Connect with us

Kota Banjarbaru

Serpihan Kisah Perjuangan Panjang Menuju Terang di Sudut Kota Banjarbaru

Diterbitkan

pada

Rumah Misrah. Foto: ist

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Matahari mulai tinggi, disambut hembusan angin yang asri tanpa polusi, terlihat sebuah rumah kecil berdiri, konstruksinya terdiri dari sisa potongan-potongan kayu besi, sisi-sisinya berlapis papan kalsiboard bekas menutupi bagian yang berlubang. Di balik pintu rumah yang terbuka Misrah bersama kedua anak perempuannya menyambut kedatangan saya.

Saya dipersilahkan masuk dan duduk diantara dua kasur kapuk yang bergulung di sisi kanan dan sisi kiri, di hadapan saya ada satu lemari kayu di sudut kiri, bercampur susunan pakaian tanpa lemari, di sisi lainnya terpanjang juga TV tabung jadul dengan kondisi rusak.

Sementara di bagian dapur susunan kayu bakar bertumpuk, rumahnya begitu kecil untuk menampung sebanyak empat orang jiwa.

2007 Misrah melahirkan anak kedua, ia ditolong oleh bidan kampung. Misrah melakukan persalinan di rumahnya yang tanpa dialiri listrik menjelang senja. Ia tidak membayangkan jika waktu kelahiran anak keduanya itu pada malam hari, pasti sangat menyulitkan dengan pencahayaan yang seadanya.

Baca juga: Ikhtiar saat Kemarau El Nino, Salat Istisqa di Masjid Al Karomah Martapura

“Jika tepat malam hari, tidak kebayang bagaimana,” kata Misrah.

Di tengah keterbatasan, ketika anaknya itu berusia 3 tahun, Misrah memberanikan diri untuk meminta bantuan pemasangan listrik kepada tetangganya. Keadaan yang mengharuskan, karena ia ketika mempunyai anak kecil.

Pernah suatu ketika malam tiba gelap gulita ia memakai lampu teplok di dekat anaknya yang sedang tertidur, namun hampir saja lampu berbahan bakar minyak itu tumpah tersenggol kaki sang balita, untung saja bisa diselamatkan tidak sampai terbakar.

Singkat cerita, Misrah meminta sambungan listrik untuk kebutuhan rumah tangganya. dengan membayar sejumlah uang per bulan sebesar Rp50.000 demi secuil cahaya dari sebuah lampu.

Baca juga: Desa Krisis Air di Pesisir Kabupaten Banjar, Beli Air Jirigen Cukupi Hajat Harian

Sesudah tersambung setrum listrik dari rumah tetangga, ia mulai membeli rice cooker dan menanak nasi menggunakan peralatan listrik. Namun, karena arusnya sering terputus dan jeglek, belum lagi kabel listrik yang menghubungkan dari rumah tetangga itu selalu bermasalah, ia kembali harus mengalah memasak menggunakan kayu bakar.

Penderitaan Misrah semakin menjadi-jadi ketika sang tetangga datang ke rumahnya dan mengatakan tidak lagi dapat membantu untuk penyaluran listrik, sang tetangga khawatir jika kelebihan beban akan menimbulkan korsleting listrik yang lebih serius. Bahkan apesnya lagi jika pihak PLN melakukan razia, ia bisa didenda karena tindakan ilegal.

“Saya tidak bisa lagi memberi untuk sambungan listrik, karena banyak beban daya yang dikeluarkan di rumah,” Misrah menirukan perkataan tetangganya itu.

Belakangan ia kembali berusaha mencari tetangga lain yang bersedia memberikan sambungan listrik kepada keluarganya. Banyak tetangga yang didatangi dan diminta tolong, namun yang didapat hanyalah sebuah penolakan.

Baca juga: Kepala BNN: Berkembangnya Sektor Tambang Pengaruhi Penggunaan Narkoba

Misrah pasrah, ia beserta keluarga kecilnya hidup tanpa listrik bertahun-tahun. Jika malam tiba, terpaksa Mirsah kembali menggunakan lampu pelita.

Keseharian Misrah saban hari ia harus bangun lebih pagi, sebelum matahari menampakan cahayanya, bekal harus sudah jadi sebelum suami sebelum berangkat kerja.

“Sirajuddin suami saya bekerja sebagai buruh mendulang intan,” katanya.

Pendapatan Sirajuddin setiap bulan tidak seberapa, untuk makan harian saja tidak berkecukupan, apalagi jika harus untuk memasang sambungan listrik di rumah.

Baca juga: Harapkan Keselamatan Banua, Salat Istisqa Dilaksanakan di Masjid Al Karomah Martapura

Jika kelelahan, tidak jarang Misrah terlambat menyiapkan bekal untuk suaminya. Akibatnya ia dan anak kecilnya harus mengantarkan bekal itu ke area lokasi pendulangan intan.

Hingga akhirnya bak mimpi, tepat 17 Agustus 2023 Misrah mendapatkan pemasangan listrik baru. Listrik memasuki hidup Misrah tanpa biaya.

