Kanal
Antisipasi Gagal Panen Akibat Banjir, DPTH Banjar Supervisi Petani
MARTAPURA, Tingginya curah hujan beberapa waktu terakhir bisa berimbas pada lahan pertanian di Kalimantan Selatan. Mengingat, banyak sawah yang terendam banjir yang berpotensi pada terjadinya gagal panen.
Mengantisipasi hal tersebut, Dinas Pertahanan Pangan dan Holtikultura (DTPH) Kabupaten Banjar telah melakukan penyuluhan dan langkah supervisi kepada petani untuk meminimalisir imbas datangnya banjir. Kasubag Perencanaan pada DPTH Banjar, Ir Hj Retno Sri mengatakan, tertera dalam rencana kerja tahunan melalui badan penyuluh pertanian dengan merangkul petani.
“Beberapa jadwal agenda penyuluhan seperti konsultasi, latihan, kunjungan dan supervisi pada seluruh kelompok tani di Kabupaten Banjar dilakukan untuk dapat menyiasati wilayah pertanian mereka dari dampak kebanjiran lahan,†jelasnya.
Di antara yang disosialisasi, adalah kapan waktu yang tepat untuk menanam dengan cara mengatur jarak antar benih pada saat penanaman. Sistem ini telah terbukti dapat meningkatkan hasil produksi padi sehingga dapat meminimalisir dampak dan setidaknya dapat terhindar dari banjir seperti musim sekarang ini. Termasuk juga bagaimana mengelola tata air, cara bercocok tanam yang tepat untuk daerah lahan gambut dan lahan perairan pasang surut.
“Sehingga jika sistem penyuluhannya bagus, maka akan berdampak baik juga bagi para pelaku tani,†ujar Retno.
Dikatakannya, Kabupaten Banjar yang mempunyai slogan Kindai Limpuar sebagai lumbung padi ini, memproduksi rata-rata sekitar 2.370 ton dengan luas panen sebesar 895 ha. Melalui program sawah baru yang berkerjasama dengan pihak TNI Kodim 1006 membantu sebagai cetak sawah dan buka lahan, Retno optimis dapat memperluas inspansi lahan pertanian.
“Dengan demikian kondisi lahan yang berkurang dapat tertutupi kembali dengan lahan pembukaan sawah yang baru. Terbukti tahun ini 2017 sebanyak 150 ha cetak sawa sudah terealisasi untuk daerah Tajulandung dan Keliling Benteng,†terangnya.
Selian itu, DTPH  juga berupaya menumbuhkan semangat dan motifasi para petani- petani muda untuk bercocok tanam. Mengingat para petani sekarang didominasi yang sudah berumur 50 tahun. Untuk memaksimalkan produksi, berbagai inovasi juga dilakukan lewat penyediaan alat-alat pertanian modern seperti NDR-85 Turbo Matic.
“Hal ini dapat memudahkan petani dalam efesiensi tenaga, waktu dan biaya serta hasil produksinya tetap tinggi,†pangkasnya. (rendy)
Editor : Chell
-
Kota Banjarmasin1 hari yang lalu
Nobar Piala Asia U-23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota Banjarmasin
-
kriminal banjarbaru2 hari yang lalu
Embat Perhiasan Teman Sendiri, Perempuan 26 Tahun di Banjarbaru Masuk Bui
-
Kota Banjarmasin15 jam yang lalu
Polresta Banjarmasin Tengah Selidiki Kasus Bayi Meninggal Saat Persalinan
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Jelang Subuh, Jago Merah Hanguskan Dua Rumah di Bangkal
-
LIPSUS BANJARBARU2 hari yang lalu
Pimpin Kota Banjarbaru Raih 58 Penghargaan Sepanjang 2021-2024
-
HEADLINE3 hari yang lalu
9 Rumah di Gang Kenari Banjarmasin Habis Dilahap Si Merah