Connect with us

Kota Banjarbaru

Gelar Bazar UMKM 2019, Darmawan Jaya: UMKM Itu Pelaku Ekonomi Kreatif

Diterbitkan

pada

Pemkot Banjarbaru menggelar Bazar UMKM tahun 2019, di lapangan Murjani. Foto : rico

BANJARBARU, Memeriahkan puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-XXVI, Pemkot Banjarbaru menggelar Bazar UMKM tahun 2019, di lapangan Murjani, Rabu (3/7). Pameran yang menampilkan produk-produk lokal tersebut secara resmi dibuka Wakil Walikota Banjarbaru H Darmawan Jaya Setiawan.

Sekretaris Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Kota Banjarbaru, Herlan mengatakan, Bazar UMKM Kota Banjarbaru tahun 2019 untuk memberikan makna atas keberadaan UMKM sebagai pilar kerakyatan. Serta sebagai salah satu solusi atas permasalahan dan tantangan yang dihadapi khususnya dalam bidang pemasaran.

“Ini wujud kepedulian pemerintah memperkenalkan produk yang dihasilkan para pelaku UMKM berupa kerajinan, kuliner dan aneka produk olahan makanan lainnya,” katanya.

Bazar UMKM Kota Banjarbaru berlangsung sejak Rabu (3/7) sampai dengan Minggu (7/7). Kegiatan Bazar UMKM ini selain memeriahkan puncak peringatan Hari Keluarga Nasional ke-XXVI, juga sebagai bagian kalender event Kota Banjarbaru yakni Ethno Festival. Dengan harapan agar masyarakat terhibur dengan berbagai gelaran budaya sambil menikmati atau berbelanja aneka produk UMKM yang diolah para pelaku usaha di Banjarbaru.

Tercatat, sebanyak 158 orang pelaku usaha di kota Banjarbaru turut meramaikan event tahunan ini. Selain itu, anak-anak disabilitas di Banjarbaru yang telah berkarya, serta anak-anak SMKN di Kota Banjarbaru ikut ambil bagian dalam Bazar UMKM kali ini. Produk yang ditampilkan adalah berbagai bentuk tas, berbagai bentuk tikar, aneka kerajinan, olahan makanan, kerajinan kain sasirangan bordir dan kerajinan berbahan purun.

Sementara itu, Wakil Walikota Banjarbaru, H Darmawan Jaya Setiawan mengatakan, kerja sama dengan badan ekonomi kreatif memberikan dampak positif, yakni dengan informasi kegiatan kegiatan promosi yang dilaksanakan Bekraf di luar negeri. Ia juga menceritakan, dirinya bersama Walikota Banjarbaru saat ini lebih sering menyebut pelaku UMKM sebagai pelaku ekonomi kreatif.

Hal tersebut karena UMKM hanyalah klasifikasi segmentasi usaha kalau namanya pengusaha mikro itu adalah maksimal omset Rp50 juta, kemudian usaha kecil Rp50 juta hingga Rp 500 juta, kemudian menengah Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar.

“Namun lebih baik saya kira dimanapun segmentasinya kita sebut saja sebagai pelaku ekonomi kreatif. Diharapkan menjadi semangat untuk berkembang menjadi lebih baik lagi. Tentu dengan adanya brending ekonomi kreatif kita akan terfokus pada kreatifitas produk,” pungkas Wakil Walikota Banjarbaru. (rico)

Reporter : Rico
Editor : Bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->