Connect with us

Kota Banjarmasin

Pantang Mengemis, Kakek Ahmad Jualan Buku di Jalanan

Diterbitkan

pada

Kakek Ahmad Radi, penjual buku Islam dan almanak jalanan. Foto : ammar

Kota Seribu Sungai memiliki jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Kalimantan Selatan, dari pejabat tinggi hingga orang pinggiran. Tak sedikit orang yang kurang mampu berada di kota Banjarmasin, di beberapa sudut jalan ada saja masyarakat kurang mampu menghiasi sudut ibu kota Kalsel tersebut.

Salah satunya adalah Ahmad Radi, warga Teluk Tiram Darat RT 19 ini, rela berdagang buku-buku Islam dan kalender, dengan dibantu oleh sebuah sepeda tua, kakek berusia 73 tahun ini menjajakan dagangan sudah 2 tahun terakhir.

Pertama berjualan keliling, kakek Ahmad berjualan di depan Mahligai, siring Sungai Martapura, namun beberapa kali diusir.

“Dulu saya berjualan apa saja seperti bensin, bekerja di pengisian galon dan apa saja asal halal, saya pernah juga diusir Satpol PP gara-gara Paman Birin ingin masuk mahligai,” ungkapnya.

Kehidupan kakek kelahiran 5 September 1945 ini, sangatlah menyedihkan dalam keluarga. Ia dicerai istri karena miskin, mereka mempunyai 12 orang anak yang menyebar entah kemana. Terakhir tahu keberadaan anak-anaknya, kakek Ahmad mengetahui anaknya berada di Palangkaraya, Banjarmasin dan Banjarbaru.

“Anak-anak saya tidak ada yang mengirimi saya apapun, namun ada saja menghubungi saya atau menengok sekilas ke rumah tanpa bertemu saya,” tuturnya.

Dia menganggap anak-anaknya berhak untuk mandiri setelah dewasa, tidak apa kalau tidak mengirimi uang atau makanan, yang penting mereka tahu bapaknya masih hidup.

Dalam berdagang buku dan almanak sehari-hari ia bisa mendapatkan uang sekitar Rp 25 ribu, itupun dipalak oleh preman. Adapun beberapa orang yang iba dan kasihan sehingga menyisihkan rezekinya untuk kakek Ahmad. “Saya sambil bersedekah saja kalau ada preman yang minta uang,” katanya.

Kakek Ahmad juga sangat anti dengan namanya menjadi pengemis, karena pengemis merupakan pekerjaan yang tidak memiliki berkah selagi bisa bergerak dan berusaha asalkan halal.

“Kalau saya meninggal di jalan tolong antarkan saya ke rumah jangan ke rumah sakit, sebab siapa yang akan membayarnya?”. Itulah tulisan di sebuah buku kecil yang berada di samping badan beliau. Apabila ada yang melihat beliau sudah meninggal dunia dipinggir jalan.

“Hidup ini cuma sementara, selagi kita beramal ibadah dan berbuat baik di setiap hari, kita akan mendapatkan kebahagian di akhirat dan saya sangat percaya akan itu,” ujarnya dengan senyum ramah. (ammar)

Reporter : Ammar
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->