Connect with us

DPRD BANJARBARU

Tak Ada Anak Milenial Tertarik Pertanian, Ini Kata Wakil Rakyat Banjarbaru

Diterbitkan

pada

Windi Novianto, anggota DPRD Banjarbaru. Foto: Ibnu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Apakah benar tidak ada generasi milenial yang tertarik pada pertanian? Pertanyaan itu menjadi relevan di saat viral pernyataan seorang anggota dewan yang menyebut tidak ada generasi yang lahir pada rentang 1981-1996 alias kaum milenial yang tertarik pada sektor pertanian.

Bila pernyataan itu dianggap sebagai sebuah keprihatinan umum yang retorik dengan penggunaan gaya bahasa, maka pernyataan itu benar adanya.

Namun, bila pernyataan itu sebagai sebuah fakta, maka pernyataan itu kurang tepat, hal itu langsung dibantah pemuda Banjarbaru yang memberdayakan petani jagung di Tanah Laut, Windi Novianto mengatakan dari hasil pertanianlah yang mampu membawanya sampai sekarang.

“Dengan bergabungnya anak muda dalam bidang pertanian bisa meningkatkan produktifitas lebih tinggi,” katanya pria yang saat ini menggeluti usaha di bidang pertanian ini.

 

Sumedi, Ketua KTNA Banjarbaru. Foto: Ibnu

Baca juga : Lelang Busana NYFW Kolaborasi Dekranasda-Vivi Zubedi Ludes Terjual, Terkumpul Puluhan Juta Rupiah 

Diakuinya hingga saat ini masih banyak stigma masyarakat terutama kaum milenial dikarenakan menginginkan penghasilan lebih tinggi dan pertanian masih identik dengan kaum menengah ke bawah.

“Kita mengharapkan hasil pertanian itu lebih menguntungkan, bagi orang yang pernah terjun di dunia pertanian dan sudah merasakan hasilnya saya rasa (mereka) tetap di pertanian,” ungkap Windi.

Windi menilai saat ini sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja yang akan menjadi andalan di Kalsel. Komoditas padi, jagung dan jeruk merupakan sektor andalan Kalsel. Sehingga kedepannya kita selain fokus di sektor hulu agroindutri yaitu budidaya tanaman juga dapat memulai di sektor hilir agor industri yaitu pengolahan hasil panen.

Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Banjarbaru, Sumedi mengatakan, keanggotan KTNA sangat banyak petani milenial.

Baca juga  : Ditinggal Pemain Andalan, Tim Tenis Meja HSU Berhasil Raih 9 Perunggu Porprov XI Kalsel 

“Nanti kita akan beri pengertian analisa usaha tani bagaimana lahan 1 hektare mampu menghasil sekian juta,” katanya.

Diungkapkan Sumedi, jika kaum milenial tahu hitungan hasil tani mampu menghasilkan 10 juta perbulan.

“Kita akan usulkan pelatihan usaha tani kepada Pemko Banjarbaru, untuk tertarik di bidang pertanian. Kalau mereka (kaum milenial) tahu, mereka mampu menciptakan gajinya sendiri,” tandasnya.

Antusias para milenial untuk masuk dunia pertanian menjadi angin segar di tengah menurunnya proporsi orang-orang muda yang bekerja di dunia pertanian.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani per 2019 mencapai 33,4 juta orang. Adapun dari jumlah tersebut petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8 persen atau setara dengan 2,7 juta orang.

Baca juga : Dance Sport Antar Frem Raih Beasiswa Prestasi Universitas Ternama di Jakarta

Menyambung data tersebut pada tahun 2021 terdapat proporsi pemuda yang bekerja di pertanian sekitar 19,18 persen, sementara di bidang jasa 55,8 persen, serta dunia manufaktur 24,89 persen.

Di luar itu semua, Indonesia sebetulnya patut bersyukur telah hadir generasi milenial yang mampu menciptakan ekosistem pertanian menjadi lebih bergairah.

Selain itu ada juga inovasi milenial Indonesia yang berhasil membuat banyak terobosan dengan membangun startup marketplace untuk produk-produk pertanian.(Kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->