HEADLINE
Terobos Perkampungan Banjir HST, Pengungsi Tidur di Lokasi Terbuka Jalan ke Persawahan
KANALKALIMANTAN.COM, BARABAI – Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Banjarbaru menerobos wilayah perkampungan yang masih terisolir banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Selasa (30/11/2021) siang.
Relawan PMI Banjarbaru memberikan layanan kesehatan kepada para korban banjir yang masih belum bisa beraktivitas normal.
Di antara kampung yang sempat didatangi relawan PMI Banjarbaru Desa Jaranih, Kecamatan Pandawan, Bulau Luar, Kelurahan Barabai Utara dan Kamasan, Kelurahan Barabai Selatan, Kecamatan Barabai, HST.
Staf penanggulangan bencana PMI Banjarbaru, Aiman mengatakan, relawan PMI Banjarbaru bersama PMI HST melakukan pelayanan kesehatan di beberapa titik dari hasil data yang dilaporkan perlu kunjungan.

Baca juga : Pasca Dihantam Bambu Dinas PUPR Sarankan Jembatan Gantung Jangan Digunakan Dulu
“Langkah awal kami menentukan titik pelayanan setelah info masuk langsung kami eksekusi bersama untuk melakukan layanan kesehatan,” ujarnya.
Dituturkan Aiman, warga banyak mengeluhkan penyakit kulit dan kutu air, serta beberapa penyakit lainnya yang mereka derita.
Ditembahkannya, relawan kesulitan menuju titik layanan karena masih terkendala debit air, seperti di Desa Jaranih dan Desa Masiraan yang masih tergenang.
“Seperti di Desa Jaranih hingga siang tadi kita temui masih banyak warga yang mengungsi, karena debit air masih sepaha orang dewasa, kalau di Desa Masiraan malah lebih parah, hampir sepinggang,” ujarnya.
Baca juga : 70 Persen Warga Banjarbaru Tervaksin, Layanan Vaksinasi RSD Idaman Dimaksimalkan
Sehingga saat ini masih ada warga yang masih mengungsi di beberapa tempat, karena permukiman dan rumah mereka masih tergenang air.
Lebih jauh, kata Aiman bantuan segera datang ke Kabupaten HST dari PMI Provinsi Kalimantan Selatan seperti cleaning kit, kelambu dan family kit yang dalam beberapa hari ke depan.
Martanti, warga RT 01 Desa Jaranih terpaksa harus mengungsi di jalan setapak persawahan karena hanya itu kawasan titik tertinggi yang tidak digenangi air.
Martanti kepada Kanalkalimantan.com, mengaku sudah terkena penyakit kutu air akibat kaki selalu terendam air. Ia juga mengaku pusing kepala akibat dalam beberapa hari terakhir mereka tidur di tempat terbuka.
“Kami beberapa hari sudah tidur di sini,” ungkapnya.

Baca juga : Vaksin Dosis Pertama 136.855 Orang, Banjarbaru “Kejar 70 Persen” Dosis Kedua
Dikatakan Martanti di desanya air sudah surut jika dibanding saat banjir ada Senin (29/11/2021) saat air menerjang perkampungan mereka. Hanya saja mereka belum berniat kembali ke tempat tinggal karena rumah masih terendam.
“Di sini sudah menjadi langganan banjir dan paling terakhir surut,” akunya.
Dijelaskan Martanti, aliran sungai di Desa Jaranih sampai Desa Masiraan sudah terjadi pendangkalan dan pengikisan bagian pinggir sungai. Dia berharap ada langkah tepat dari pemerintah dalam penanganan banjir.
“Kalau dibiar begini saja, akan terus terulang kalau tidak dikeruk, rumah kami akan terus terendam,” pungkasnya.(kanalkalimantan.com/ibnu)
Reporter : ibnu
Editor : bie
-
HEADLINE2 hari yang laluFenomena Motor Brebet di Banjarmasin: Banyak Masuk Bengkel, Pertamax Malah Kosong
-
Kota Banjarbaru3 hari yang laluDriver Ojol Kena Dampak Brebet Diduga Usai Isi Pertalite, Hingga Beralih ke Pertamax
-
DPRD BANJARBARU2 hari yang laluPertalite Disebut Biang Masalah, Begini Respon Wakil Rakyat Banjarbaru
-
Kota Banjarmasin2 hari yang laluMembentuk Profesionalitas dan Integritas Pegawai Yayasan Al Umm Banjarmasin Gelar P3B
-
Kalimantan Selatan2 hari yang laluLazisMu Menggelar Rakernas 2025 di Banjarbaru
-
kriminal banjarbaru2 hari yang laluBerkeliaran Bawa Sajam, Lima Orang Ditahan Polsek Liang Anggang




