Connect with us

Historia

Mohammad Hanafiah, Putra Banua Pertama yang Jadi Menteri pada Era Bung Karno

Diterbitkan

pada

Mohammad Hanafiah menjabat sebagai Menteri Agraria pada era Soekarno. Foto : net

Mohammad Hanafiah atau juga dikenal dengan sebutan Kiai Kacamata, merupakan putra banua kelahiran Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS) tanggal 17 Juni 1904.  Beliau adalah seseorang terpelajar pada masanya, sehingga kemudian diangkat menjadi Menteri Urusan Agraria di masa Kabinet Ali Sastroamidjojo pada tahun 1953-1955, di masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Pada Pemilu 1955, ia juga terpilih jadi Anggota DPR-RI dari Kalimantan Selatan mewakili Partai Nahdlatul Ulama (NU).

Setelah tamat dari Governement School di Kelua tahun 1915, Hanafiah muda meneruskan pendidikannya di OSVIA (Opleiding School Voor Indlansche Ambtenaren) atau Sekolah Pamong Khusus Bumiputera di Makassar selama 6 tahun. Pada tahun 1929, dia mendapatkan tugas belajar dari pemerintah Hindia Belanda di sebuah Akademi Pamong Praja Lanjutan yaitu Bestuurs Academie di Batavia hingga tahun 1931.

Di sela masa belajarnya, Hanafiah menikahi Hj Aluh Hamsyah tahun I922.  Dari perkawinan ini, mereka dikarunia sepuluh orang putera-puteri masing-masing H Abdurrasyid Hanafiah, H Abdul Gaffar Hanafiah, H Abdul Azis Hanafiah, H Abdullah Hanafiah, H Abdul Kariem Hanafiah, Drs HM Hasan Hanafiah, Drs HM Husin Hanafiah, Hj Noor Latifah Djadji Anta, H Abdul Latief Hanafiah, MSc, dan Hj Mastifah Azhari Nanung.

Karena obsesi beliau yang sangat besar untuk memajukan tanah Banjar, mulai awal tahun 1930 beliau sudah aktif membudidayakan karet dan merintis usaha-usaha rakyat seperti industry processing lateks karet dan mendirikan rumah asap rakyat pertama di Kalimantan Selatan dan terus mengembangkannya sampai 700an rumah asap rakyat di Kalimantan Selatan pada tahun 1934.

Atas usaha beliau, hingga tahun tersebut usaha budidaya tanaman karet rakyat di Kalimantan selatan telah mencapai 110.000 ha dengan produksi 60.000 ton yang sebagian besar diekspor ke luar negeri. Atas prestasi beliau tersebut, beliau terpilih menjadi anggota Plaatselijk Rubber Commissie (Komisi Karet Kabupaten) di Amuntai, kemudian Gewestelijk Rubber Commissie (Komisi Karet Propinsi) di Banjarmasin dan akhirnya di Central Rubber Commissie (Komisi Karet Pusat) di Jakarta. Komisi ini bekerja untuk mengatur dan meningkatkan produksi serta mutu karet rakyat. Jenis-jenis karet unggul di Kalimantan Selatan mulai disebar luaskan pada masyarakat saat beliau menjabat sebagai Direktur Yayasan Karet Rakyat tahun 1951.

Kiprah Hanafiah di dunia pemerintahan pusat maupun daerah terbilang begitu cemerlang.  Sebelum diangkat sebagai Menteri Urusan Agraria, dia sempat menjabat sebagai Residen Kalimantan Selatan di Banjarmasin (1950) dan Residen Sumatera Selatan di Palembang (1951).

Menteri yang pernah menerima Medali Groote Zilverens Ster dari Pemerintah Belanda pada tahun 1938 ini, juga pernah menjadi Pegawai Tinggi pada Kementerian Pertanian, merangkap Direktur Yayasan Karet Rakyat Pusat di Jakarta dan Pimpinan INIRO (Balai Penelitian dan Pemakaian Karet) di Bogor.

Dalam usia 77 tahun, H Mohammad Hanafiah wafat di Banjarmasin 9 Juli 1981 (7 Ramadhan 1401) dan dimakamkan di alkah keluarga di Sungai Malang Amuntai. (Abdullah/berbagai sumber)

 

Reporter : Abdullah/berbagai sumber
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->