Connect with us

Ekonomi

Anyaman Purun, Dari Rumput Liar Bernilai Tambah Bagi Pengrajin

Diterbitkan

pada

Pelatihan mengayam purun di aula Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru. Foto : humpro banjarbaru

BANJARBARU, Purun merupakan jenis tumbuhan rumput yang biasanya hidup liar di sekitar rawa.  Di Kota Banjarbaru, purun sangat mudah didapatkan, terutama di daerah bekas galian PT Galuh Cempaka yang berada di wilayah Kelurahan Palam dan sekitarnya. Tanpa diolah, purun hanya akan terlihat sama seperti rumput lainnya. Atau seandainya pun dikumpulkan dan dijual harganya dipasaran akan relatif murah dan dulunya purun hanya di jual ke daerah lain namun sekarang kita sudah mulai mengolahnya.

Untuk meningkatkan nilai tambah purun, Senin (19/8), digelar pelatihan mengayam purun di aula Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru.

Saat membuka pelatihan mengayam purun, Ketua TP PKK Kota Banjarbaru Hj Ririen Nadjmi Adhani mengatakan, dalam falsafah pembangunan “nilai tambah” merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. “Hal ini berlaku pula untuk purun, purun tanpa dianyam, nilainya akan lebih rendah dibanding purun yang telah dianyam,” katanya.

Purun yang dianyam akan lebih rendah pula nilainya bila dibandingkan dengan purun yang dianyam dan diwarnai. Purun yang dianyam dan diwarnai akan lebih rendah nilainya dibanding dengan purun yang telah dianyam, diwarnai, dan diberi sentuhan kreatifitas.

“Semakin banyak nilai tambah yang dimasukkan pada proses produksi, maka akan membuat nilai ekonomis purun menjadi semakin tinggi, yang tentunya akan berimbas pada meningkatnya kesejahteraan warga masyarakat, khususnya masyarakat Kelurahan Palam,” bebernya.

Hj Ririen Nadjmi Adhani mengapresiasi kepada kelompok swadaya masyarakat Kelurahan Palam atas inisiatif melaksanakan pelatihan ini. Melalui kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Palam. (rico)

Reporter : rico
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->