Connect with us

Bisnis

17 Tahun Spesialis Buka Lapak Penjualan Bendera dari Garut di Kota Martapura

Diterbitkan

pada

Lapak penjual bendera dan umbul-umbul di jalan A Yani KM 37,5, Kelurahan Sungai Paring, Kecamatan Martapura jelang peringatan HUT RI ke-78. Foto: wanda

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia penjual bendera dan umbul-umbul mulai memenuhi sudut wilayah di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Meski peringatan HUT RI masih beberapa minggu lagi namun kesempatan mengais rezeki tahunan mulai menggeliat.

Ahmad (40), lelaki asal Garut, Jawa Barat, dengan semangat menapakkan kaki setiap tahunnya untuk menjual bendera di Martapura, Kabupaten Banjar.

Dia mengaku sudah 17 tahun terakhir membuka lapak penjualan bendera di jalan A Yani KM 37,5, Kelurahan Sungai Paring, Kecamatan Martapura atau tepatnya di depan gedung Islamic Center KH Anang Djazouly Seman.

Deretan bendera berbagai ukuran serta umbul-umbul yang dia jual itu telah menghiasi pinggir jalan Martapura sejak pertengahan Juli lalu.

“Tahun ini produksi nasional sudah sejak berbulan-bulan lalu, sentralnya di Garut kemudian disebar ke seluruh Indonesia dari Sumatera hingga Papua. Jadi kalau dihitung semua ada jutaan pieces bendera yang diproduksi,” ucap Ahmad.

Rata-rata, barang yang dijual berwarna merah dan putih. Bentuk dan ukuran yang dipajang juga berbeda. Ada yang memanjang dan ada pula yang berbentuk setengah bulat.

“Harganya rupa-rupa tergantung ukuran. Untuk bendera saya jual dari Rp50 ribu sampai Rp60 ribu, kalau umbul-umbul ada yang Rp30 ribu sampai Rp50 ribu,” sebut dia.

Dia juga menjual pernak pernik khas kemerdekaan yang biasa dilekatkan di kendaraan bermotor dengan harga mulai dari Rp5 ribu hingga Rp10 ribuan saja.

Menurutnya, tahun ini sudah mulai ramai penjualan bendera merah putih lantaran sudah dicabutnya masa pandemi Covid-19 sehingga banyak sekolah sampai kantor dibuka untuk merayakan 17-an.

“Paling banyak dicari model bendera dan umbul-umbul untuk kantor-kantor, gudang-gudang,” katanya.

Kala pandemi, dia mengaku pendapatannya menurun 30 hingga 40 persen. Meski begitu dirinya tetap konsisten datang ke Martapura untuk berjualan bendera setiap tahunnya.

Namun, ternyata dirinya tidak menetap, hanya mengontrak tempat tinggal selama berjualan kemudian usai peringatan 17-an berakhir dia pun kembali pulang ke kampung asalnya.

“Jadi ke sini spesial untuk jualan bendera aja setahun sekali, karena sistem jualannya mandiri kalau punya uang dan modal ya kita bisa berangkat, kalau lagi gak punya paling induk ikut orang jadi karyawan,” ucap Ahmad.

Ditanya soal omset penjualan dia mengaku cukup saja untuk makan sehari-hari dan juga biaya transportasi.

“Hari ini sudah dapat sekitar Rp300 ribu dan lumayan lah cukup untuk makan dan transport,” sebut dia lagi.

Pertama kali merintis usaha ini, Achmad lebih tertarik berangkat ke Kalimantan Selatan tepatnya di Kota Martapura untuk menjual bendera. Dia pun biasa berangkat bersama sanak saudaranya untuk berdagang bendera ke Martapura.

“Selesai penjualan biasanya tanggal 16 Agustus dan paling lambat kita pulang tanggal 17 sama-sama,” tutup Achmad. (Kanalkalimantan.com/wanda)

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->