Connect with us

Ekonomi

Sawit Kalsel Berumur 20-30 Tahun, Mentan SYL Minta Tata Kelola Sawit Berkelanjutan

Diterbitkan

pada

Akselerasi program peremajaan sawit hingga program hilirisasi untuk meningkatkan produksi sawit menjadi target Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Foto; dok.kanalkalimantan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Perbaikan tata kelola kelapa sawit secara berkelanjutan, melakukan akselerasi program peremajaan sawit hingga program hilirisasi untuk meningkatkan produksi sawit menjadi target Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

Hal itu diutarakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memimpin rapat koordinasi kelapa sawit se Kalsel, Rabu (23/8/2023) malam. SYL datang bersama Dirjen Perkebunan dan Dirjen Hultikoltura serta pejabat Kementan RI lainnya.

Mentan SYL berbicara terkait perbaikan tata kelola kelapa sawit secara berkelanjutan, yaitu dengan mengajak pelaku perkebunan sawit untuk melakukan akselerasi rogram peremajaan sawit, hingga program hilirisasi untuk meningkatkan produksi sawit.

Salah satu yang menjadi kesepakatan dalam rakor yaitu bahwa replanting sawit di Kalsel tahun 2023 akan mencapai 10.000 hektare.

Baca juga: “KITA KADA LULUS”

“Kita harapkan implementasi adanya re-planting, sawit kita rata-rata umur 20-30 tahun, produksinya menurun dan itu harus segera disanggah,” kata Mentan RI saat memimpin rapat di Hotel Galaxy Banjarmasin.

Selain itu, SYN juga mendorong petani sawit untuk melakukan pola tanam tumpang sawit dengan komoditi lain. Hal itu bertujuan untuk menunjang pendapatan petani kelapa sawit.

“Tanaman sisipan seperti jagung atau semacam umbi-umbian dan kacang-kacangan agar petani juga bisa hidup, sambil menunggu 2,5 tahun sawit itu berbuah,” ujarnya.

Yang terpenting menurutnya, semua pihak yang terkait seperti petani, pemerintah, maupun pengusaha sawit harus sama-sama bekerja sama dan berkomitmen terutama terhadap peningkatan produktivitas kelapa sawit.

Baca juga: Gotong Royong Bersih Desa Tumbang Mangkutup

Mentan SYN juga menyebut wilayah Kalsel sebagai salah wilayah strategis perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia (RI) Syahrul Yasin Limpo yang berhadir pada Rapat Koordinasi Kelapa Sawit Se Kalimantan Selatan di Hotel Galaxy Banjarmasin, Selasa (22/8/2023) malam. Foto: rizki

Dari data Kementan RI, luas areal perkebunan kelapa sawit di Kalsel menyumbang 3,1 persen dari total luas areal perkebunan sawit di Indonesia, kemudian 2,6 persen dari total produksi kelapa sawit di Indonesia.

“Kalsel punya potensi yang sangat serius dan sangat mumpuni untuk bisa diupayakan secara maksimal,” ujarnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Roy Rizali Anwar mengatakan data statistik tahun 2022, luas lahan perkebunan kelapa sawit yang ada di Kalsel mencapai 443.802 hektare.

Baca juga: Karhutla di Guntung Damar Dipadamkan Siang Hari, Malam Nyala Kembali

Luas itu dikelola oleh 89 perusahaan perkebunan swasta maupun milik negara, sedangkan sekitar 24 persen diusahakan oleh perkebunan rakyat dengan luas mencapai 107.582 hektare.

“46 pabrik kelapa sawit yang ada di Kalsel menghasilkan 6,3 juta ton tandan buah segar (TBS) setiap tahunnya,” ungkap Roy Rizali.

Kemudian Roy mengatakan 62 perusahaan atau sekitar 70 persen dari jumlah 89 perusahaan kelapa sawit yang ada di Kalsel telah berhasil didaftarkan pihaknya dan telah terdat di Sistem Informasi Perkebunan Kelapa Sawit (Siperibun).

Baca juga: Penurunan Kualitas Udara di Ibu Kota Kalsel, dari Baik ke Level Sedang

Selain itu, Pemprov Kalsel juga disebut terus berupaya untuk meminimalisasi kasus sengketa lahan perkebunan kelapa sawit yang ada di Kalsel.

“Kita juga berupaya meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati, mencegah kebakaran hutan dan lahan, serta menurunkan emisi gas rumah kaca,” pungkasnya. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter : rizki
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->