Connect with us

HEADLINE

Tim Investigasi Independen BGN Periksa SPPG Tungkaran, Operasional Dihentikan

Diterbitkan

pada

Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Karimah Muhammad bersama jajaran datang ke SPPG Tungkaran Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Sabtu (11/10/2025). Foto: wanda

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Tungkaran Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, harus berhenti beroperasi sementara menunggu hasil pemeriksaan dari sejumlah pihak terkait, Sabtu (11/10/2025).

Pasca peristiwa keracunan massal yang terjadi pada 132 siswa, Kamis (9/10/2025) siang, karena menu Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dari Kepolisian, Dinas Kesehatan hingga Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan pemeriksaan.

Tim Investigasi Independen BGN dari pusat bertandang langsung ke dapur MBG yang berada di Desa Tungkaran, Sabtu (11/10/2025).

Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Karimah Muhammad menjelaskan bahwa pengujian sampel dari makanan hingga pengujian lingkungan sanitasi dan kehigienisan akan dilaporkan ke pusat untuk bisa menentukan nasib dapur MBG ini bersalah atau tidak.

Baca juga: Sajian Dapur MBG Tungkaran Terindikasi Mengandung Nitrit alias Basi

“Kami harus mencari tahu penyebabnya itu apa dan itu buktinya dimiliki oleh Dinkes dan polisi maka kami nanti akan peroleh nanti malam dan itu akan dibuat laporan yang akan dirilis ke media,” ujar Karimah Muhammad saat diwawancarai awak media.

Karimah mengatakan bahwa segala dugaan akan masuk laporan investigasi yang harus ditulis hitam di atas putih.

Mereka harus betul-betul memastikan, apakah memang kandungan nitrat yang diduga ada di dalam
menu MBG pada hari itu benar-benar masuk di angka yang masih bisa ditoleransi.

“Kami harus tahu angkanya berapa, di sampel yang mana dan apakah betul angka itu berbahaya. Karena zat berbahaya, itu belum tentu berbahaya kalau keadaannya di bawah syarat yang masih batas aman. Jadi itu yang kami masih tunggu,” jelasnya.

Baca juga: Uji Sampel Air dan Lingkungan SPPG Tungkaran Pasca Keracunan MBG

Apabila laporan sudah dibuat katanya nanti akan ketahuan salahnya di mana, dan hasilnya juga yang akan menentukan apakah SPPG Tungkaran harus ditutup total atau bisa dibuka kembali setelah melakukan pemenuhan persyaratan.

“Nanti akan ketahuan salahnya di mana dan dosanta berapa besar. Itu yang akan menentukan akan ditutup atau dibuka lagi setelah memenuhi semua persyaratan,” imbuh dia.

Meski demikian dari hasil survei sementara, seperti mengenai persyaratannya, SPPG Tungkaran tercatat belum memiliki Sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS).

Menurut pantauannya di lapangan, rencananya memang pada hari Sabtu ini akaj dilakukan pelatihan namun karena ada peristiwa keracunan masal ini maka pelatihan tertunda.

Baca juga: Kuasa Hukum Tak Puas Klarifikasi TNI AL Terkait Pemindahan Jumran ke Lapas Balikpapan

“Seperti SLSH itu berlaku untuk seluruh pembukaan SPPG yang baru. Namun SPPG yang telah beroperasi tetapi belum memenuhi syarat SPSH maka bisa untuk diminta untuk memenuhinya. Kalau investor bisa memenuhi syarat, boleh buka,” jelasnya.

Sedangkan untuk sanitasi pihaknya masih melalukan pemeriksaan apakah semua instalasinya sesuai dengan petunjuk teknis (Juknis).

Masih dijelaskan Karimah, apabila SPPG bersangkutan ditutup atau berhenti beroperasi sementara, pihaknya pun menyiapkan alternatif SPPG lain yang sanggup untuk memenuhi suplai makanan di siswa sekolah yang terdampak.

“Kalau SPPG di sekitarnya sanggup memenuhi, misalnya dia belum mencapai maksimum untuk disuplai, maka disuplai. Tapi kalau tidak ya seluruh sekolah berhenti. Jadi kami beritahukan ke sekolah, karena ada kasus maka harus perbaikan dulu untuk sementara. Nanti kalau kami diberikan izin lagi, maka akan kembali melayani,” pungkas Karimah.

Baca juga: SPPG Tungkaran Diperiksa Pasca Keracunan MBG, Ini Catatan Dandim Banjar

Dandim 1006 Banjar Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya menyebutkan total ada 132 pasien yang tercatat mengalami gejala keracunan di RSUD Ratu Zalecha Martapura.

“Yang sudah kembali dan dinyatakan sudah memgaik itu ada 122 orang dan sisa 10 orang yang masih dalam proses rawat inap,” sebut Dandim 1006 Banjar Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya di SPPG, Sabtu (11/10/2025).

Dari 10 orang yang masih menjalani perawatan intensif di unit rawat inap rumah sakit, Bambang menyatakan kondisi pasien didapati tetap stabil.

“Secara umum kondisi pasien ini tidak ada yang terlalu dalam kondisi gawat, namun tetap dalam pengawasan kita bersama,” jelasnya.

Ia mengatakan dari Tim Investigasi Independen BGN yang datang langsung ke Kabupaten Banjar maka pemeriksaan yang dilakukan memerlukan proses dan waktu.

“Saya berharap semua bisa bersabar memberikan kesempatan kepada tim untuk bekerja, sehingag kita bisa mendapatkan informasi yang akurat dan benar terkait permasalahan yang terjadi di Kabupaten Banjar ini,” tutup Dandim. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter: wanda
Editor: bie


iklan

Komentar

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca