Connect with us

Kesehatan

Penderita Asma 4,3 % Ada di Kabupaten Banjar, Tenaga Medis Dibekali Pelatihan

Diterbitkan

pada

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar-Projek Hope Indonesia gelar pelatihan bagi petugas medis untuk mengendalikan penyakit asma dan paru. Foto : rendy

MARTAPURA, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar-Projek Hope Indonesia gelar pelatihan bagi petugas medis untuk mengendalikan penyakit asma dan paru. Pelatihan di Hotel Q Dafam Syariah Banjarbaru, Rabu (18/7), bertujuan untuk memberikan penyegaran tentang informasi khususnya kepada para tenaga medis, terkait tata letak penyakit asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Sekadar diketahui saja, asma dan paru termasuk dalam 10 besar penyakit yang dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya.

Dikhawatirkan, bagi penderita asma apabila tidak melakukan pengobatan, maka akan menjadi manusia yang tidak produktif. Sekda mengharapkan peserta yang dilatih pada hari ini bisa menjadi doktor dan para medis yang bisa mengobati lebih baik lagi. Terutama bagi para penyuluh untuk dapat mengajak masyarakat yang menderita sakit asma dapat melakukan pengobatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Ikhwansah MKes menjelaskan, kegiatan ini adalah bentuk tindak lanjut dari kegiatan survei ke 10 Puskesmas di Kabupaten Banjar. Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 2013, penyakit asma nomor 3 yang menyebabkan kematian. “Sehingga teman-teman dari Projek Hope dan Kementrian Kesehatan sangat antusias dalam melakukan kegiatan penanganan ini,” katanya.

Dari data terakhir pada tahun 2016 dan 2017, penyakit asma di Kabupaten Banjar apabila dipersentasekan mencapai 15% yang mengidap penyakit asma.

“Kalau didiamkan dan kita abaikan permaslahan ini terutama asma ini akan menjadi penting. Sehingga kami sangat berterimakasih kepala Projek Hope dan Kementrian Kesehatan yang telah memberikan pelatihan untuk penyakit asma dan PPOK,” ucapnya.

Di lain pihak, Direktur Projek Hope Indonesia Susanti menjelaskan, asma adalah penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk. “Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua,” katanya.

Sedangkan peradangan paru berkembang dalam jangka waktu panjang, penyakit ini menghalangi aliran udara dari paru-paru akibat pembengkakan dan lendir atau dahak.

“Penderitanya jadi sulit bernapas. Sebagian besar pederita PPOK adalah orang-orang yang berusia paruh baya dan perokok. Penderita penyakit ini memiliki risiko untuk mengalami penyakit jantung dan kanker paru-paru,” beber Susanti.

“Besar harapan kedepan agar dapat bekerja sama dalam menangani penyakit asma terutama untuk Kabupaten Banjar agar dapat menunjukkan kepada kabupaten lain, bahwa penyakit asma apabila ditangani dengan baik akan menjadikan harapan besar bagi Kementrian Kesehatan nantinya,” ujarnya.

Sementara itu, Sekda Banjar H Nasrunsyah mengapresiasi dengan diadakannya pengendalian dan pelatian terhadap penyakit asma dan penyakit paru dengan pendekatan praktis kesehatan paru fasilitas di tingkat pertama.

Kegiatan ini untuk merealisasikan meningkatkan kesehatan yang merupakan salah satu prioritas pertama dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kabupaten Banjar yang ingi mencapai sejahtera dan barokah.

“Program kegiatan ini yang disupport Direktur Projek Hope dan Kementrian Kesehatan RI, karena ternyata masih banyak penderita asma di Indonesia terutama dari hasil kajian didapatkan 4,5 persen penderita ada di Kabupaten Banjar,” ujarnya. (rendy)

Reporter: Rendy
Editor: Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->