Connect with us

RELIGI

Astronom Prediksi Umat Islam Mulai Ramadhan pada Hari Sama

Diterbitkan

pada

Awal ramadhan kali ini diprediksi jatuh pada 17 Mei. Foto : net

Seorang astronom asal Maroko,  Abdelaziz Kharbouch Al-Ifrani memprediksi semua negara mayoritas penduduknya Muslim akan memulai bulan Ramadhan pada hari yang sama. Dia memprediksikan awal bulan Ramadhan jatuh pada 17 Mei 2018.

Menurut Abdelaziz Kharbouch Al-Ifrani dalam sebuah wawancara dengan Morocco World News, dirinya tidak memberikan pengecualian termasuk negara di Afrika Utara dan Arab Saudi, hal ini berdasarkan pengamatan bulan baru di belahan bumi barat.

Peneliti asal Madrasa Al-Atiqa ini menambahkan, bulan akan muncul langsung setelah matahari terbenam di Arab Saudi dan negara-negara di timur lain, tidak lama sebelum sabit muncul di Maroko dan negara lainnya di bagian barat.

Menurutnya, bulan mungkin akan terlihat di Saudi pada Selasa Malam, 15 Mei. Saudi menganut kalender Al-Quran yang berdasar pada kalkulasi astronomi. Meski demikian, kemungkinan tersebut kecil. Sebagai hasilnya, Saudi akan melihat bulan sabit pada Kamis dan memulai puasa pada 17 Mei. Bulan sabit akan lebih jelas setelahnya.

Kasus seperti ini juga kemungkinan terjadi pada awal bulan Syawal yang akan dirayakan bersama di seluruh negara Muslim. Ini adalah fenomena yang sangat jarang terjadi.

Prediksi Kharbouch ini mirip dengan prediksi astronom lain, Dr Hicham El Issaoui. Sebelumnya, ia mengatakan Ramadhan akan dimulai pada 17 Mei dan berakhir pada 15 Juni. Ia juga memprediksi Idul Adha pada 22 Agustus dan 1 Muharram pada 11 September.

Sementara itu, di Indonesia Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1439 Hijriah juga  jatuh pada 17 Mei 2018.  Keputusan tersebut merujuk hasil perhitungan astronomi atau hisab.

“Dengan sistem hisab, kita bisa mengetahui secara jelas dan pasti awal bulan dan hitungan kalender bukan hanya setahun dua tahun ke depan, bahkan puluhan tahun ke depan,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Selain menetapkan awal puasa, Muhammadiyah juga sudah menetapkan hari besar lainnya. PP Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1439 Hijriah atau Idul Fitri 2018 jatuh pada Jumat, 15 Juni 2018. Selanjutnya, Idul Adha 10 Dzulhijah jatuh pada Rabu, 22 Agustus 2018.  Penetapan hari-hari besar ini sudah diteken dalam maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2018 yang ditandatangani Haedar dan Sekjen Muhammadiyah Abdul Mu’ti.

Haedar berharap, maklumat tersebut bisa menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah. “Masyarakat maju dan modern memerlukan kepastian tanggal untuk berbagai keperluan sehingga jelas dan tidak menunggu H-1,” kata Haedar.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau penetapan (itsbat) awal dan akhir Ramadhan atau hari besar lainnya tidak perlu dipersoalkan dan jangan dijadikan polemik.

Menurut Buya Zainut, MUI menghormati keputusan Muhammadiyah terkait penetapan tersebut yang menggunakan metode hisab atau perhitungan awal bulan.  MUI menghormati keputusan Muhammadiyah, sebagaimana MUI juga menghormati ormas Islam lain yang belum mengumumkan awal puasa dan lebaran karena menggunakan metode rukyatul hilal (melihat bulan).  “lntinya, MUI menghormati baik penggunaan metode rukyatul hilal maupun hisab karena keduanya adalah ijtihad”, kata Buya Zainut. (abdullah/net)

Reporter : Abdullah/net
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->