Connect with us

Kota Banjarbaru

Tertinggi di Banjarbaru, Kelurahan Landasan Ulin Tengah Jadi Lokus Audit Stunting

Diterbitkan

pada

Kelurahan landasan ulin tengah menjadi lokus audit stunting di Banjarbaru. Foto : ibnu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Kelurahan Landasan Ulin Tengah menjadi lokus audit stunting yang diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pengendalian Masyarakat, Perempuan dan Pengendalian Anak (DP2KBPM2A) Kota Banjarbaru di Aula Gawi Sabarataan Pemko Banjarbaru, Selasa (20/9/2022).

Berdasarkan data Pendataan Keluarga (PK) Kelurahan Landasan Ulin Tengah tercatat paling berisiko stunting. Hal ini diungkapkan Kepala DP2KBPM2A, Sri Lailana, yang menerangkan angka stunting di Landasan Ulin Tengah sangat tinggi sehingga diambil lokus utama pembahasan.

“Dari data yang disampaikan ada 10 kasus, balita yang stunting ada 4 kasus, ibu nipas ada 1, calon pengantin ada 2 dan ibu hamil ada 3,” rincinya.

Kasus ini katanya dibahas oleh tim pakar, kemudian akan ditindak lanjuti oleh tim teknis dan SKPD terkait.

 

Baca juga : 10 PAUD di Kabupaten Banjar Dapat bantuan Kegiatan UKS

Sri mengatakan audit kasus stunting adalah identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya.

Menurut dia, tahapan audit kasus stunting dilakukan melalui empat kegiatan, yaitu pembentukan tim audit, pelaksanaan audit kasus stunting dan manajemen pendampingan keluarga, dan diseminasi serta tindak lanjut.

Dari 10 kasus tersebut katanya dapat dilihat ada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti pemberian makanan sehat pada ibu hamil sebagai makanan utama.

“Ada juga sanitasinya yang tidak layak, air bersih dikonsumsi setiap hari tidak layak, ada juga jambat yang tidak layak, semua ini akan diintervensi dinas terkait,” bebernya.

 

Kepala DP2KBPM2A, Sri Lailana. Foto: ibnu

Baca juga : 10 Pelopor Penggerak Perkoperasian di HSU, Terima Penghargaan dari Plt Bupati Husairi

Dari 10 kasus akan dilaksanakan kembali evaluasi, sebelum dilakukan tindak lanjut dan dilakukan desiminisi atau penandatanganan komitmen untuk tindak lanjut perbaikan kepada 10 sasaran kasus stunting.

Disampaikan juga tujuan kegiatan ini, yakni untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan program percepatan penurunan stunting di tingkat Kota Banjarbaru, dengan keluaran (output) dan manfaat (outcome) yang jelas dan terukur.

Sekaligus, secara khusus untuk meningkatkan pemahaman tentang program dan kegiatan percepatan penurunan stunting, menyelaraskan pelaksanaan program serta menyamakan persepsi pelaksanaan program dan kegiatan di tingkat Kota Banjarbaru.

Ditempat yang sama Kordinator Bidang KB, BKKBN Provinsi Kalsel, dr. Mahendra Prakosa menambahkan penurunan stunting di Banjarbaru masih belum terlihat, namun saat ini sedang berlangung SGI (status gizi Indonesia) tahun 2022.

 

Baca juga  : Dispersip Tanah Bumbu Bantu Penyediaan Fasilitas Ruang Baca di Masjid Desa

“Dengan adanya audit kasus stunting, bisa dipetakan penyebab terkenanya stunting pada seseorang,” katanya.

Menurutnya, bantuan lintas sektor sangat berpengaruh dalam penurunan stunting ini.

“Stunting penyebabnya macam-macam, bisa dari intek dari makanan kurang dari waktu yang lama, bisa juga pola pengasuhan, bisa juga karena inveksi kronis yang menular,” bebernya.

Dr. Mahendra menegaskan, stunting tidaklah diturunkan, melainkan beberapa faktor seperti lingkungan, makanan dan air.

 

Baca juga : KKP Banjarbaru: 45 Wajib Pajak di Banjar Belum Lunasi PBB P5L Sebesar Rp 73,874 Miliar

“Penyebabnya bukan karena keturunan, bisa jadi penyebabnya dari faktor lingkungannya, bisa dari intek makanan berkurang atau akses air bersihnya kurang,” tuturnya.

Dijelaskan dr. Mahendra tidak setiap anak pendek stunting, tapi yang jelas yang stunting pasti pendek.(Kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->