Connect with us

Advertorial

Optimalisasi 500 Hektare Lahan Rawa Lebak di Polder Pasayangan

Diterbitkan

pada

Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Banjar gelar ekspos kegiatan lahan rawa lebak yang ada di Kabupaten Banjar. Foto : rendy

MARTAPURA, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Banjar gelar ekspos kegiatan lahan rawa lebak yang ada di Kabupaten Banjar, di Mahligai Sultan Adam Martapura, Rabu (11/4). Kegiatan tindak lanjut memorandum of understanding (MoU) bulan Maret lalu di Palembang yang dihadiri oleh para kepala Dinas TPH se Indonesia dengan Direktorat Jenderal Sarana Prasarana Pertanian untuk optimalisasi lahan rawa.

Menurut Kepala Dinas TPH Kabupaten Banjar Muhammad Fachri, Kabupaten Banjar yang merupakan salah satu lumbung padi terbesar di Kalsel memiliki potensi optimalisasi rawa lebak sebesar 500 hektare.

Kabupaten Banjar sendiri mempunyai lima tipe lahan, diantaranya lahan kering, lahan pasang surut, lahan sawah tadah hujan, irigasi, dan lahan rawa atau lebak. Diantara lima lahan yang berpotensi ditanami padi untuk dapat meningkatkan lumbung padi terbesar merupakan lahan rawa atau lebak dengan luas lahan total sebesar 8.538 hektare.

Lahan rawa lebak yang merupakan daerah yang selalu tergenang air pada periode yang cukup lama dimana air berasal dari air hujan, air tanah atau air permukaan lainnya dan tidak dipengaruhi pasang surut air laut dapat dioptimalkan dengan melakukan beberapa cara. Diantaranya harus ada tanggul di sekitar lokasi sawah, ada saluran air, ada petakan sawah, dan ada jalan tani yang bisa menjadi akses untuk mengangkut hasil tani. Juga disertai dengan pompa air yang bisa mengontrol.

“Ada beberapa cara yang akan kita lakukan  untuk mengoptimalisasi lahan rawa ini, kita harus membangun tanggul di keliling lokasi sawah,  harus ada saluran air, serta ada mesin  pompa air untuk mengontrol, dan yang terpenting,  ada jalan tani untuk akses para petani membawa hasil tani mereka,” ujar Kadis TPH Banjar.

Masih menurut Fachri hal ini bertujuan untuk menambah lahan area tanam dan menambah hasil produksi rawa lebak dan rawa pasang surut terkait tata kelola lahan pertanian. Ada delapan desa yang akan menjadi percontohan tersebut yaitu desa Keramat Baru 114-144 hektare, desa Tungkaran 37,6 hektare, desa Pesayangan 98,5 hektare, desa Telok Selong 115 hektare, desa Telok Selong Ulu 94,8 hektare, desa Keramat 70,9 hektare, dan desa Pekauman 78,9 hektare.

Sementara itu Bupati Banjar KH Khalilurrahman mengatakan, Kabupaten Banjar sebagai salah satu kabupaten yang nantinya akan dijadikan percontohan pada kegiatan optimasi lahan rawa lebak dengan luas 500 hektare, yang akan direncanakan di kawasan folder Pasayangan.

“Saya mendukung penuh kegiatan lahan rawa lebak di Kabupaten Banjar pada hari ini, sebagai upaya penyatuan persepsi dan penyeragaman rencana pada pelaksanaan kegiatan tersebut,” katanya.

Lahan yang awalnya kurang produktif ditingkatkan menjadi produktif. Fenomena yang terjadi sekarang ini adalah banyaknya alih fungsi lahan pertanian yang semakin tidak terkendali.

“Begitu pula, dengan Kabupaten Banjar yang kaya akan potensi pertanian, harus tetap bisa menjadi lumbung pangan di Kabupaten Banjar khususnya, dan di Kalimantan Selatan dengan slogan kindai limpuar,” bebernya.

Dinas TPH beserta SKPD terkait untuk melakukan terobosan menyikapi hal tersebut, yaitu berkurangnya lahan sawah akibat alih fungsi, baik melalui intensifikasi dengan menggerakkan seluruh petani untuk tanam 2 kali setahun atau melalui pembukaan areal baru (percetakan sawah) atau optimasi lahan. (rendy/hendera)

Reporter : Rendy, Hendera
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->