami kelainan atau penyimpangan dalam proses pertumbuhan atau perkembangan baik berupa fisik, mental, dan emosional.

Kondisi tersebut membuat ABK memerlukan pelayanan dan penanganan pendidikan khusus dibandingkan dengan anak normal pada umumnya.

Baca juga: Gelanggang Olahraga di Ibu Kota Kalsel Kejar Target Pomnas 2023

Menurut Wali Kota Aditya, program layanan ini menjadi langkah awal dalam mengubah budaya proses belajar mengajar di fasilitas pendidikan. Sehingga diharapkannya hambatan ABK dalam belajar dapat dihilangkan dan kebutuhan mereka dapat terpenuhi.

“Sekarang semua sekolah di Banjarbaru kita upayakan untuk menerima anak inklusi dan kita ciptakan iklim yang baik di sekolah untuk penanganan anak inklusi,” ucapnya.

Wali Kota Banjarbaru mendorong terselenggarannya pelayanan pendidikan bagi ABK dengan menujuk Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru sebagai pelaksana. Keseriusan itu juga dibuktikan dengan tersedianya dana khusus melalui APBD untuk pelaksanaan evaluasi pendidikan (assessment) bagi ABK.

Baca juga: PLN Ajak Generasi Z Pontianak Pahami Keselamatan Ketenagalistrikan

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo mengatakan assessment tersebut ditujukan untuk mengetahui apa kekurangan seorang anak dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Disdik Banjarbaru dalam hal ini bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

“Sumbernya dari APBD Banjarbaru. Assessment ini agar kita mengetahui anak tersebut mengalami gangguan belajar seperti apa. Nah, yang melakukan assessment itu ULM dari Prodi pendidikan khusus. Kami sudah menekan MoU kerjasama,” katanya, Rabu (11/10/2023) siang.

Pentingnya assessment terhadap ABK, lanjut Dedy, agar Guru Pembimbing Khusus (GPK) di masing-masing sekolah dapat menyesuaikan metode mengajar yang efisien. Terlebih lagi pihaknya juga telah menyiapkan fasilitas ruang khusus di masing-masing sekolah bagi ABK yang disebut Pojok Inklusi.

Baca juga: Menggali Potensi Pangan Lokal Selain Beras untuk Kemandirian Pangan

“Karena ada berbagai macam jenis anak inklusi. Kita haru tau dulu, jenisnya dan apa hambatannya dalam belajar. Jika sudah tahu, maka GPK di sekolah bisa menyesuaikan metode mengajarnya sesuai rekomendasi dari hasil assessement tersebut dan sudah disiapkan ruangan khusus untuk proses belajar mengajarnya di Pojok Inklusi,” terangnya.

Layanan pendidikan inklusi di Kota Banjarbaru telah terlaksana di 181 sekolah negeri di Banjarbaru, dari tingkat PAUD, Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dari jumlah sekolah tersebut, Dinas Pendidikan telah mendata ada sebanyak 668 ABK, dengan rincian 320 pelajar PAUD, 263 pelajar SD dan 85 pelajar SMP.

Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru hingga saat ini memiliki GPK di masing-masing sekolah dengan jumlah mencapai 117 orang. Meskipun tak sebanding dengan jumlah ABK yang dilayani, namun program ini telah berhasil telaksana dengan baik. (Kanalkalimantan.com/bie)

Reporter : bie
Editor : kk


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->