Connect with us

ACT KALSEL

ACT Target 1.000 Unit Hunian Sementara di Palu, Sigi dan Donggala


Integrated Community Shelter di Kelurahan Duyu Sepekan Lagi Rampung


Diterbitkan

pada

Pembangunan hunian sementara terintegrasi oleh ACT di lokasi gempa Kelurahan Duyu, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulteng. Foto : rico

PALU, Puluhan ribu masyarakat kehilangan tempat tinggal pasca gempa dan tsunami yang menerjang Provinsi Sulawesi Tengah. Selama perjalanan Tim Jurnalis Kemanusiaan menyusuri wilayah Palu, Sigi, dan Donggala terlihat para korban masih menempati tenda yang beratapkan terpal.

Meski banyak bantuan dari dalam maupun luar negeri, namun tidak bisa dipungkiri kondisi Sulawesi Tengah masih memprihatinkan. Tidak sedikit pula pengungsi yang masih kebingungan mencari tempat untuk membaringkan badan sembari berisirahat dari lelahnya aktivitas sehari-sehari.

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, ACT membuat sebuah program yaitu Integrated Community Shelter (ICS) alias hunian sementara terintegrasi bagi para pengungsi. Kali ini Kanal Kalimantan mendapat kesempatan untuk melihat bentuk serta proses pembangunan hunian sementara alias shelter di Kelurahan Duyu, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu pada Jumat (2/11/2018).

Dede Abdurrahman, Koordinator Pembangunan ICS menjelaskan shelter yang dibangun diatas lahan kosong kurang lebih 1 hektare ini akan berdiri 96 unit shelter dari total 6 bangunan. Shelter di Kelurahan Dayu ini, nantinya akan diberikan fasilitas umum.


“Dari total 6 bangunan ini, shelter berjumlah 96 unit, 1 bangunan itu terdapat 16 kamar. Shelter ini bisa bertahan 3 sampai 5 tahun, bahkan lebih. Kami juga menyediakan fasilitas umum seperti dapur umum, gudang, dan masjid,” ungkapnya saat meninjau pembangunan.

Bukan tanpa perencanaan yang matang, lahan yang dipilih untuk pembangunan shelter telah mendapat persetujuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Pemkot Palu dan assesment dari internal ACT.

Pekerja yang diturunkan membangun shelter mencangkup pekerja dari Tasikmalaya dan  Yogyakarta serta relawan lokal yang berpengalaman saat terjadi gempa di Lombok. Selain itu shelter diprioritaskan kepada korban gempa dan likuifaksi. Ditargetkan shalter di Kelurahan Duyu ini akan rampung seminggu kedepan.

Disisi lain Direktur Program ACT Pusat Bambang Triono mengungkapkan, pihaknya berencana akan membangun sebanyak 1.000 shelter di wilayah Palu, Sigi, dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Lokasi shelter itu nanti akan dibangun merata di tiga kabupaten/kota yang terkena gempa dan likuifaksi yakni di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala.

“Pembangunan tempat hunian nyaman tersebut sejauh ini baru dilakukan di empat titik berbeda, sambil menunggu adanya penambahan lagi,” ujarnya.

Khusus di Kelurahan Petobo, Palu Selatan terdapat 11 ribu jiwa dari 8 RW, namun di sana belum difinalisasi berapa jumlah shelter yang akan dibangun ACT. Penambahan shelter dalam waktu dekat ini nantinya akan dilakukan di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, pada hari Minggu (4/11). Rencananya pada peletakan batu pertama, akan langsung dihadiri Walikota Palu. (rico)

Reporter : Rico
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->