Connect with us

HEADLINE

Absennya Calon Independen di Pilgub Kalsel, Oligarki Parpol Makin ‘Cengkeram’ Kekuasan!

Diterbitkan

pada

Kecilnya kemungkinan calon independen di Pilgub Kalsel semakin memperkuat cengkeraman oligarki partai politik Foto: cleverism.com

BANJARMASIN, Pertarungan Pilgub Kalsel 2020 sepertinya berbeda dengan laga lima tahun sebelumnya. Perebutan tahta Kalsel 1 nampaknya hanya diisi petarung dari jalur partai politik (parpol) antara incumbent Sahbirin Noor versus Denny Indrayana. Jika pun kemudian muncul poros ketiga, kemungkinan juga lahir dari parpol. Sementara calon independen absen dari percaturan politik karena ribet dan susahnya persyaratan. Lalu, apa konsekwensinya?

Dibandingkan Pilgub 9 Desember 2015 silam, wajah politik Kalsel ketika itu lebih semarak. Kehadiran calon independen melawan dua kandidat usungan parpol menjadikan pertarungan lebih dinamis. Bahkan, calon perseorangan ketika itu nyaris menjungkalkan jago koalisi parpol besar. Meskipun, akhirnya pasangan Sahbirin-Rudy Resnawan tampil sebagai pemenang dari hasil hitungan resmi KPU Kalsel.

Ketika itu, terdapat tiga pasang kandidat yang bertarung. Yakni Zairullah Azhar-Muhammad Safi’i yang diusung PKB, Nasdem dan Demokrat; pasangan Sahbirin Noor-Rudy Resnawan yang diusung oleh Golkar, PPP, PDIP, Gerindra, PAN, PKS, dan Hanura; serta H Muhidin dan Gusti Farid Hasan Aman yang maju melalui jalur independen.

Namun cerita lima tahun lalu berbeda dengan sekarang. Saat ini, siapa calon independen yang berani menantang incumbent belum muncul batang hidungnya. Sehingga baru Denny Indrayana nekad jadi penantang, meski juga akhirnya pilih jalur partai.

Sebelumya, Haji Denny—sapaan Denny Indrayana saat ini, mengaku masih optimis dengan jalur independen. Tapi karena ribetnya persyaratan dan besarnya dukungan suara sebagai syarat awal, mantan WamenkumHam era Presiden SBY tersebut lebih realistis menempuh jalur parpol.

“Sebelumnya kami masih melakukan dua model pendekatan. Baik mengumpulkan dukungan KTP sebagai syarat independen, maupun melobi partai. Tapi seiring dengan persyaratan dan majunya jadwal penyerahan dukungan, maka kita mantab di jalur partai,” katanya.

Kepada kanalkalimantan.com, Haji Denny mengatakan telah mengumpulkan ribuan KTP dari relawan berbagai daerah. Meski demikian, ia mengatakan langkah yang dilakukan sebelumnya itu bukan kesia-siaan. Karena ribuan dukungan melalui KTP tersebut menjadi gambaran dukungan awal atas pencalonannya.

Kini, sudah ada tujuh parpol yang didatanginya demi sokongan kendaraan sebagai syarat pendaftaran di KPU. Yakni Gerindra, Demokrat, Nasdem, PKB, PKS, Hanura, dan PPP. Haji Denny optimis, dari tujuh parpol tersebut akan mampu memenuhi syarat minimal dukungan. Apalagi ‘garansi’ sebelumnya telah disampaikan Gerindra dan Demokrat. Begitu juga PKS yang memiliki sinyal sama. “Insyallah dukungan parpol aman,” tegasnya.

Begitu juga dengan incumbent Sahbirin yang sejak awal maju melalui Partai Golkar. Dibandingkan penantangnya, Sahbirin tentu tak perlu capek karena partainya mampu mengusulkan calon sendiri dari komposisi jumlah kursi di parlemen. Namun demikian, Sahbirin tak mau jalan sendiri tanpa mengajak koalisi partai lain. Maka silaturahmi dengan para pimpinan partai pun dijalin. Termasuk dengan PDIP, PAN, dan beberapa parpol yang juga didekati oleh Haji Denny seperti Gerindra, PPP, Nasdem, Demokrat, PKS, dan lainnya juga ia dekati.

Sehingga, hampir semua parpol yang memiliki kursi di DPRD Kalsel saat ini sudah terbagi habis. Potensi munculnya poros ketiga, diluar yang ada saat ini kemungkinan juga akan lahir dari partai yang saat ini mengusung mereka.


Laman: 1 2 3

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->