Connect with us

HEADLINE

Tuntutan Air Lancar Warga Lima Komplek di Kertak Hanyar, Buka Kran Keluar ‘Air Mata’ 

Diterbitkan

pada

Warga jalan Tembikar Kanan Kertak Hanyar saat menuntaskan hasil dari Rapat Dengan Pendapat (RDP) Komisi II DPRD Kalsel bersama Dirut PTAM Intan Banjar bersama Komisi II DPRD Kalsel. Foto: wanda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Tuntutan dan keluhan soal air bersih warga lima komplek di jalan Tembikar Kanan, Kelurahan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, terungkap saat rapat dengar pendapat di DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (3/8/2023) siang.

Warga yang menjadi pelanggan PT Air Minum Intan Banjar membawa enam tuntutan, salah satunya berbunyi “Segera mungkin pelayanan PT Air Minum Intan Banjar Intan Banjar bisa dinikmati warga Tembikar khususnya Komplek Graha Tembikar Permai, Fadilah 5, Cahaya Tri A, Villand Mahantas, Tembikar Asri 2”.

Lima komplek yang berada di jalan Tembikar Kanan itu tidak mendapatkan pelayanan optimal air bersih, bahkan sejak lima tahun terakhir.

Warga juga meminta agar dapat dilakukan peninjauan kembali terhadap pembayaran tagihan PTAM Intan Banjar selama 3 bulan bagi warga pelanggan yang terdampak.

Baca juga: Diadang Emak-emak Gegara Air Tak Ngalir, Dirut PTAM Intan Banjar Tawarkan Mobil Tanki

Pelanggan yang tidak kebagian air justru memiliki biaya tagihan lebih, sehingga paling tidak warga meminta untuk menghapuskan pembayaran selama 3 bulan terakhir.

Dengan cara apapun, pihaknya meminta agar PTAM Intan Banjar dapat mendistribusikan air melalui mobil tangki ke wilayah lima komplek secara rutin dan berkelanjutan.

Kamis (3/8/2023) siang, Komisi II DPRD Kalsel mengundang Direktur Utama PTAM Intan Banjar Syaiful Anwar dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait keluhan pelayanan pendistribusian air.

Meski belasan perwakilan warga turut diundang dan hadir di gedung DPRD Kalsel, namun hingga sore hari tuntutan itu tak disampaikan warga melalui diskusi terbuka bersama para pihak di ruang rapat.

Baca juga: Emak-emak Bawa Sampel Air Keruh, Warga Penuhi RDP DPRD Kalsel-PTAM Intan Banjar

“Ternyata sampai di sini apa yang kami harapkan tidak terjadi, kami berharap dapat berdiskusi langsung dengan anggota dewan dan juga Dirut PTAM Intan Banjar,” ungkap Tri Winarti, salah seorang warga yang tinggal Komplek Graha Tembikar Permai.

Warga hanya sempat berbincang dengan anggota dewan begitu pun dengan Direktur Umum PTAM Intan Banjar Cuma dicegat setelah RDP berakhir.

Warga yang didominasi emak-emak dan bapak-bapak komplek itu pun lantas menerima beberapa jawaban atas tuntutan yang diberikan di luar ruangan rapat.

Baca juga: Rampas Emas 100 Gram Berkedok Ojol di Banjarbaru, Pelaku Ngaku Sakit Hati

“Mengenai solusi jangka pendek yang diutarakan tadi dengan menggunakan tangki kalau menurut kami itu tidak efektif, karena sehari itu air datang cuma dua tanki sehari,” kata Tri Winarti.

Sementara kata Tri Winarti, jumlah rumah yang ada di setiap komplek itu saja ada sekitar 250 rumah, ditambah dengan tangki yang datang saat dini hari membuat banyak warga malah berebut air.

Menjawab hal tersebut, Direktur Umum PTAM Intan Banjar Syaiful Anwar menegaskan akan mencoba berkordinasi dengan membuat surat khusus perintah dari Bupati Kabupaten Banjar supaya diberikan fasilitas lebih seperti tandon.

Adapun untuk suplai tanki air keliling katanya saat ini tengah dijalankan dan juga sudah teragendakan dengan sejumlah jadwal yang dapat diakses masyarakat melalui Kepala Cabang 2 PTAM Intan Banjar.

Baca juga: Bias Borneo 2 Taman Budaya Kalsel, Pamerkan Karya Lukis Seniman Lintas Kalimantan 

“Akan kami bagikan jadwalnya, jadi mobil keliling itu kalau ingin berhubungan silahkan melalui kepala cabang kami yakni Cabang PTAM Intan Banjar II di wilayah Manarap,” ujar Syaiful Anwar.

Di sisi lain Tri membeberkan ada sejumlah tuntutan yang belum terjawab salah satunya mengenai keluhan kualitas air.

“Untuk kualitas air itu kami juga tidak mengerti kenapa dari satu rumah ke rumah yang lain air itu beda, ada yang keruh seperti teh, ada yang warnanya coklat, ada air yang warna hijau juga ada air yang bersih,” kata Tri Winarti.

Warga berharap PTAM Intan Banjar melihat dan meninjau lebih apakah memang ada yang kebocoran sehingga membuat keadaan air di sekitar rumah itu menjadi menurun kualitasnya.

Baca juga: Turdes Hari Pertama di Batola, Akses Jalan ke SMAN 1 Tabunganen Minta Dilebarkan

Dirinya juga menegaskan jika saat ini permasalahan penurunan tarif juga belum terpecahkan.

Pasalnya saat ini warga masih bertumpu pada suplai air tanki yang hanya datang dua kali sehari. Sedangkan warga tetap dibebankan biaya tagihan yang semakin mahal.

“Situasi saat air tidak jalan maka akan disuplai dengan tangki yang datang dua kali sehari, kalau kami ambil itu masing-masing dapat dua sampai tiga ember sudah habis,” sambung dia.

Lebih-lebih dia membeberkan keadaan dimana ketika warga memakai mesin pompa air, air tersebut tidak keluar namun meteran tetap berputar.

Baca juga: Menparekraf Sandiaga ke Kampung Kuin Banjarmasin, Ziarah Makam Raja Banjar Pertama

“Bayaran setiap bulan itu Rp180-Rp200 ribu, atau bahkan sampai sampai ke Rp300 ribu jadi itu apa yang kami bayar?,” imbuh dia.

Salah satu persoalan utama yang dikeluhkan warga ialah solusi dari pelayanan air yang seharusnya bisa diperlakukan sama dengan wilayah lain.

“Seperti di Manarap mereka bisa 24 jam membuka kran, di Gambut juga, namun sekarang di Tembikar saat membuka kran yang keluar hanya air mata, itu perbedaannya,” ujar Andi sebagai perantara, kuasa dan pendampingan dari Forum Masyarakat Peduli Air.

Di balik semua tuntutan ini, warga mengapresiasi langkah dari Komisi II DPRD Kalsel yang telah merespon dengan memberikan ruang kepada mereka menyampaikan aspirasinya.

Baca juga: Jajal LRT Salah Desain, Ini Respon Jokowi

Selebihnya di akhir RDP ini Direksi PTAM Intan Banjar mengaku menerima segala saran-saran yang disampaikan warga untuk bisa kemudian dikordikasikan lebih dalam lagi. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter: wanda
Editor: bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->