Connect with us

Kota Banjarmasin

Tekan Penyimpangan LPG, Pemko Banjarmasin Akan Gandeng MUI

Diterbitkan

pada

Kelangkaan elpiji masih terus terjadi di Kalsel Foto : net

BANJARMASIN, Berbagai cara dilakukan untuk menghindari terjadinya kelangkaan elpiji 3 kg di Kalsel. Salah satu cara, dilakukan oleh Pemko Banjarmasin dengan menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI). Harapannya agar MUI dapat menerbitkan fatwa terkait penggunaan gas melon tersebut agar tepat sasaran.

Asisten II Bidang Perekonomian Setdako Banjarmasin, Doyo Pudjadi mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menggandeng MUI untuk menerbitkan fatwa terkait masalah tersebut. Harapannya agar gas bersubsidi tersebut tidak diperdagangkan sesuka hati hingga harganya melonjak tinggi. Sebagaimana diketahui, akibat kelangkaan ini harga elpiji di Banjarmasin bisa mencapai hingga Rp 40 ribu.

“Dalam waktu dekat, pokoknya kami gandeng MUI untuk membuat fatwa ini agar dapat mengupayakan berkurangnya penyalahgunaan LPG yang harusnya tepat sasaran,” ucap Doyo Pudjadi, Rabu (6/2).

Dilansir Kumparan.com dan Banjarhits.id, fatwa pelarangan menimbun elpiji ini guna menekan penyalahgunaan di tingkat pengecer dan pangkalan. “Masyarakat Banjarmasin ini kan dikenal taat agama, mesti kalau sudah dibuat ini fatwa dapat membuat pengurangan yang signifikan terhadap perilaku menyimpang yang menyebabkan kelangkaan gas atau melonjaknya harga,” katanya.

Menurut Doyo, fatwa MUI ini sebagai upaya mecari cantolan hukum ke para penimbun elpiji yang menyebabkan melonjaknya harga. Selain Fatwa MUI, pemerintah kota membuat spanduk bertuliskan larangan menghimpun dan menimbun elpiji untuk pengecer maupun pangkalan.

“Elpiji bukan barang yang diperjual belikan karena sudah ada sasarannya, jadi kedepan pangkalan tidak boleh menjual ke pengecer dalam jumlah yang banyak karena ada batasan satu KK itu hanya 4 tabung boleh beli dalam sebulan,” terangnya.

Kelangkaan elpiji 3 kg terus berulang terjadi di Kalsel. Kondisi ini jelas menyengsarakan masyarakat yang mengandalkan untuk keperluan sehari-hari maupun bisnis skala kecil. Betapa tidak, harga 1 tabung elpiji saat langka seperti sekarang bisa mencapai Rp 37 ribu. Dan pemerintah, kerap menjawab problem tersebut dengan ‘obat murah’ berupa operasi pasar yang berlaku temporer. Sementara problem mendasar dari masalah yang terus berulang ini tak diselesaikan permanen.

Hari ini, sejenak warga di sejumlah wilayah Banjarbaru bisa tersenyum. Operasi pasar digelar untuk mengantisipasi kelangkaan gas elpiji 3 kg dilakukan di Kelurahan Mentaos. Harganya, sangat mura Rp 17.500.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru Abdul Basid mengatakan bahwa operasi pasar akan dilakukan disejumlah kelurahan di Banjarbaru. “Hampir semua kelurahan dilaksanakan operasi pasar oleh pihak agen. Hanya waktunya saja yang tidak sama,” katanya.

Operasi pasar ini dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi kelangkaan gas elpiji dan menekan harga gas melon yang mahal. Mengingat gas elpiji tiga kilogram itu merupakan program pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu. Sehingga diharapkan penyalurannya tepat sasaran.

Tak hanya di Banjarbaru, operasi pasar serupa juga dilakukan di Kelurahan Kelayan Selatan, Banjarmasin. Ratusan warga berebut tabung ‘melon’ 3 Kg dalam operasi pasar yang digelar di halaman kantor kelurahan. Mereka yang tidak kebagian kupon terpaksa menunggu di halaman kantor hingga pukul 12.00 Wita.

Kupon diperoleh dari RT setempat. Setiap RT di Kelurahan Kelayan Selatan hanya dibagikan 9-10 kupon. Dalam operasi pasar, PT Pertamina hanya menjual 280 tabung di tiap kelurahan. Jumlah tersebut menyesuaikan dengan pasokan setiap pangkalan, yang hanya mendapat 280 tabung setiap kali pengiriman.(mario/kum)

Reporter : Mario
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->