Connect with us

HEADLINE

Angkutan Legendaris Banjarmasin-Hulu Sungai Diambang Punah, Bertahan Sekadar Ikhtiar Mencari Rezeki

Diterbitkan

pada

Armada Colt L300 yang pernah berjaya sebagai angkutan umum melayani rute Banjarmasin-Hulu Sungai. Foto: rizki

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – “Hidup Segan Mati Tak Mau”, pribahasa itulah yang mungkin dapat disematkan kepada angkutan umum Colt L300 yang saat ini masih beroperasi mengangkut dan melayani penumpang antar kota dalam provinsi di Kalimantan Selatan.

Angkutan legendaris yang eksis di tahun 1990-an hingga awal 2000-an itu kini masih bertahan di tengah persaingan dan perkembangan angkutan transportasi umum lainnya. Di Terminal Kilometer 6 Banjarmasin, masih dapat melihat Angkutan Umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) tersebut. Meski tak sebanyak dulu, kawasan Terminal Pal 6 dipenuhi Colt L-300 kala masih berjaya.

Bodi angkutan umum antar kota yang berjaya di tahun 1990-an hingga awal 2000-an itu sudah terlihat uzur. Sementara meski lebaran Hari Raya Idulfitri tinggal hitungan hari, sopir Colt L300 di Terminal Kilometer 6 justru belum merasakan lonjakan penumpang sama sekali.

Baca juga: Kendaraan Bermotor Bisa Titip di Polresta dan Polsek Selama Mudik

Pantauan Kanalkalimantan.com Kamis (4/4/2024) siang, di Terminal Kilometer 6 Banjarmasin nyaris tak terlihat calon penumpang yang hendak mudik pulang kampung ke luar dari Banjarmasin.

Beberapa orang yang ada di Terminal Tipe B itu sebagian besar hanya menunggu BRT Banjarbakula dengan rute Banjarmasin-Gambut-Banjarbaru-Tanah Laut.

Sejumlah sopir AKDP Colt L-300 itu nampak banyak yang menunggu penumpang. Sesekali diantara mereka menanyakan ke setiap orang yang tiba ke terminal yang baru datang, berharap adalah calon penumpang yang akan mudik ke Hulu Sungai.

Baca juga: Pemkab Banjar Gelar Asistensi Pendampingan Penginputan Data Dukung Kota Layak Anak 2024

Di salah satu sudut terminal terparkir Colt L300 berwana hijau tosca. Di kabin depan kursi stir ada seorang pria paruh baya sedang bersantai duduk di balik kemudi.

Dia adalah Udin, salah seorang sopir Colt L-300 tujuan Banjarmasin-Hulu Sungai yang sejak pagi mengaku sudah mangkal di terminal. Hingga pukul hampir menunjukkan pukul 15.00 Wita belum ada satupun calon penumpang yang ia dapatkan.

Sementara sore harinya Udin mengaku harus kembali ke rumah keluarga di Rantau, Kabupaten Tapin sekitar 75 kilometer dari Kota Banjarmasin.

“Sunyi pak (penumpang, red), sudah beberapa tahun seperti ini,” kata Udin sambil memegang handphone berharap ada calon penumpang menghubunginya.

Baca juga: Juara Festival Salikur Banjarbaru 2024 Diumumkan Setelah Lebaran

Meski sudah memasuki masa mudik lebaran Idulftri, penumpang di Terminal Kilometer 6 Banjarmasin menurutnya tak berbeda jauh dari hari-hari biasa alias sepi penumpang.

“Mungkin sehari sebelum hari raya baru ramai penumpang,” kata Udin mengira-ngira sambil berharap.

Kondisi sepi penumpang menurutnya sudah terjadi dalam beberapa tahun belakangan. Bahkan untuk menaikan tarif jelang lebaran pun mereka belum berani, karena takut semakin sedikit penumpang.

“Kalau dari Banjarmasin ke Rantau masih Rp60 ribu,” akunya.

Baca juga: Pj Bupati HSU Sambut Mahasiswa KKN UIN Antasari Banjarmasin

Di luar masa mudik lebaran, pria asal Rantau ini pun mengaku sudah sangat jarang sekali mobil angkutannya penuh penumpang. Bahkan sesekali ia mengaku rugi jika penumpang sedikit.

“Sebab minyak (BBM) bolak-balik saja sudah Rp300 ribu,” katanya.

Disamping itu Udin juga harus setor setiap seminggu sekali ke pemilik mobil, sebab hingga saat ini angkutan L300 yang gunakan sehari-hari itu statusnya masih sewa.

Udin mencoba menganalisa alasan sepinya penumpang ke luar kota jelang lebaran tahun ini. Salah satunya dia menyebut dampak adanya program mudik gratis dari pemerintah, sebab sebagian besar penumpang yang akan mudik keluar kota lebih memilih angkutan bus gratis tersebut.

Baca juga: Hibah Dana Pemkab HSU ke Masjid, Langgar, dan TPA di Kecamatan Haur Gading

“Travel sekarang kan juga rame. Apalagi ada bus gratis ini kan,” katanya.

Bukan hanya Udin, sopir-sopir Colt L300 yang pernah jadi raja di Teriminal Kilometer 6 Banjarmasin pada era 90-an hingga awal tahun 2000-an juga bernasib sama mengalami sepi penumpang. Namun mereka tetap bertahan di tengah ambang kepunahan angkutan umum yang dulu wara wiri Banjarmasin Hulu Sungai, sekadar berikhtiar mencari rezeki. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter : rizki
Editor : bie


iklan

Komentar

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->