Connect with us

Kabupaten Kotabaru

Catatan Kecil Pendaki Gunung Dunia, Punya Anak Perempuan Taklukkan Seven Summit

Diterbitkan

pada

Septamto L Inkiriwang, salah satu anggota Wanadri. Foto: muhammad

KANALKALIMANTAN.COM, KOTABARU – Bersahaja, santai dan juga santun. Melihat seorang pria yang usianya sudah tak lagi muda. Namun, semangatnya patut diacungi jempol. Ia yang sekarang bekerja di salah satu perusahaan di Kabupaten Kotabaru ternyata kaya pengalaman di dunia pecinta alam dan lingkungan, bahkan soal pendakian puncak-puncak gunung yang bukan kaleng-kaleng.

Septamto L Inkiriwang, salah satu jebolan dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung atau Wanadri. Organisasi pecinta alam bebas tertua yang ada di Indonesia, berdiri sejak 1964 silam.

Tentu menjadi anggota Wanadri menjadi salah satu kebanggaan. Hanya saja, untuk bisa masuk dan mendapatkan pendidikan di sana bukan jalan yang mudah, mesti melalui beberapa tahapan seleksi yang tidak sembarangan.

Rabu (1/6/2022) malam, di tengah suasana ramai dan meriah dalam perayaan peringatan HUT ke-72 Kabupaten Kotabaru, jurnalis Kanalkalimantan.com berkesempatan bertemu dengan anggota Wanadri yang masuk tahun 1981 ini.

 

 

Baca juga: Mabuk Bawa Parang, Lelaki Ini Digelandang ke Mapolsek Cempaka

Sambil menyeruput secangkir kopi, Bang Septamto -akrab disapa- menceritakan pengalamannya mendaki beberapa gunung di Eropa.

“Sedikit pengalaman saya waktu di Wanadri dan ini hanya sharing cerita saja. Kebetulan entah kenapa, anak saya juga suka dengan alam, karena dulu sering diajak untuk mengenal lingkungan hutan, sehingga ia menyenanginya, dan saat kuliah anak saya juga aktif dalam organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di kampusnya (Unpar, red),” beber Bang Septamto.

Sembari ngobrol santai mengenai dunia pecinta alam dan lingkungan, anak bungsunya bernama Fransisca Dimitri Inkiriwang ternyata seorang pendaki gunung perempuan pertama Indonesia yang menjajal 7 gunung tertinggi di dunia alias Seven Summit.

Fransisca Dimitri Inkiriwang, pendaki gunung perempuan Indonesia yang menjajal Seven Summit. Foto: dok.pribadi

“Saya bangga, karena dengan semangatnya Fransisca terpilih untuk mengikuti pendakian 7 gunung tertinggi dunia bersama dengan satu rekan perempuan lainnya. Di tahun 2014 sebagai start awalnya dan pendakian tim Seven Summit berakhir pada tahun 2018 lalu, hal itu menjadi kebanggaan karena meskipun ia seorang perempuan, namun berhasil melakukan pendakian di beberapa negara,” ungkap lelaki yang pernah menaklukkan puncak Mount Blanc di Eropa ini.

Bercerita pengalamannya sejak awal masuk Wanadri di tahun 1981 silam, pastinya banyak hal yang didapatnya dan pengetahuan, secara tidak langsung membentuk karakter serta mampu diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Terbitnya SE Penghapusan Honorer: Tidak Ada Pengangkatan PNS dan PPPK, Tetap Ikuti Seleksi!

“Misalkan saja dalam contoh paling kecil kepedulian kita terhadap lingkungan jangan membuang sampah sembarangan. Apalagi kalau kita sering camping di hutan, jangan sekali-sekali meninggalkan kesan kurang baik bagi lingkungan,” imbuhnya.

“Saya dulu pernah tersesat di hutan Papua ketika mau mendatangi daerah transmigrasi di sana, karena mempunyai sedikit bekal pengetahuan tentu menjadi salah satu modal untuk dapat bertahan hidup saat itu,” sambungnya.

Mendapatkan pengetahuan tentang alam lingkungan sejak usia dini dirasa penting. Karena walau bagaimanapun saat bersentuhan dengan hal itu pastinya menjadi salah satu pengalaman berharga untuk dapat menerapkan pengetahuan yang didapat.

“Namun, masing-masing orang berbeda. Kebetulan saya pernah mengenyam pendidikan alam di Wanadri dan kebetulan juga dunia kerja saya banyak bersentuhan dengan hal-hal semacam itu. Sehingga mau tidak mau dan suka tidak suka saya sangat menikmati prosesnya,” jelasnya.

Dikatakannya lebih jauh, hingga sekarang ia masih ingat pesan yang disampaikan saat mengikuti pendidikan Wanadri. “Kalau kamu tersesat di hutan jangan sampai berteriak. Tapi, bagaimana caranya harus selamat dan mencari jalan keluar sendiri,” katanya.

“Dalam kondisi itu, pengetahuan tentang survival atau bertahan hidup menjadi penting. Bukan hanya di alam bebas saja, melainkan dalam menjalani kehidupan keseharian,” tutupnya. (Kanalkalimantan.com/muhammad)

Reporter : muhammad
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->