Connect with us

HEADLINE

Pilih Main di Level 2 Pilkada, Golkar Banjarmasin Masih ‘Syndrome’ Pasca Pileg?

Diterbitkan

pada

Ketua Golkar Banjarmasin Hj Ananda saat mendaftar di PDIP Banjarmasin Foto: fikri

BANJARMASIN, Langkah PDIP membuka pendaftaran bakal calon kepala daerah menjadi magnet bagi sejumlah kandidat, baik dari parpol maupun perseorangan, untuk mendaftar. Kuatnya daya tarik PDIP bahkan membut sejumlah elite parpol lain, tertarik untuk bisa menunggang ke pungung banteng. Termasuk Ketua DPD Partai Golkar Banjarmasin Hj Ananda, yang ikut mendaftar dengan mendatangi Sekretariat DPC PDIP Banjarmasin, di Jalan Kampung Melayu.

Namun, kedatangan Ananda yang mantan Ketua DPRD Banjarmasin ini bukan mendaftar untuk posisi bakal calon walikota. Tapi hanya untuk wakil walikota. Artinya, lebih memilih bertarung di level 2 dibandingkan level 1 dengan menduduki kursi kepala daerah.

Langkah Ananda yang cuma membidik wakil di PDIP ini cukup menarik. Pasalnya, dari jumlah perolehan kursi DPRD Banjarmasin hasil pemilu 2019 lalu, Golkar justru mampu meraih kursi lebih banyak.

Hail penetapan perolehan kursi hasil Pileg 2019 lalu, Partai Amanan Nasional (PAN) berhasil juara dengan meraih 9 kursi, Gerinda dan Golkar masing-masing 6 kursi, PDIP meraih 5 kursi bersama  Demokrat, PKB, dan PKS. Sedangkan PPP meraih 2 kursi, PBB dan Nasdem masing-masing 1 kursi.

Melihat hasil perolehan tersebut, harusnya posisi tawar Partai Golkar lebih tinggi dari PDIP. Dengan penggabungan jumlah kursi, koalisi beringin dn banteng sudah bisa mengusung paket calon Walikota dan Wakil Walikota sendiri.

Pertanyaannya, kenapa Golkar cuma membidik wakil saat mendaftar di PDIP. Ataukah partai ini menjadi kurang pede lantaran terkena syndrome pasca pemilu? Dimana pada pemilu ini, suara Golkar memang turun. Sehingga kursi Ketua DPRD Banjarmasin, yang sebelumnya diduki oleh Ananda pun harus terlepas. Kini, Ananda pun harus ikhlas turun tahta hanya menjadi wakil ketua.

Tentu, ada beberapa analisa yang bisa dipaparkan. Pertama, kemungkinan Golkar bukan hanya melirik PDIP sebagai mitra koalisi. Jika melihat hitungan posisi wakil ketua yang diinginkan Ananda, bisa jadi, ‘deal politic’ sebenarnya bukan terjadi antara Golkar dengan PDIP. Tapi antara Golkar dengan partai pemilik suara setara, atau pun yang lebih besar dari beringin. Bisa jadi, sudah ada main mata antara Golkar dengan Gerindra yang sama-sama memiliki 6 kursi, atau bahkan dengan PAN yang memimpin dengan 9 kursi.

Jika itu yang terjadi, ditambah sokongan koalisi dengan PDIP, tentunya Golkar mampu mencuri poin kemenangan dalam Pilkada 2019. Meski tentunya, harus ada kontrak politik dengan PDIP, karena dalam hal ini,– jika skenario tersebut yang terjadi, PDIP hanya menjadi partai penyokon tanpa mengusung calon.

Ini sangat tidak masuk akal, karena saat ini saja, PDIP mampu mendapatkan posisi Wakil Walikota yang dijabat oleh kadernya yakni Hermansyah.

Walhasil, jika bola ada ditangan PDIP, maka Ananda harus siap untuk dipasangkan dengan kandidat yang dipilih PDIP. Dimana saat ini, dari keterangan Fraksi PDIP DPRD Kota Banjarmasin yang menerima berkas pendaftaran Hj Ananda, Saut Nathan Samosir, hari terakhir 20 September kemarin, sudah ada empat calon yang menyerahkan berkas pendaftaran. Yaitu Muhaimin, Hermansyah, Fazlur Rahman. dan Hj Ananda sendiri. “Dari enam yang mengabil formulir, empat yang mengembalikan,” tukasnya.

Sebelumnya, dalam wawancara khusus dengan Kanalkalimantan.com beberapa waktu lalu, Ananda memang merasa lebih sreg jika ada di posisi wakil daripada sebagai walikota. Meskipun ia mengakui, hal tersebut belum menjadi keputusan partai. Jadi, bukan pada persolan syndrome pasca Pileg 2019 lalu. Dimana suara Golkar terkoreksi dari pemilu sebelumnya.

“Kalau pribadi sih, saya lebih memilih wakil saat ini. Sebab saya sangat menghargai proses, hidup itu kan berproses. Jadi dari anggota, lalu ketua komisi, ketua fraksi, sekarang jadi ketua dewan. Kan proses itu,” ungkapnya. Baca: Hj Ananda: Saya Sudah Mantab Maju di Pilkada 2020!

Sebelumnya, ia mengidamkan bisa berduet dengan anggota DPR RI Hasnuryadi Sulaiman. Ia mengatakan, internal Golkar memang mengharapkan duet tersebut bisa terwujud. Meskipun untuk mengusung kursi sendiri partai berlambang beringin ini masih kurang jatah 3 kursi. Sehingga, hitungan real di lapangan akan sulit diwujudkan jika tak ada kompromi dengan dengan partai lain.(fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->