Connect with us

HEADLINE

194,35 Ton Gabah Rusak di Kabupaten Banjar, 38 Miliar ‘Hanyut’ Terbawa Banjir

Diterbitkan

pada

Gabah petani membusuk akibat terendam banjir di Kabupaten Banjar. Foto: wahyu

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Banjir besar yang melanda Provinsi Kalsel memukul perekonomian ribuan petani di Kabupaten Banjar. Para petani yang berada di 12 kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten Banjar mengalami kerugian sangat besar, baik material maupun moril.

Contoh saja, gabah (bulir padi yang sudah terlepas dari tangkai masih berkulit) milik petani di Kabupaten Banjar yang tidak bisa terselamatkan alias terendam mencapai 194,35 ton.

Juga ada 198 unit penggilingan padi yang tersebar di 12 kecamatan tercatat sebagai kerugian banjir.

Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Banjar Eddy Hasbi mengatakan, dari 20 kecamatan di Kabupaten Banjar, ada 12 kecamatan yang terdampak banjir. Yakni Kecamatan Astambul, Beruntung Baru, Cintapuri Darussalam, Gambut, Karang Intan, Kertak Hanyar, Martapura Barat, Martapura Timur, Mataraman, Pengaron, Sungai Pinang, dan Kecamatan Sungai Tabuk.

Kepala Dinas TPH Banjar Eddy Hasbi. Foto: wahyu

Petani korban banjir yang mendiami wilayah itu, rata-rata sudah pasca panen dan sebagai sentra-sentra lumbung padi di Kabupaten Banjar
“Untuk Kecamatan Astambul gabah yang terendam sebanyak 18,90 ton, ada penggilingan 20 buah, Beruntung Baru 3 ton, penggilingan sebanyak 27 buah.

Di Kecamatan Cinta Puri Darussalam tercatat 2,30 ton gabah rusak, penggilingan 5 buah. Lalu di Kecamatan Gambut gabah rusak 10 ton, penggilingan sebanyak 22 buah,” ungkap Eddy Hasbi ditemui Kanalkalimantan.com, Selasa (2/9/2021) siang.

Masih dari data yang dihimpun Dinas TPH Banjar, Eddy menyebut, gabah rusak akibat terendam di Kecamatan Karang Intan sebanyak 3 ton, penggilingan sebanyak 7 buah.

Kertak Hanyar gabah yang rusak sebanyak 44 ton, penggilingan sebanyak 22 buah. Di Kecamatan Martapura Barat gabah petani yang rusak 40,20 ton, penggilingan sebanyak 14 buah.

“Martapura Timur 5 ton, penggilingan 5 buah, Mataraman 10,70 ton, penggilingan 10 buah, Pengaron sebanyak 7 ton, penggilingan 10 buah, Sungai Pinang sebanyak 3,25 ton, penggilingan ada 3 buah. Lalu di Kecamatan Sungai Tabuk, gabah yang rusak terendam tercatat paling banyak yakni 47,00 ton dengan penggilingan 41 buah,” beber Eddy.

“Jadi total gabah rusak terdampak banjir sebanyak 194,35 ton, sedangkan jumlah penggilingan padi yang terdampak sebanyak 190 buah,” sebut Plt Kadis TPH Banjar.

Masih dari data kerugian pasca banjir, lahan petani terdampak banjir di 12 kecamatan, padi semaian kerugian sebanyak 45.177 kg/ 4.517 hektare puso karena terendam banjir. Padi tanam yang terendam tercatat 24.712, 5 Kg/989 hektare mengalami puso.

“Total taksiran kerugian dari mulai dari gabah rusak, penggilingan, alsintan, padi semaian, padi tanam yang puso akibat banjir ditaksir senilai Rp 38 miliar,” sebut Eddy Hasbi.

Gabah Busuk Terendam, Petani di Martapura Barat Kehilangan ‘Emas’ Simpanan Hasil Keringat

Penelusuran Kanalkalimantan.com, di sepanjang Jalan Martapura Lama, Kecamatan Martapura Barat, sepanjang aliran Sungai Martapura, kini petani korban banjir menghampar atau menjemur gabah mereka di sepanjang ruas jalan Martapura Lama. Jalan alternatif Martapura-Banjarmasin dipenuhi dengan gabah yang sedang dijemur warga, nyaris hampir menutupi akses jalan.

Aroma tidak sedap dihasilkan gabah dari bulir padi yang belum dikupas, akibat basah dan sebagian menusuk tercium sepanjang jalan.

Salmani, petani korban banjir di Desa Telok Selong, Kecamatan Martapura Barat, dirinya mengungkapkan hampir 12 karung gabah jenis Siam Mutiara mengalami basah dan membusuk.

Salmani mengatakan, untuk gabah yang sudah busuk tersebut tidak lagi mempunyai warna keemasan, warnanya berubah menjadi hitam. Dan kini hanya bisa digunakan untuk pakan hewan ternak.

Sementara Irhami, warga Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, saat ditemui Kanalkalimantan.com, sedang menjemur padi miliknya di atas jembatan, dirinya memilih menjemur gabah di atas jembatan dikarenakan rumahnya masih terendam air.

“Ya, terpaksa menjemur di sini, rumah masih terendam. Milik saya ada sekitar 25 karung yang terendam, sedangkan yang masih bisa diselamatkan hanya 4 karung,” bebernya.

Ya, Salmani dan Irhamni, dua dari sekian ribu petani padi di Kabupaten Banjar yang harus kehilangan gabah ‘emas’ simpanan hasil keringat kerja di sawah, tak bisa terselamatkan karena banjir besar yang kini menyisakan kerugian. (kanalkalimantan.com/wahyu)

 

Reporter : Wahyu
Editor : Bie

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->