Connect with us

NASIONAL

Ini Klarifikasi KPAI soal Tudingan Eksploitasi Anak pada Audisi PB Djarum

Diterbitkan

pada

Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty. Foto : Suara.com/Teguh Lumbiria

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengklarifikasi terkait pernyataan yang dianggap menuding PB Djarum mengeksploitasi anak-anak untuk mempromosikan Djarum yang identik dengan rokok.

Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty mengatakan bahwa pihaknya ingin menghentikan eksploitasi anak pada audisi bulutangkis PB Djarum yang mengharuskan anak memakai kaos dengan branding Djarum.

“Dengan ini, kami menyampaikan klarifikasi bahwa yang kami maksud adalah agar Djarum menghentikan eksploitasi anak pada audisi Djarum Badminton yang mengharuskan anak memakai kaos bertuliskan Djarum yang identik dengan merek dan brand image produk rokok,” ujar Sitti dalam keterangan tertulis, Senin (9/9/2019).

Baca: PB Djarum Hentikan Audisi Umum Bulutangkis Mulai 2020, Polemik dengan KPAI?

Sitti menuturkan fokus pesan KPAI bukanlah menghentikan audisi bulutangkis.

Namun PB Djarum tetap bisa melakukan audisi, dengan catatan tak menyertakan anak-anak dengan identitas dan brand image.

“Fokus pesan ini adalah bukan menghentikan audisinya, namun tetap bisa melakukan audisi dengan catatan tidak menyertakan anak-anak dengan identitas dan brand image, baik melalui company image dan colour image yang memiliki ‘kesamaan pokok’ untuk mempromosikan image perusahaan maupun image produk dalam audisi tersebut. Sehingga tidak terjadi eksploitasi ekonomi terhadap anak-anak Indonesia, terutama sebagai alat marketing,” jelas Sitti.

Baca: Tarung Tagar #BubarkanKPAI vs #KamiBersamaKPAI, Kuat Mana?

Lebih lanjut, Sitti mengatakna sikap tentang adanya eksploitasi ini sudah menjadi pemahaman bersama dengan pemerintah saat KPAI melakukan case conference.

Pertemuan saat itu dihadiri oleh beberapa unsur kementerian, seperti Kemenko PMK, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), Kemenpora, BPOM, Bappenas termasuk juga organisasi masyarakat sipil, Pokja Tembakau Kontrol-KPAI dan rekan-rekan media.

“Bahwa pertemuan tersebut juga sama-sama memahami, penting untuk tetap melanjutkan kegiatan audisi. Namun menghilangkan unsur eksploitasinya sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 109 tahun 2012,” tegasnya.

Karena itu, KPAI mengimbau semua pihak tidak terprovokasi oleh narasi dari pihak-pihak tertentu.

“KPAI tetap akan mengawasi kasus ini dan sangat besar harapan kami agar masyarakat berhati-hati menangkap pesan-pesan yang beredar yang akan merugikan upaya kita bersama dalam melindungi anak Indonesia,” tutur Sitti.

Sitti menyayangkan pihak-pihak yang melakukan penggiringan opini sehingga narasi yang beredar di masyarakat menyimpang dari tujuan dimaksud.

Baca: Tepis Unsur Eksploitasi Anak, Imam Nahrawi Minta Audisi PB Djarum Lanjut

“Dalam narasi-narasi tersebut, seakan-akan KPAI mendukung untuk mematikan upaya pengembangan bakat anak Indonesia, terutama dalam bidang bulutangkis. Dalam narasi-narasi yang salah tersebut, disuarakan bahwa KPAI bermaksud membuat bulutangkis di Indonesia mati,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, PB Djarum memutuskan menghentikan audisi umum pencarian bakat bulutangkis dimulai pada tahun 2020 mendatang.

Keputusan itu diambil lantaran dituding KPAI telah melakukan praktik eksploitasi anak lewat program pencarian bakat.

Penggunaan brand Djarum pada kaos masing-masing peserta audisi, dianggap KPAI sebagai sarana iklan rokok terselubung yang memanfaatkan tubuh anak sebagai medianya.

“Pada audisi kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena di tahun 2020 kita memutuskan untuk menghentikan audisi umum,” ujar Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppi Rosimin dikutip dari laman resmi PB Djarum, Minggu (9/8/2019).

“Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kita hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik,” sambungnya.

Reporter : Suara.com
Editor : KK

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->