Connect with us

HEADLINE

‘Akrobat’ Politik Antar Laga Tiga Pasangan Kandidat di Pilkada Banjarbaru

Diterbitkan

pada

Tiga kandidat melaju ke babak pendaftaran calon di KPU Foto utama: grafis yuda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pilkada Banjarbaru bangkit dari tidur nyenyaknya. Jelang masa pendaftaran di KPU tanggal 4 September, parpol bergejolak melahirkan formasi pasangan baru di luar format sebelumnya. Akrobat politik menjadi tontonan yang menggelitik!

Walhasil, drama bongkar-pasang kandidat ini pun tuntas. Tiga pasangan dipastikan berlaga pada panggung akbar pemilihan 9 Desember nanti. Mereka adalah pasangan pengganti incumbent Martinus-Darmawan Jaya Setiawan, pasangan Aditya Mufti Ariffin-Wartono, dan duet Gusti Iskandar-AR Iwansyah.

Mereka para calon kepala daerah hasil koalisi sejumlah parpol pemilik kursi di parlemen yang mencapai batas minimal 6 kursi sebagai syarat mengusulkan calon.

Sementara itu, nasib berbeda dialami pasangan Edy Saifuddin-Astina Zuraida yang harus tersingkir dari jalur independen karena tak terpenuhinya persyaratan.

Pasca berpulangnya incumbent almarhum Nadjmi Adhani, peta politik Banjarbaru harus jungkir balik. Incumbent yang sebelumnya berada di atas angin dengan sokongan hampir seluruh partai di DPRD, mendadak harus melangkah dari awal lagi.

Darmawan Jaya yang ditinggal pasangannya harus mencari sosok baru. Sebelumnya, banyak yang memperkirakan dia akan maju menggantikan posisi yang ditinggal oleh sahabatnya itu. Tapi, sebuah kejutan muncul.

Senin (17/8/2020) malam, usai acara sebuah acara, Jaya mengatakan ketegasannya untuk melanjutkan pertarungan setelah usai masa berkabung. Ia memperkenalkan Martinus sebagai bakal calon Wali Kota, sedangkan dirinya tetap di posisi awal sebagai calon wakil wali kota.

Martinus mengatakan, ia bersama Jaya telah mencapai kata sepakat untuk maju sebagai pasangan dalam pencalonan di Pilkada Banjarbaru. “Beliau meminta saya untuk maju di pencalonan Pilkada Banjarbaru, mengisi kekosongan yang ditinggalkan almarhum Nadjmi Adhani. Kita sudah mencapai kata sepakat,” ujarnya.

Apalagi, Martinus dan mendiang Nadjmi Adhani, memiliki satu kesamaan. Keduanya sama-sama berasal dari birokrat. Dimana, Martinus sendiri juga sempat menjadi Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalsel hingga akhirnya menjabat sebagai Penjabat Wali Kota Banjarbaru.

Dari sini, pasangan Martinus-Jaya mulai gerilya dukungan. Selain kursi NasDem, ia kemudian memperoleh dukungan dari PAN dan Demokrat. Sehingga koalisi biru tiga parpol ini mampu mengantongi jumlah dukungan 7 kursi sebagai bekal mendaftar di KPU.

Di sisi lain, munculnya duet Aditya-Wartono juga tak kalah seru. Kontroversi tampilnya kembali Aditya ke panggung Pilkada setelah sebelumnya menyatakan mundur tak otomatis berakhir.

Usai dideklarasikan Partai Gerindra sebagai calon wali kota kembali, berpasangan dengan Ketua DPC Gerindra Banjarbaru Syahriani Sahran, Aditya kembali memberikan kejutan politik.

Hanya berselang 10 hari, Aditya menceraikan Syahriani. Impian dibangunnya koalisi Gerindra dan PPP sebagai perahu politik yang akan membawa Aditya-Syahriani bubar di tengah jalan.

Memalingkan wajah dari partai berlambang kepala garuda dengan jaminan 6 kursi di parlemen DPRD Banjarbaru, Aditya lebih melirik partai besutan Megawati yakni PDI Perjuangan.
Koalisi PPP dan PDI Perjuangan akhirnya terbentuk.

Membawa duet baru Aditya-Wartono ke panggung Pilkada. Untungnya, Gerindra ternyata masih cukup setia menyokong duat tersebut. Ya, langkah Gerindra di Pilkada Banjarbaru seperti anti klimaks! Kekuatan 6 kursi parlemen untuk mengusung calon sendiri dalam tarung politik akbar 9 Desember 2020, tak digunakan.

Keputusan dukungan Gerindra atas pasangan Aditya-Wartono ini, disampaikan oleh Ketua DPD Gerindra Kalsel H Abidin, saat penyerahan formulir B1 KWK sebagai salah satu syarat pendaftaran kandidat ke KPU, Jumat (28/8/2020). Pada kesempatan tersebut, nampak hadir Aditya bersama pasangan barunya Wartono, serta empat kandidat kepala daerah lainnya.

H Abidin dalam kesempatan tersebut mengatakan, memutuskan tetap mendukung Aditya yang memutuskan pisah dengan Syahriani (Ketua DPC Gerindra Banjarbaru), karena menilai yang bersangkutan memiliki semangat untuk membangun Banjarbaru.

“Dia itu kan anak mantan Gubernur Kalsel yang kreatif dan bisa membangun Banjarbaru lebih baik,” katanya. Pada saat yang sama, H Abidin juga berpesan kepada semua kandidat yang didukung Gerindra untuk bisa sejalan dengan kebijakan partai.

Di sisi lain, Golkar yang ditinggal Aditya tak mau hanya jadi penonton. Partai berlambang beringin ini pun bergerak cepat. Mengajukan pasangan kader Gt Iskandar-AR Iwansyah, menjadikan poros ketiga di Pilkada Kota Banjarbaru.

Untuk memuluskan pasangan ini berlabuh ke babak pendaftaran calon, Golkar berhasil mendapatkan dukungan PKS. Bermodal kursi parlemen DPRD Kota Banjarbaru dengan Golkar 5 kursi dan PKS 2 kursi, cukup menjadi modal 6 kursi minimal seperti yang disyaratkan KPU untuk dukungan parpol.

Maka sah, duet Iskandar-Iwansyah menjadi poros ketiga, kompetitor Martinus-Darmawan Jaya Setiawan yang didukung tiga partai -Nasdem, PAN dan Demokrat-. Dan pasangan kader PPP-PDIP-Gerindra yakni Aditya Mufti Ariffin-Wartono.(Kanalkalimantan.com/tim)

 

Editor: Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->