Connect with us

Kota Banjarbaru

Tak Ada Laporan Pelanggaran Kode Etik, Ketua PWI Kalsel: Bukan Berarti Tidak Ada Masalah

Diterbitkan

pada

Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie, saat menunjukkan tulisan yang menurutnya banyak typo dan membingungkan pembaca. Foto: ibnu  

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Hingga pertengahan November 2022, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Selatan (Kalsel) tidak satu pun menerima laporan pelanggaran kode etik.

Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie mengatakanm meski belum menerima laporan atau komplain dari masyarakat berkaitan produk maupun kerja jurnalis, bukan berarti tidak ada masalah.

“Alhamdulillah tidak ada komplain, tapi memang ada sedikit orang beruneg-uneg terkait pemberitaan, misal typo salah penyebutan nama, tempat, dan beberapa lainnya,” katanya.

Menurutnya, bisa saja laporan itu enggan disampaikan oleh orang yang merasa dirugikan akibat pemberitaan karena tidak ingin memperpanjang masalah.

 

 

Baca juga: Warung Jablai di LIK Liang Anggang Diberi Waktu 14 Hari, Pemilik Diminta Bongkar Sendiri

“Saya tidak bisa menyimpulkan dengan tidak adanya laporan wartawan di Kalsel kompetensinya sudah mumpuni, paling tidak apakah laporan itu orang malas melapor karena tidak ingin memperpanjang masalah,” ungkapnya.

Dirinya tidak berani menyimpulkan dengan tidak adanya laporan pemberitaan di Kalsel bebas dari masalah.

Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie, saat menunjukkan tulisan yang menurutnya banyak typo dan membingungkan pembaca. Foto: ibnu

“Tidak ada laporan bukan berarti, tidak ada masalah, malah dengan tidak adanya laporan, ada masalah menurut saya,” bebernya.

Dilanjutkannya, PWI Kalsel saat ini terus melakukan peningkatan kompetensi kepada para wartawan. Caranya, melakukan berbagai kegiatan berupa pelatihan materi tentang kode etik, pedoman penulisan ramah anak dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW).

“Dengan mengikuti UKW, paling tidak bisa meminimalisasi terjadinya sengketa pers,” jelasnya.

Baca juga: Penggunaan Kertas Dikurangi, Awal 2023 Pemko Banjarbaru Go Paperless!

Di sisi lain, Helmi juga mengatakan bahwa untuk menjadi seorang wartawan harus memiliki etika dan martabat.

Sebab, menurutnya, percuma seorang wartawan cerdas dalam berbicara maupun mengolah berita tetapi tidak memiliki etika.

“Wartawan harus beretika dan bermartabat. Buat apa cerdas kalau tidak beretika. Karena itu, pelatihan ini menciptakan sosok wartawan yang baik,” tandasnya. (Kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->