Kalimantan Selatan
Sajian Dapur MBG Tungkaran Terindikasi Mengandung Nitrit alias Basi
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dr Diaduddin mengatakan bahwa keracunan terjadi karena makanan yang dikonsumsi terindikasi basi. Indikasi itu terlihat dari hasil laboratorium yang diperiksa oleh Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Kabupaten Banjar dari dua sampel yaitu nasi kuning dan sayur positif mengandung nitrit (bahasa awamnya basi).
“Sepengetahuan dari yang datang ke rumah sakit kemarin, pasien masih bisa dikatakan dalam kategori ringan sampai sedang,” ujarnya dikonfirmasi kanalkalimantan, Sabtu (11/10/2025) siang.
Sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar terus melakukan penelusuran terkait dugaan kasus keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami ratusan pelajar di Martapura. Setelah sebelumnya mengambil sampel makanan, tim kesehatan kini berfokus pada pemeriksaan lingkungan dapur tempat pengolahan makanan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar, dr Widaya Wiri Utami mengatakan, pemeriksaan ke dapur MBG Tungkaran bertujuan memastikan kondisi dapur serta proses pengolahan makanan yang disajikan kepada para penerima manfaat.
Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia dari Kaca Mata Praktisi
“Kami lebih fokus melihat kondisi dapurnya. Untuk sampel makanan, kemarin sudah kami ambil dan sedang dalam proses uji laboratorium,” ujarnya.
Menurut dr Widaya, pemeriksaan laboratorium tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Ada 507 indikator pemeriksaan yang digunakan untuk memastikan hasil uji benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Proses ini memerlukan ketelitian tinggi dari para petugas laboratorium.
“Banyak parameter yang kami uji, dan pemeriksaan lanjutan masih akan dilakukan satu hingga dua hari ke depan,” tambahnya.
Meski hasil sementara belum bisa disampaikan, pihak Dinkes memastikan laporan resmi akan diumumkan segera setelah semua proses selesai.
Baca juga: KH Maman Imanulhaq Bawa Mahasiswa Kunjungi PCNU Kabupaten Banjar
“Kemungkinan Senin hasilnya sudah keluar. Harapannya, hasil tersebut bisa menjadi bahan evaluasi bersama agar kejadian serupa tidak terulang,” tutupnya.
Sementara itu, salah satu Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang enggan disebut namanya menjelaskan saat dikonfirmasi kanal kalimantan Sabtu (11/10/2025) pagi bahwa setiap dapur MBG menyimpan “golden sampel” sebagai bagian dari prosedur keamanan pangan.
“Golden sampel adalah makanan yang disimpan untuk keperluan pemeriksaan apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Nantinya, sampel tersebut akan disesuaikan dengan hasil uji laboratorium,” jelasnya.
Ia menambahkan, penyimpanan golden sampel dilakukan agar pihak terkait dapat menelusuri sumber masalah dengan lebih akurat apabila muncul kasus dugaan keracunan atau gangguan kesehatan setelah konsumsi makanan program MBG seperti terjadi sekarang ini. (Kanalkalimantan.com/ahmad mursyidi)
Reporter: ahmadmursyidi
Editor: bie
-
HEADLINE2 hari yang laluFenomena Motor Brebet di Banjarmasin: Banyak Masuk Bengkel, Pertamax Malah Kosong
-
Kota Banjarbaru3 hari yang laluDriver Ojol Kena Dampak Brebet Diduga Usai Isi Pertalite, Hingga Beralih ke Pertamax
-
Kota Banjarmasin2 hari yang laluMembentuk Profesionalitas dan Integritas Pegawai Yayasan Al Umm Banjarmasin Gelar P3B
-
DPRD BANJARBARU2 hari yang laluPertalite Disebut Biang Masalah, Begini Respon Wakil Rakyat Banjarbaru
-
Kalimantan Selatan2 hari yang laluLazisMu Menggelar Rakernas 2025 di Banjarbaru
-
kriminal banjarbaru2 hari yang laluBerkeliaran Bawa Sajam, Lima Orang Ditahan Polsek Liang Anggang