“Beruntungnya mama Isma (Misrah) dipasangkan listrik gratis. Sudah gampang kalau mau nonton TV di rumah dan keperluan yang membutuhkan arus listrik,” kata sang tetangga, Slamet (51).

Dengan penuh rasa syukur, Misrah merasa bahagia karena akhirnya memiliki pasokan listrik di rumahnya sendiri. Senyumnya merekah, sekarang Misrah dan keluarga bisa menikmati listrik sepenuhnya dari rumah sendiri, menanak nasi pakai rice cooker, anaknya dapat mengerjakan tugas dan belajar di rumah dengan penerangan yang layak setelah pulang sekolah.

Baca juga: Tiga Kebakaran dalam Semalam di Kota Seribu Sungai

Masih di Kecamatan Cempaka, lain Misrah, lain lagi cerita nenek Manun yang punya 9 orang anak. Di rumah kecil berukuran 4×4 meter beratap daun enau, ia hidup tanpa listrik lebih dari 28 tahun, saat suasana di sekitar rumahnya masih hutan belantara.

Kehidupannya sehari-hari selama bertahun-tahun itu tidak lepas dari kegiatan mencari kayu bakar dari siang hingga menjelang Magrib.

Kayu hasil mencari di hutan setiap hari itu selain digunakan untuk keperluan di rumah dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Penghasilannya tidak seberapa, kalau dihitung kurang lebih Rp10.000 per hari, membuatnya bimbang jika harus dipasang listrik di rumahnya walaupun gratis sekalipun.

Tepat pada 14 Agustus 2023, nenek Manun didatangi Eko ke rumah yang memberitahu akan ada pemasangan listrik tanpa dipungut biaya. Nenek Manun senang menerima bantuan itu, namun ada celetuk tetangga yang menggoyahkan pikirannya dan berkata “Emang kalau udah terpasang listrik sanggup bayar perbulannya?” kepada nenek Manun.

Baca juga: Masih Ada Anak Putus Sekolah di Banjarbaru, Terjadi dalam Empat Tahun Terakhir

Eko mengkonfirmasi untuk kedua kalinya kepada nenek Manun untuk kesediaannya menerima bantuan pemasangan listrik baru secara cuma-cuma tersebut. Dan nenek Manun pun menegaskan ia akan berusaha untuk mengumpulkan uang agar bisa membeli pulsa listrik kedepannya.

Hingga akhirnya tepat 17 agustus 2023 nenek Manun mendapatkan pemasangan listrik gratis dari PT PLN UP3IB Kalimantan.

Setelah nenek Manun mendapatkan pemasangan baru listrik secara gratis dari PLN, ia kurang paham menggunakan listrik itu, ia bertanya kepada Jazilah sang tetangga.

“Aku tidak mengerti, kok lampu mati,” kata Manun.

“Dasar wong desa,” kata Jazilah sambil terbahak.

“Mboh aku gak ngerti,” Manun sambil tertawa.

“Jika menyala warna merah artinya habis pulsanya minta isikan duit..duit..duit.”

“Bila tengah malam terdengar suara bunyi “tut..tut..tut.. jangan lari ya nek..itu pertanda minta isi,” lanjut Jazilah memberi tahu.

Misrah dan nenek Manun adalah beberapa di antara belasan masyarakat di Kelurahan Bangkal, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang belum lama tadi menerima bantuan pemasangan listrik baru gratis dari PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan, listrik perlahan merubah hidupnya menjadi lebih baik.

Baca juga: OC Kaligis Bacakan Pledoi Terdakwa Korupsi Mantan Bupati HST

PLN sebagai perusahaan penyedia layanan listrik beroperasi sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM termasuk melibatkan berbagai aspek seperti tarif listrik, investasi dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan, sehingga upaya ini selaras untuk mencapai target penyediaan listrik bagi masyarakat dan sebagainya.

Abdul Salam Nganro, General Manager PLN UIP3B Kalimantan menjelaskan penyaluran listrik secara gratis ini adalah bagian dari “Program Light Up the Dream” berawal dari niat mulia para pegawai PT PLN (Persero) untuk menghadirkan mimpi-mimpi masyarakat kurang mampu menjadi kenyataan, dengan menyediakan akses listrik gratis.

“Light Up the Dream menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Program Relawan Karyawan, yang bertujuan memperkokoh kontribusi sosial para pegawai PLN dalam masyarakat,” katanya.

Selama 2022, program Light Up the Dream telah menerangi kehidupan 2.415 keluarga di 110 lokasi di seluruh Indonesia. Terdata hingga Juli 2023, program ini berhasil menerangi 11.819 keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia, memberikan akses listrik tanpa henti.

Program ini juga memperkuat komitmen PLN dalam meningkatkan taraf elektrifikasi di Indonesia, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Di Banjarbaru, total 78 kepala keluarga di Kecamatan Cempaka merasakan nikmatnya bantuan pemasangan listrik baru gratis, dengan kapasitas 900 VA per rumah tangga. Mereka terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. (Kanalkalimantan.com/nh)

Reporter: Nh
Editor: rdy


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->