Connect with us

HEADLINE

AIDS Itu Bukan Mitos, Jumlah Penderita di Banjar Semakin Meningkat!


Meski dianggap sebagai hal serius, namun penanganan kasus AIDS seringkali dianggap sebelah mata oleh sejumlah pihak. Padahal, ancamannya di depan mata.


Diterbitkan

pada

Foto : dok

MARTAPURA, Angka penderita HIV AIDS di Kabupaten Banjar memperlihatkan tren terus meningkat dari tahun ke tahun. Hingga sampai bulan November 2017 ini, tercatat 78 kasus HIV dan 32 kasus AIDS dengan jumlah total 110 penderita yang tersebar merata di beberapa kecamatan.

Dari jumlah 110 penderita tersebut didominasi jenis kelamin laki-laki, dengan usia berkisar 15 hingga 60 tahun. Sementara angka kematian yang disebabkan oleh penyakit berbahaya ini sudah mencapai 13 penderita. Fakta tersebut terungkap pada kegiatan rapat koordinasi Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Banjar, di aula Bapelitbang lantai 3, Rabu  (29/11) pagi, dengan melibatkan banyak pihak termasuk elemen masyarakat dan pelajar.

Kondisi demikian itu memerlukan kewaspadaan dan komitmen kuat dari semua pihak dengan ditunjang kepemimpinan yang konsisten dalam bentuk gerakan pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS yang terfokus dan terkoordinasi antara lintas sektor di Kabupaten Banjar.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Banjar H. Muhammad Hamdi mengatakan, tingginya angka penderita tersebut membuat Kabupaten Banjar menempati peringkat keempat se Kalimantan Selatan.

“Kalau nomor satunya Tanah Bumbu, kedua Banjarmasin dan ketiga Banjarbaru,” ujarnya.

Menurutnya tingginya angka penderita HIV AIDS tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya yang paling banyak adalah seks bebas serta jarum suntik yang dipakai secara bersamaan. Guna meminimalisir angka tren kenaikan tersebut pihaknya terus menangani penderita yang ditemukan tersebut dengan cara pengobatan agar jangan sampai menyebar kepada orang lain.

Sementara bagi orang lain yang belum terkontaminasi penyakit ini, pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahkan kepada kalangan pelajar sekalipun. Gencarnya sosialisasi tersebut bukan saja dilakukan pada perkotaan akan tetapi merambah hingga kepedesaan dan kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten lainnya,

“Sampai keperbatasan sekalipun kita sudah lakukan agar mereka tahu sedini mungkin penyebabnya dan berupaya untuk menjauhinya” katanya.

Lebih jauh dikatakannya bahwa angka 110 penderita tersebut adalah penemuan dan tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan semakin bertambah banyak dengan orang yang belum memeriksakan dirinya.

“HIV AIDS ini adalah penomena laksana gunung es, bisa saja kelihatan sehat segar bugar namun belum terdeteksi, karena penyakit ini 5 tahun kedepan baru bisa ketahuan dengan semakin menurunnya daya tahan tubuh seseorang” ungkapnya.

Di Kabupaten Banjar sendiri sudah ada pelayanan khusus bagi para penderita HIV AIDS di RSUD Ratu Zalecha Martapura, dengan kerahasiaan yang dijamin.

Rapat koordinasi Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Banjar. Foto : emroni

“Alhamdulillah kita juga sudah memiliki alat yang lengkap untuk penanganan dan pengobatan para penderita itu, sehingga para penderita penyakit ini tidak perlu bolak balik ke Banjarmasin untuk memeriksakan diri,” pungkasnya.

Sementara data di Banjarbaru, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, kurun waktu 2005 – Maret 2017, terdeteksi sebanyak 223 orang di Banjarbaru mengidap virus mematikan ini. Itu berarti, menurut Edy Sempana, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjarbaru, ada 600-an warga Banjarbaru tak sadar dirinya mengidap HIV dan sangat berpotensi menularkannya kepada orang lain.

Terbukti, ujar Edy, pada kurun 2015 sampai sekarang, ada 19 ibu hamil di Banjarbaru mengidap HIV. Dari jumlah itu, 4 orang terjangkit HIV sebelum menikah, 11 tertular dari suaminya, sisanya tidak diketahui karena suaminya tidak diperiksa.

Terus bertambah, karena di tahun 2016, Komisi Penaggulangan AIDS (KPA) Kota Banjarbaru mendeteksi sebanyak 44 orang mengidap HIV/AIDS. Dan di tahun 2017, hingga periode Maret, daftar ODHA Kota Banjarbaru bertambah sebanyak 16 orang.

“14 orang terdeteksi mengidap HIV, 2 dinyatakan positif AIDS,” ujar Edy Sempana, Sekretaris KPA Kota Banjarbaru.

Jumlah penderita ODHA di Kota Banjarbaru yang terus bertambah, ujar Edy Sempana, memaksa semua kalangan harus bekerja keras membendungnya. (emroni)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->