Connect with us

HEADLINE

Target dan Waktu Aksi Terorisme Sudah Dipilih, Uang Rp 500 Ribu buat Modal Bikin Samurai!

Diterbitkan

pada

Aksi terorisme yang terjadi di Mapolsek Daha Selatan di HSS telah dirancang sebelumnya oleh para pelaku. Foto: polsek

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Satu-persatu fakta di balik aksi serangan teroris di Mapolsek Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan (HSS), akhirnya terkuak. Selain pelaku dan adanya otak aksi teror, serangan tersebut ternyata sudah dirancang jauh hari sebelumnya. Termasuk dipilihnya AR selaku eksekutor lapangan!

Ini mematahkan anggapan sebelumnya jika serangan atas Mapolsek Daha Selatan dilakukan secara acak dan tak terkait unsur terorisme. Karena sejak awal, dari tangan AR sudah ditemukan bukti berupa syal dan kartu identitas ISIS, selembar surat wasiat bertulis tangan, serta Alquran kecil yang disimpan dalam tas pinggang pelaku. Juga senjata samurai, yang kesemuanya mengarah bahwa pelaku sudah mempersiapkan diri.

Dari keterangan yang disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono, ada pertemuan sebelumnya antara pelaku AR dengan terasngka teroris lain untuk merancang aksi. Sebab diketahui, ide rencana aksi teror kepada tim amaliyah justru berasal dari AS, yang sebelumnya diamankan Densus 88 di Tanah Bumbu. “(AS) yang berperan memberikan ide kepada tim amaliyah untuk melaksanakan aksi penyerangan dengan target anggota polisi dan kantor polisi di Mapolsek Daha Selatan,” kata Brigjen Awi.

Dipilihnya Polsek Daha Selatan, juga kemungkinan dengan pertimbangan bahwa AR merupakan ‘lokal boy’ alias warga setempat yang mengetahui seluk-beluk lokasi target. Hal ini sebelumnya juga ditegaskan Humas Polda Kalsel Kombes Rifai yang membenarkan bahwa AR merupakan warga HSS.

Sokongan untuk menjalankan aksi juga diberikan oleh TA, terduga teroris yang membaiat AR, dan empat teman lainnya yakni MZ, AR, AS, AN, dan MR menjadi bagian Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kalimantan Selatan (Kalsel). “Tersangka TA memberi uang untuk membuat pedang yang digunakan dalam aksi teror.Ia memberikan uang Rp 500.000 untuk pembuatan pedang samurai yang dipakai pelaku menyerang Mapolsek Daha Selatan,” terang Awi.

Dan, aksi penyerangan itu pun benar terjadi. Sekitar pukul 02.15 Wita Bripda M Azmi mendengar keributan di ruang SPKT, pada saat itu posisi Bripda M Azmi berada di ruangan unit reskrim. Kemudian mendatangi ke ruangan SPKT dan melihat keadaan Brigadir Leonardo Latupapua sudah mengalami luka bacok, kemudian Bripda M Azmi mendatangi Kanit Intel Brigadir Djoman Sahat Manik Raja untuk meminta pertolongan dan bersama sama mendatangi ruang SPKT.

“Kemudian AR (pelaku) tersebut mengejar kedua anggota yang mendatangi ruang SPKT tersebut dengan sajam jenis samurai yang sudah terhunus,” kata Kombes Rifa’i.

Lebih lanjut ia menjelaskan, anggota yang dikejar tersebut lari ke ruang Intel dan Binmas serta mengunci ruangan dari dalam sambil meminta bantuan menelpon ke Polres Hulu Sungai Selatan. Selanjutnya, AR bersembunyi di ruangan unit Reskrim, hingga bantuan dari Polres HSS datang, pelaku tidak mau menyerah.

Sehingga aparat kepolisian mau tidak mau mengambil tindakan tegas dan terukur terhadap AR dengan memberikan tembakan, hingga akhirnya dinyatakan tewas saat dirujuk ke RSUD Hasan Basry Kandangan.

AR dimakamkan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada Jumat (5/6/2020) dengan pengamanan ketat pihak Polres setempat melibatkan sekitar 15 orang personel. Bersamaan pada waktu itu juga, Densus 88 meringkus jaringan JAD Kalsel yang menjadi dalang aksi tersebut.(kanalkalimantan.com)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->