HEADLINE
Empat Hari Bertahan di Rumah, Dua Nenek Kedinginan Sampai ke Pengungsian
KANALKALIMANTANTAN.COM, MARTAPURA – Terjebak selama empat hari di dalam rumah yang terendam banjir. Dua lansia (lanjut usia) dari Desa Akar Begantung, Kecamatan Martapura Timur, berhasil dievakuasi dan tiba di tempat pengungsian Stadion Demang Lehman (SDL), Jum’at (15/1/2021) sore.
Pantuan kanalkalimantan.com, di lokasi pengungsian itu, dua nenek nampak terlihat lelah dengan raut wajah haru ketika telah tiba di pengungsian. Keduanya dievakuasi menggunakan truk Polres Banjar dari desa mereka yang sudah terkepung banjir.
Saat tiba di pengungsian kedua orang nenek ini dalam kondisi basah, sangat memperihatinkan. Sekujur tubuh keduanya basah, tubuh keduanya terlihat gemetar, karena pakaian mereka basah.
Keduanya digendong oleh petugas menuju ke salah satu ruang di stadion untuk diberikan pertolangan oleh petugas medis. Kedua nenek ini diberi sarung kering untuk menghangatkan tubuhnya.
Aswan (23), warga Desa Akar Begantung, mengatakan, dirinya bersama 20 orang warga harus menerobos air menuju kantor Kecamatan Martapura Timur. Mereka berjalan kaki selama hampir lebih dua jam, dengan menerobos air yang menutup hampir semua jalan di desa mereka hingga ke kantor kecamatan.
“Jalan kaki dari rumah menuju kantor kecamatan, sebelum Jum’at-an tadi berangkat, tiba di kantor kecamatan sekitar jam dua,” ucapnya kepada Kanalkalimantan.com.
Dia juga mengatakan, dari 20 orang tadi ada dua orang Lansia yang berjalan kaki bersama mereka menuju kantor Kecamatan Martapura Timur.
Di tengah perjalanan, kondisi kedua nenek tersebut tidak lagi kuat berjalan, kemudian mereka menaikkan ke rakit bambu khusus untuk dua nenek tersebut.
“Iya, nama nenek tersebut adalah Marfuah umur 70 tahun, sedangkan satu orang nenek lagi saya tidak kenal, tapi tetap kita ajak ke kantor Kecamatan Martapura Timur,” tuturnya.
Setelah tiba di kantor Kecamatan Martapura Timur, petugas kepolisian Porles Banjar langsung membawa mereka ke tempat pengungsian di Stadion Demang Lehman Indrasari, Martapura.
Aswan menyebut saat mereka meninggalkan rumah mereka, ketinggian air di dalam rumah mencapai pinggang orang dewasa. Sehingga membuat para petugas dan relawan kesulitan menembus ke desa Akar Begantung untuk evakuasi korban, karena keterbatasan perahu evakuasi.
“Jadi selama empat hari itu, kami semua tidur di tempat yang tinggi, kalau ada rumah orang yang tinggi, maka kami tidur di situ,” pungkasnya. (kanalkalimantan.com/wahyu)
Editor : Bie
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Sejarah 1 Mei 1952 : Dari Afdeeling Amoentai Menjadi Kabupaten Hulu Sungai Utara
-
HEADLINE6 jam yang lalu
Tok! KPU Banjarbaru Sahkan 30 Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Banjarbaru, Ini Daftar Lengkapnya
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara3 hari yang lalu
Cabang Musabaqah Syarhil Qur’an Kafilah HSU Putra Putri Lolos ke Final
-
Bisnis2 hari yang lalu
D’Bakso Hadir Manjakan Lidah Warga Palangkaraya dengan Ragam Menu Bakso
-
Kota Banjarmasin2 hari yang lalu
Unjuk Rasa Mahasiswa Banjarmasin di Hari Buruh Sedunia
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara2 hari yang lalu
Pemondokan Kafilah HSU Dikunjungi Sekda Tapin