Connect with us

MILITER

Bermasalah Pada Mesin, China Incar Mesin Sukhoi Su-57 untuk Chengdu J-20

Diterbitkan

pada

Pesawat siluman Chengdu J-20 buatan China Foto: militarywatchmagazine

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Sesumbar China yang mengatakan Chengdu J-20 dan J-11D punya kemampuan lebih baik dari Sukhoi Su-35 yang tertinggal dalam adopsi radar AESA, nampaknya harus ditarik. Sebab ternyata Chengdu J-20 ternyata juga bermasalah pada performa dapur pacu pada jet tempur siluman tersebut. Kini, kabarnaya China mulai melobi Rusia untuk bisa mendapatkan mesin jet canggih untuk dipasang pada J-20.

Dikutip dari Bulgarianmilitary.com  yang melansir pernyataan dari jurnalis China, disebutkan bahwa Negeri Tirai Bambu itu kini tengah berusaha mendapatkan jet tempur yang diberi label “Product 30,” yaitu mesin jet rancangan Lyulki Design Bureau ini kelak digadang sebagai mesin standar untuk Sukhoi Su-57.

Penempur stealth Sukhoi Su-57 saat ini masih menggunakan mesn besutan NPO Saturn, yakni Product 117, yang tidak lain adalah varian dari AL-41F-1S afterburning turbofans yang digunakan pada Sukhoi Su-35. Lewat serangkaian uji coba sejak 2017, mestinya produksi mesin jet Product 30 sudah dimulai pada tahun 2020 ini.

China mengidamkan Product 30 lantaran kemampuan mesin di J-20 saat ini belum memuaskan dan jauh di bawah standar yang diharapkan. Varian J-20 menggunakan mesin Shenyang WS-10B, namun ada sumber lain yang menyebut varian awal twin jet ini menggunakan mesin buata Rusia Salyut AL-31FM2 yang punya kekuatan afterburning 145 kN.

Namun entah mengapa, rupanya China belum puas atas integrasi mesin yang ada, kemudian berlanjut J-20 dipasangi mesin WS-10. Malah kabarnya dengan mesin WS-10, sang penempur dari generasi kelima ini gagal mempertahankan kecepatan supersonic-nya.

Harapan kemudian berlanjut pada adopsi mesin WS-15 yang disebut punya daya dorong 180 kN yang menjanjikan kecepatan supercruise yang substansial bagi J-20. Namun sayangnya, WS-15 kini masih dalam status uji coba. Melihat konstelasi yang terjadi dengan Amerika Serikat, rupanya Cina butuh adopsi mesin jet yang mumpuni dan bisa tersedia lebih cepat untuk operasional J-20.

Masih dari sumber yang sama, lewat tawaran yang menggiurkan dari China, Moskow dikabarkan menerima tawaran pembelian Product 30 dengan syarat mesin bisa dijual bila sudah diproduksi massal. Product 30 disebut-sebut punya tenaga dorong yang lebih besar dengan maximum thrust 17-18 ton, tapi punya konsumsi bahan bakar 30 persen lebih hemat dibandingkan AL-41F-1S.

Namun, bukan hanya konsumsi bahan bakarnya yang menarik, bagi China nozzle dengan thrust vector control pada Prodcut 30 yang dapat dibelokkan pada sudut besar adalah faktor pemikat Beijing pada mesin ini. Nozzle yang dapat dibelokkan memungkinkan manuver yang mengesankan untuk pesawat, dalam pertempuran udara jarak dekat, kemampuan ini bisa menjadi sangat penting.

Meski China telah melompat jauh dalam hal teknologi pembuatan pesawat, namun para analis pertahanan global meyakini, bahwa untuk rancangan dan pembuatah mesin, Cina masih jauh di belakang Rusia, terutama Negeri Tirai Bambu yang rajin melakukan reverse engineering ini masih belum berhasil dalam aspek metalurgi pada mesin jet. (indomiliter.com/Bayu P)

 

Reporter : indomiliter.com/Bayu P
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->