Connect with us

Kanal

2019 Pasar Tradisional Banjarmasin Tanpa Kantong Plastik

Diterbitkan

pada


BANJARMASIN, Pemko Banjarmasin terus berkomitmen untuk menekan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Setelah melarang penggunaan kantong plastik di ritel modern, kini pemko juga akan menyasar pasar tradisional. Kebijakan ini, akan mulai dilaksanakan pada tahun 2019 secara bertahap.

Upaya Walikota Ibnu Sina menekan penggunaan plastik ini telah dicantumkan melalui Perwali Banjarmasin No 18 Tahun 2016. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banjarmasin Khairil Anwar mengatakan, larangan penggunaan kantong plastik ini telah muali dilaksanakan di Pasar Antasari dan Pasar Pandu.

“Kebijakan ini memang perlu waktu dan sosialisasi di masyarakat. Karena banyak yang menerima, tapi ada pula yang mempertanyakan soal pengganti kantong plastik untuk belanja,” kata Khairil.

Seperti halnya disampaikan Lukman Syarif, penjual ayam dan ikan segar di Pasar Lama. Ia mengakui sangat susah kalau tidak menggunakan kantong plastik. “Yang kita jual kan basah dan lengket. Pasti perlu plastik. Kalau cuma pakai bakul, nanti (ayam dan ikan) tercampur dengan belanjaan yang lain” ucapnya.

Sebelumnya pemerintah telah menwarkan alternatif purun sebagai pengganti dengan harga yang sangat terjangkau dan dapat digunakan berulang kali.

Menurut Sekretariat Dinas Lingkungan Hidup Banjarmasin, Zauhar, pada Januari 2019 mendatang, Dinas Lingkungan Hidup akan mengadakan sosialisasi perwali ini ke pasar tradisional. Yaitu ke pasar Pandu dan Pasar Teluk Dalam. Dalam hal ini, langkah yang dilakukan pihak Dinas Sosial adalah juga bekerja sama dengan pengrajin bakul dan akan memberikan bakul-bakul tersebut secara gratis pada tahap awal sosialisasi. “Kita coba sosialisasi pelan-pelan. Insya Allah 2019 terlaksana (perwali untuk kawasan pasar tradisional),” ungkapnya.

Zauhar juga menyampaikan harapannya agar larangan penggunaan kantong berbahan plastik ini bisa lekas merata. Karena menurutnya di perbatasan kota administratif masih terlihat kesenjangan antara toko retail/modern yang masih menyediakan kantong plastik dan yang sudah tidak menyediakan.

Selain itu juga, diharapkan agar masyarakat juga lebih sadar karena penggunaan sampah plastik ini memang tidak terasa dampaknya dalam waktu dekat. Namun akan sangat berpengaruh besar bagi generasi kita berikutnya maupun lingkungan serta mahkluk hidup baik daratan dan lautan.

Di tahun 2018 ini, Pemko Banjarmasin sudah memberlakukan kebijakan zero plastik di apotek. Sejak diberlakukan pada 1 Juni 2016, kebijakan ini diklaim mampu mencegah beredarnya 57 juta lembar kantong plastik pada tahun 2017. Program diet kantong plastik itu dinyatakan mampu mengurangi 30 persen sampah di Banjarmasin.

Produksi 600 Ton Sampah Per Hari
Menurut data Sekretariat Dinas Lingkungan Hidup, Zauhar, masyarakat Banjarmasin menghasilkan 600 ton sampah per hari. Itu jika diasumsikan, per orangnya menyumbang 0,7kg sampah per hari. “Itu belum ditambah dari data bank sampah lho, ya!” ungkapnya.

Selama 2018, data perkiraan dari Dinas Lingkungan Hidup terkait komposisi sampah plastik berada di posisi tiga dengan 12,77 persen. Posisi pertama ada sampah basah dengan 55,89 persen dan posisi kedua ada sampah tekstil dengan 14,93 persen.

Dengan data dari 18 toko retail/modern di Banjarmasin yang sudah tidak menggunakan kantong berbahan plastik ini, sudah terjadi pengurangan kantong plastik per harinya sebanyak 0.085 persen.

Untungnya, pihak perusahaan tidak mengeluhkan perwali ini. Zauhar mengatakan bahwa pihak perusahaan tidak merasa ada kerugian dengan larangan penggunaan kantong plastik ini. Daya beli masyarakat tetap ada.(mario)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->