Connect with us

Kesehatan

Bercanda soal Virus Corona di WhatsApp, 3 Perawat RSUD Tarakan Bisa Dipecat

Diterbitkan

pada

Bercanda soal virus Corona, perawat RS Tarakan bisa dipecat Foto : antara

KANALKALIMANTAN.COM, TARAKAN, Sebanyak tiga perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan diajukan ke Komite Etik Hukum untuk diberikan sanksi terkait candaanya mengenai infeksi virus corona.

Ketiganya adalah perawat yang fotonya menggunakan alat pelindung diri (APD) tersebar di media sosial dan pesan berantai WhatsApp di Tarakan dan sekitarnya. “Saya sangat menyesal, karena hal ini dianggap bercanda, saya minta yang menyebarkan diajukan ke Komite Etik Hukum, ancamannya paling berat dipecat,” kata Direktur Utama RSUD Tarakan, Hasbi Hasyim di Tarakan, Selasa (28/1/2020).

Foto yang tersebar oleh tiga perawat tersebut sudah menimbulkan keresahan di Tarakan khususnya dan Kalimantan Utara (Kaltara) pada umumnya. Foto itu memicu spekulasi ada pasien positif virus Corona di rumah sakit tersebut.

Padahal hasil pemeriksaa menunjukkan pasien yang diperiksa di rumah sakit tersebut negatif virus Corona. “Ini sisi negatifnya media sosial, saya sudah kumpulkan. Bagian UGD dan laboratorium sebenarnya untuk saling mengingatkan untuk hati-hati, tapi (foto) ke luar,” kata Hasbi.

Dia juga meminta maaf atas nama pribadi dan institusinya kepada pasien dan keluarga pasien. “Saya selalu mengingatkan, bahkan dua minggu lalu berpesan agar bijak di media sosial,” kata Hasbi.

Guna mengantisipasi bila ada penumpang yang terdeteksi infeksi virus corona maka langsung dilakukan evakuasi menuju RSUD Tarakan. Saat ini memiliki 4 tempat tidur di ruang isolasi.

Hoax Soal Corona

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate mengatakan pihaknya terus melakukan upaya pencegahan penyebaran hoaks yang berkaitan dengan dampak virus Corona. “Kita waspadai penyebaran hoaks. Alat drone kami menemukan banyak sekali isu hoaks beredar. Ini penting agar masalah virus ini tidak menjadi isu politik dan menimbulkan sentimen pada komunitas tertentu,” tegas Plate dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Dalam laman resmi Kominfo sendiri ditemukan beberapa informasi terkait virus Corona yang sudah diberi label hoaks.

Di antaranya soal penyebaran virus Corona dari ponsel Xiaomi, adanya penumpang meninggal karena virus Corona di Bandara Soekarno-Hatta, dan virus Corona sengaja diciptakan untuk membasmi umat Islam di Wuhan.

Plate juga mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah mengambil langkah komunikasi publik berkaitan dengan dampak penyebaran novel Corona Virus (2019-nCoV) yang tengah berlangsung. Menurutnya, seluruh unsur pemerintah telah bekerja sama untuk upaya preventif dalam menyebarluaskan informasi agar publik waspada.

“Ada dua target komunikasi terkait dampak virus corona yaitu WNI yang sedang ada di Provinsi Hubei dan masyarakat dalam negeri,” jelas Menteri Kominfo dalam Rapat Tingkat Menteri untuk membahas Kesiapsiagaan dan Antisipasi 2019-nCoV di Kantor Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Menteri Kominfo menegaskan semua unsur pemerintah telah bekerja sama dengan baik dalam rangka upaya preventif baik penyebaran virus, terutama berkaitan dengan informasi dan hal teknis lainnya.

Menurut Menteri Johnny, Kementerian yang dipimpinnya menjalankan fungsi diseminasi informasi dengan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan. “Fokusnya adalah pencegahan penyebaran virus bagi masyarakat dan tenaga medis, serta langkah pemerintah,” tutup dia.(suara)

Reporter : Suara
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->