Connect with us

INTERVIEW

Rhoma Irama Soal Soneta, Lagu Berkesan, hingga Gitar Kesayangan

Diterbitkan

pada

Pedangdut Rhoma Irama Foto: Suara.com/Alfian Winanto

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Raja dangdut Rhoma Irama merayakan peringatan 50 tahun berkarier bersama grup Soneta di industri musik Tanah Air pada 11 Desember 2020. Di tanggal itu pula, dia berusia 74 tahun.

Karena itu, Rhoma Irama pun merilis Box Set yang merupakan kumpulan dari CD lagu, vinyl, hingga poster dirinya dan Soneta.

Kemudian, dari puluhan lagu yang telah ditelurkannya itu, ada juga lagu-lagu yang berkesan mendalam bagi Raja Dangdut ini.

Lebih lanjut, berikut interview Suara.com dengan Rhoma Irama beberapa waktu lalu mengenai perjalanan kariernya selama setengah abad di dunia musik.

Lagu-lagu bang Haji dan Soneta kebanyakan membawa unsur religi sosial, seperti itu latar belakangnya apa sih?
Ada seorang rektor dari Tokyo University tanya lagu saya kenapa memuat lagu sosial dan religi, di situ keluar statemnet yang jadi moto saya: Musik nggak cuma buat senang-senang, tapi tanggung jawab kepada Allah. Power of music bisa mengubah karakter, kelakuan manusia, jadi ada tanggung jawab kepada Allah dan manusia.

Dari puluhan lagu, ada lagu yang paling berkesan?
Lagu yang berkesan yang bergejolak di masayrakat, ada lima. Pertama lagu Lailahaillallah, itu dulu sampai diklarifikasi sama MUI. Yang kedua Rupiah, tahun 74, itu dimasalahkan oleh Menteri Penerangan saat itu.

Terus ketiga lagu Indonesia, yang syairnya yang kaya makin kaya yang miskin makin miskon, itu bermasalah sampai saya diklarifikasi ke pihak berwajib. Keempat Judi, karena proses persiapan lagu ini cukup lama, karena saya observasi gimana judi itu.

Terakhir Begadang, saya nggak duga lagu ini bakal meledak dimana-mana, sampai banyak dinyanyikan di negara-negara lain, India, Cina. Itu kira-kira.

Sudah 50 tahun berkarier dan usia sudah menua, sempat berpikir buat bubar?
Tidak pernah ingin bubarkan Soneta tidak ada, apapun dinamika, tidak pernah mau bubarkan Soneta. Bahwa saya pernah resah dalam bermusik iya. Bahwa ketika saya main musik, film, di sana banyak sekali gangguan keimanan, kepada Allah SWT sampai tariqusalah. Kenapa seniman harus tinggalkan salat, mabuk, ini sempat resahkan saya.

Cara lepas dari gangguan keimanan itu gimana?
Saat itu saya berdoa, seandainya musik ini melebarkan ke neraka, maka hancurkanlah. Tapi kalau bisa membawa ke keridoan mu, tolong bimbing. Tapi itu sebelum 13 Oktober 1973, sebelum saya deklarasi Soneta Sound of Moslem. Kalau jadi bermaksiat, sampai sini saja ya Allah. Tapi tidak pernah berpikir bahwa kapan saya mau bubarin Soneta.

Perjuangan membangun Soneta cukup berat yah?
Iya. Soneta, salah satu dinamika bahwa kami pernah jadi grup musik yang dicekal, muncul di TV 11 tahun, kemudian dipersulit live concert, pentas-pentas musik. Kemudian pernah juga dilempari batu ketika misalnya saya mengucapkan assalamualaikum pertama kali di pentas musik, itu di Ancol.
Saat itu nggak ada assalamualaikum diucapkan di pentas musik. ketika saya ucapkan salam, hujan sandal, keluar caci maki, dilemparin batu ketika terjadi konfrontasi rocker dan dangdut.

50 Tahun, personel Soneta sudah regenerasi beberapa kali, banyak yang sudah meninggal, gimana cara mengenang mereka?
Salah satu cara saya tidak melupakan mereka, tetep memberikan fee setiap penampilan mereka. Setiap aktivitas Soneta kalau ada fee, selalu kami bagikan kepada kerabat orang-orang yang sudah meninggal, janda-jandanya.

Bahkan janda yang sudah meninggal kita berikan ke ahli waris. Bagaimana mengikat keluarga ini dan tidak melupakan.

Kalau gitar memang sebelum ada Soneta, saya bergitar dan bernyanyi. ketika bikin band Soneta, saya memang pegang gitar. favorit saya fender stacocaster, semua band kalau nggak fender ya gibson. Tapi ada juga gitar-gitar (kesukaan) yang nggak populer seperti fender telecaster, rickenbacker, dan sampai saat ini pakai steinberger gitar headless.

Kesayangan banget steinberger berarti?
Itu ketika pertama liat steinberger di etalase Hongkong, saya liat steinberger digantung kok nggak ada kepalanya, asik juga, saya tongkrongin, saya minta dan beli nggak di kasih, katanya ini sample belum diedarkan, sampai 3 hari saya datangin, akhirnya dia kena, karena ada majalah bilang Rhoma Irama south of superstar, Asia Week, akhirnya dikasih, saat itu dikasih black steinberger.

Memandang musik dangdut saat ini gimana?
Munculnya generasi muda sangat menggembirakan saya, secara kualitas mereka keren-keren, teknik vokalnya bagus, stage act bagus, semuanya bagus. Tentunya ini sangat menggembirakan karena akan seperti apa musik dangsut ke depan ini sangat tergantung pada generasi muda.

The Next Raja Dangdut?
Kalau merencanakan regenerasi, barangkali saya ingin Ridho berkiprah di kancah musik dangdut, iya. Tapi Ridho mengganti secara komperhensif, saya belum liat potensi itu. Tapi saya berharap Ridho bisa memperjuangkan eksisnya dangdut dengan karakternya sendiri.

Ada Impian yang belum tercapai?
Mimpi yang belum tercapai saya ingin mati husnul khotimah, bisa berbuat baik sebanyak-banyaknya aja.
(suara)

Editor: cell

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->