Connect with us

HEADLINE

Modifikasi Cuaca di Kalsel Tak Berhasil, Ini Penyebabnya

Diterbitkan

pada

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana. Foto: wanda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Setelah melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam tiga hari pada bulan September yakni tanggal 23, 24, dan 28, Kalimantan Selatan masih belum juga dibasahi hujan.

Proses penyemaian garam ke awan untuk membuat hujan buatan demi mengurangi asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tak berhasil karena keberadaan awan masih minim ditemukan di langit Kalsel.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana mengatakan, fenomena alam El Nino menyebabkan langit Kalimantan tidak punya awan.

Baca juga: Paling Agung Akhlaknya, Habib Jindan: Dicaci Disakiti, Dibalas Nabi dengan Doa

“Untuk TMC itu sendiri harus melihat potensi awan yang menjadi salah satu faktor krusial untuk melakukan hujan buatan,” ucap Kadis LH Provinsi Kalsel.

Hanifah mengatakan, tim gabungan seperti Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga BRIN sudah sempat melakukan TMC pada bulan Juli 2023 lalu. Namun, upaya itu tak berhasil menghadirkan hujan di Kalsel.

“Kemarin pertama modifikasi cuaca pada bulan Juli oleh dari BRGM, hingga habis masa berlaku kontraknya pun pada saat itu potensi awal di Kalsel kecil,” ungkap dia.

Baca juga: Kualitas Udara di Banjarmasin Sangat Tidak Sehat

Saat ini, Hanifah mengakui, pihaknya hanya bisa menunggu terciptanya awan hingga terjadi hujan di langit Kalsel.

Selagi menunggu, DLH Kalsel kata dia memiliki tugas pembantuan untuk melakukan pembasahan di lahan gambut yang mudah terbakar hingga pada operasi cepat lahan gambut yang sudah terbakar.

“Jika lahan gambut itu belum terbakar kami punya tugas untuk membasahi agar tidak terbakar, dan ketika ada yang terbakar kami juga membasahinya lagi agar tidak semakin menjalar kebakarannya,” jelasnya.

Dirinya menyampaikan, selain pemerintah kesadaran masyarakat pun perlu dibangkitkan. Salah satunya pemilik lahan itu sendiri.

Baca juga: Peringatan Maulid Nabi di Majelis Guru Rasyid Ridha Gambut

“Kami berharap masyarakat yang memiliki lahan dengan skala luas, mereka harus bertanggung jawab, jangan hanya bisa membeli jangan hanya merasa memiliki tetapi tidak menjaga lahan,” tegas dia.

Karena kata dia, keterlibatan pihak instansi saja dalam bergerak mengurangi udara tidak sehat di Kalsel, juga memiliki kemampuan yang terbatas.

“Seperti wilayah tanah gambut saja kita memiliki lima wilayah KHG (Kesatuan Hidrologis Gambut), dan tentunya kemampuan kami sangat terbatas dengan pasukan dan personil yang ada,” pungkas Hanifa. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->