Connect with us

HEADLINE

Daftar PPP, Hasil Survei Bikin Denny Indrayana Semakin ‘Pede’ Hadapi Incumbent!

Diterbitkan

pada

Denny Indrayana saat mendaftar di PPP Kalsel Foto : fikri

BANJARMASIN, Usai menjemput hasil survei internal, kandidat calon gubernur Denny Indrayana semakin semangat melakukan pendekatan ke partai politik. Jumat (20/12) selepas dari Jakarta, ia langsung mendatangi kantor DPW PPP Kalsel untuk mendaftar.

Meski tak merilis secara terbuka hasil survei internal yang dilakukan, mantan Wamenkumham era Presiden SBY ini mengatakan semakin ‘Pede’ alias percaya diri dalam menatap persaingan dengan calon incumbent Sahbirin Noor.

“Hasilnya makin menambah semangat. Karena ini survey untuk menjadi acuan dalam Pilgub, karena itu memang menjadi bahan internal,” kata Denny usai mendaftar.

Termasuk juga terkait calon pendampingnya. Ia mengatakan, jika sebelumnya ada 11 hingga 12 kandidat yang masuk dalam radar penjaringannya, kini sudah mengerucut menjadi 4 nama. “Ini sekitar dua hingga empat nama yang mengerucut. Latar belakang pun dari kader partai politik, kedua dari birokrat yang memiliki latar belakang pemerintahan. Ketiga, tokoh agama atau tokoh masyarakat. Yang terakhir background pengusaha,” sebutnya.

Mengapa latar belakang pengusaha terakhir baru-baru saja masuk dalam kriteria bakal cawagubnya? Ia menyebut banyak pengusaha yang ingin mengabdi untuk Banua. “Kalau misalnya cocok, satu visi dan misi untuk memajukan banua, dari salah satu itu kita pilih,” katanya.

Ditanya soal inisial, lagi-lagi Denny berkelit mengatakan dari A sampai Z. Alih-alih menyembunyikan identitas baal cawagub, Denny menyebut untuk mencari pendampingnya di Pilgub mendatang adalah pekerjaan yang serius. “Sehingga tidak bisa juga buru-buru, harus dilihat betul-betul. Cocok atau tidak, sama atau tidak visinya soal antikorupsi. Supaya saat nanti bersama-sama, tidak ada perpecahan. Ini sama lah seperti mencari pasangan hidup,” paparnya.

Sehingga kata Denny, saat ini dirinya masih melirik siapa yang akan dipinangnya menjadi bakal cawagub. “Pasti akan diumumkan kepada publik. (Karena) ini adalah pertanyaan yang sering muncul dan pasti kami jawab,” pungkasnya.

Sementara, Ketua DPW PPP Kalsel Aditya Mufti Ariffin mengatakan, Denny pernah menjadi mitra kerjanya saat Denny menjabat Wakil Menteri Hukum dan HAM di era SBY. Saat itu dirinya duduk di kursi DPR RI sebagai anggota Komisi III. “Sosok Pak Denny professional, bagus dan komitmen dalam pemberantasan korupsi. Banyak hal-hal yang dilakukan dirinya menjadi Wamen,” kata Ovie.

Disinggung soal pendaftaran Denny sendiri, Ovie menyebut pihaknya akan memproses pendaftarannya sebagai bakal calon gubernur. Semua nama akan diserahkan ke DPP PPP untuk diputuskan dan ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PPP dan Sekjen DPP PPP.

“Untuk cagub ada 2 orang. Ada Pak Sahbirin Noor dan Pak Denny Indrayana. Untuk calon wakil gubernur kalau tidak salah ada tiga orang. Ada Pak Abdul Wahid, Pak Gusti Iskandar dan satunya saya lupa,” sebutnya.

Di sisi lain, incumbent Sahbirin Noor santer disebut akan memilih mantan rival di Pilgub 2015, H Muhidin sebagai pasangannya. Mantan Walikota Banjarmasin tersebut sudah kepincut disandingkan dengan Sahbirin. Meski di Pilgub Kalsel tahun 2015 sempat bertarung sengit melawan pasangan Sahbirin Noor-Rudy Resnawan, Muhidin menganggap dunia politik bersifat dinamis.  “Memang kemarin saya menjadi rival, tapi siap juga bila memang dijadikan wakil,” ujarnya.

Alasan kubu incumbent memilih Muhidin mungkin realistis. Sebab mempertimbangkan surevi Lembaga Saiful Murjani Researc and Consulting (SMRC) pada 9 – 19 Oktober lalu, nama Muhidin menempati posisi pertama dengan persentase 11,9 persen sebagai cawagub Kalsel yang berpasangan dengan Sahbirin.

Setelah itu, ada sepuluh nama di bawah Muhidin, seperti Rudy Resnawan 7,5 persen, Rosehan Noor Bahri 7,3 persen, Mardani H Maming 6,2 persen, Aboe Bakar Alhabsy 4,7 persen, Zairullah Azhar 4,0 persen, Habib Abdurrahman Bahasyim 3,3 persen, Gusti Khairul Saleh 3,1 persen, Ibnu Sina 3,1 persen, Gusti Farid Hasan Aman 2,0 persen, dan Abdul Wahid 1,5 persen.

Saat ini PAN juga memiliki kekuatan elektoral yang patut diperhitungkan di Kalsel. Sebab pada Pileg 2019 lalu, partai besutan Amin Rais ini berhasil meraih 6 kursi DPRD Kalsel. Sedangkan Golkar sendiri meraih 12 kursi, disusul PDIP dan Gerindra dengan 8 kursi, baru kemudian PAN.

Pilihan Sahbirin untuk menggandeng Muhidin, tentunya bisa menyebabkan sejumlah kandidat Cawagub lain yang sebelumnya berharap digandeng incumbent, bisa patah hati. Diketahui, sebelumnya ada beberapa kandidat yang mengajukan calon sebagai pendamping Sahbirin.

Dari pendaftaran di Partai Golkar saja, setidaknya ada 5 nama. Mereka adalah Gusti Iskandar Sukma Alamsyah, Gusti Syahyar, H Abdul Wahid, M Syaripuddin, dan H Rosehan NB. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Ketua Harian DPD Golkar Kalsel H Supian HK.

Sementara menanggapi kabar duet Sahbirin-Muhidin, PDIP Kalsel selaku parpol yang sejak kali pertama menyatakan dukungan, mengatakan baru sekadar isu. Sekretaris DPD PDIP Provinsi Kalsel M. Syaripuddin menepis. Bang Dien –sapaan akrabnya– menyebut, keputusan soal siapa yang akan dipilih menjadi bakal calon wakil gubernur tetap berada di tangan gubernur petahana. “Kita juga terus melakukan komunikasi politik bagaimana PDIP bersama Paman Birin bisa sama-sama membangun Kalsel,” tambahnya.

Pada Pilgub 2015 lalu, PDIP merupakan satu dari sekian partai politik yang tergabung dalam koalisi besar yang mengusung Paman Birin bersama wakilnya Rudy Resnawan saat itu. “(PDIP) sebagai partai yang terdepan dalam pencalonan Paman Birin, kita juga melihat ke depan bagaimana proses politik ini berjalan dan kita terus ikuti,” jelasnya.(fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->